Bagian 15

2.7K 550 35
                                    

Profesor Sprout menunjukkan tanaman paling jelek yang pernah aku lihat. Tanaman itu lebih mirip siput raksasa hitam yang mencuat tegak dari tanah. Masing-masing menggeliat pelan dan memiliki beberapa benjolan berkilap yang tampaknya berisi cairan.

"Bubotuber," Profesor Sprout memberitahu kami. "Mereka perlu dipencet. Kalian harus mengumpulkan nanahnya..."

"Apanya?" tanya Seamus jijik.

"Nanah, Finnigan, nanah," kata Profesor Sprout kesal, "dan nanah ini berharga sekali, jadi jangan sampai tercecer. Kumpulkan dalam botol ini. Pakai sarung tangan kulit naga kalian. Nanah bubotuber bisa berdampak aneh-aneh pada kulit kalau tidak dicairkan dulu."

Memencet bubotuber menjijikkan, tapi anehnya juga memuaskan. Setiap kali benjolan dipencet, cairan kental hijau-kekuningan memancar keluar, baunya mirip bensin. Aku menampungnya di botol, seperti yang diperintahkan Profesor Sprout, dan pada akhir pelajaran, berhasil mengumpulkan beberapa liter.

"Ini akan membuat Madam Pomfrey senang," kata Profesor Sprout, menutup botol terakhir dengan gabus. "Ini obat sangat mujarab untuk jerawat yang paling bandel. Anak-anak tak perlu lagi cari cara nekat menghilangkan jerawat."

"Seperti si Eloise Midgen," bisik Hannah Abbott, anak Hufflepuff. "Kasihan, dia mencoba menyihir lenyap jerawatnya."

"Anak bodoh," kata Profesor Sprout, menggelengkan kepala. "Untung Madam Pomfrey berhasil menempelkan kembali hidungnya."

Dentang bel keras bergaung dari kastil menyeberangi tanah basah, menandai akhir pelajaran, dan anak-anak kedua asrama berpisah. Anak-anak Hufflepuff menaiki tangga batu untuk ikut Transfigurasi, dan kami anak-anak Gryffindor menuju ke arah lain, menuruni padang rumput landai menuju pondok kecil Hagrid, di tepi Hutan Terlarang.

Hagrid berdiri di depan pondok kayunya, satu tangannya memegangi ban leher anjing pemburu babi hutannya yang besar, Fang.

Ada beberapa peti kayu terbuka di tanah di dekat kakinya, dan Fang merengek serta menarik ban lehernya, rupanya ingin menyelidiki isi peti itu lebih dekat. Saat aku semakin dekat bunyi derak aneh terdengar, diselingi letupan-letupan kecil.

"Pagi!" sapa Hagrid, nyengir kepada aku, Harry, Ron, dan Hermione. "Sebaiknya tunggu anak-anak Slytherin, mereka pasti tak mau ketinggalan ini—Skrewt Ujung-Meletup!"

Aku berdecak malas. Kenapa harus di gabung dengan para ular itu?

"Apa?" tanya Ron. Hagrid menunjuk ke peti-peti.

"Iiih!" jerit Lavender Brown, melompat mundur.

"Iiih" tepat untuk mengomentari Skrewt Ujung-Meletup menurut pendapatku. Mereka seperti lobster cacat, tanpa kulit, pucat menjijikkan dan berlendir, dengan kaki-kaki mencuat di tempat-tempat ganjil, dan tak tampak ada kepalanya. Setiap peti berisi kira-kira seratus, masing-masing sepanjang lima belas senti, saling merayap di atas tubuh temannya, menabrak keempat dinding peti. Baunya menusuk seperti ikan busuk. Sekali-sekali, bunga api memercik dari ujung seekor Skrewt, dan dengan punyi phut pelan, binatang ini akan terdorong ke depan beberapa senti.

"Baru saja menetas," kata Hagrid bangga, "jadi kalian akan bisa besarkan mereka sendiri! Kita bikin proyek kecil!"

"Dan kenapa kita mau membesarkan mereka?" tanya suara dingin.

Anak-anak Slytherin sudah tiba. Yang bertanya adalah Draco Malfoy. Crabbe dan Goyle terkekeh mendukung.

Hagrid tampak bingung mendapat pertanyaan begitu.

"Maksudku, apa kegunaan mereka?" tanya Malfoy. "Untuk apa mereka?"

Hagrid membuka mulutnya, berpikir keras selama beberapa detik, kemudian berkata kasar, "Itu untuk pelajaran berikutnya, Malfoy. Kalian cuma beri makan mereka hari ini. Kalian perlu coba beberapa makanan berbeda—aku belum pernah punya Skrewt, jadi tak tahu mereka suka apa... aku sudah siapkan telur semut dan hati kodok dan potongan-potongan ular rumput—coba saja dulu sedikit-sedikit."

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang