𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟔𝟕

693 122 0
                                    

Mereka membereskan tenda pagi berikutnya dan berpindah menerobos derasnya hujan. Hujan lebat mengejar mereka hingga ke pantai, dimana mereka mendirikan tenda malam itu, dan menetap hingga seminggu penuh, bersama pemandangan membosankan yang membuat Harry merasa suram dan stres.

Hermione tetap teguh pada pendiriannya bahwa dia tidak mempercayai Hallow, Ron juga memilih mendukungnya, membuat Harry merasa kesal setengah mati, dan tidak ada yang bisa dia ajak bicara selain [Name].

"Musuh terakhir yang harus dikalahkan adalah Kematian," Harry mengutip dengan tenang.

"Kukira Kau-Tahu-Siapa yang seharusnya kita lawan," kata Hermione, dan Harry menyerah atasnya.

Bersamaan dengan berlalunya hari, [Name] tak dapat berbuat apa-apa ketika Harry selalu menempel padanya, tapi dia menyadari, bahwa Ron tampaknya mencoba mengambil tanggung jawab. Mungkin karena dia bertekad mendamaikan dan menghentikan permusuhan diantara mereka, mungkin juga karena antusiasme dan kualitas kepemimpinan Harry telah menurun, dan saat ini Ron-lah yang sering menyemangati dan memotivasi ketiga temannya untuk beraksi.

"Tinggal tiga Horcrux," Ron selalu mengatakannya, "kita perlu rencana sebelum bertindak, ayolah! Dimanakah kita belum mencari? Ayo kita menelusurinya lagi. Panti asuhan..."

Diagon Alley, Hogwarts, Rumah Riddle, Borgin dan Burkes, Albania, setiap tempat yang mereka tahu Tom Riddle pernah tinggal atau bekerja, berkunjung atau membunuh, Ron dan Hermione berkumpul lagi, Harry dan [Name] terpaksa bergabung hanya agar Hermione berhenti membuat mereka kesal.

"Kau takkan pernah tahu," kata Ron tertahan, "di bagian atas Flagley terdapat sebuah desa penyihir, dia mungkin pernah menginginkan untuk tinggal disana. Ayo kita kesana dan berkeliling,"

Seringnya mendatangi wilayah-wilayah sihir membuat mereka dilirik sesekali oleh para Perampas.

"Beberapa diantara mereka sepertinya seburuk Pelahap Maut," kata Ron, "kebanyakan yang menangkapku sedikit menyedihkan, tapi Bill meyakinkanku beberapa diantara mereka benar-benar
berbahaya. Mereka mengatakannya di Potterwatch..."

"Di apa?" tanya Harry.

"Potterwatch, bukankah sudah kubilang kalau itu namanya? Program yang selalu aku cari di radio, yang memberikan informasi yang benar tentang apa yang terjadi! Hampir semua program mendukung Kau-Tahu-Siapa, semua kecuali Potterwatch, aku benar-benar ingin mendengarnya, tapi agak sulit untuk melacaknya…"

Ron menghabiskan sore demi sore menggunakan tongkatnya untuk untuk menghentikan melodi yang keluar dari atas radio saat tombolnya dia putar. Kadang-kadang mereka menangkap siaran yang menerangkan saran bagaimana memperlakukan ramuan Naga, dan sesekali beberapa baris ‘Sekuali Penuh Cinta Panas dan Pekat’ saat dia mencari, Ron terus mencoba menemukan kata sandi yang benar, membisikan kata-kata secara acak
dalam nafasnya.

"Mereka biasanya ada hubungannya dengan Orde," Ron memberitahu mereka. "Bill dapat dengan tepat menebak mereka. Aku yakin akan menemukannya pada akhirnya..."

Tapi tak sampai Maret akhirnya keberuntungan menghampiri Ron. Saat itu [Name] dan Harry yang sedang duduk di pintu masuk tenda, melakukan tugas mereka untuk berjaga, memandang dengan malas seonggok buah yang mirip anggur yang hampir mendekati dinginnya tanah, dan Ron pun berteriak dengan kegirangan dari dalam tenda.

"Aku menemukannya, kata sandinya ‘Albus’! Masuklah, [Name], Harry!"

Keduanya buru-buru masuk kedalam tenda dan menemui Ron dan Hermione yang berlutut di lantai dekat sebuah radio kecil. Hermione, yang baru saja membersihkan pedang Gryffindor karena tak ada kerjaan, duduk ternganga, memandang speaker kecil, dimana sebuah suara yang tak asing berbicara.

A Silent Girl [X Hogwarts Boy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang