01_Jawa

4.5K 387 119
                                    

Kabar yang tersebar di grup keluarga perihal Adelia yang akan tinggal bersama Eyang Putri membuat chat room yang biasanya sepi mendadak jadi ramai. Bukan karena mereka ikut menyambut ide baiknya, namun karena menyangsikan keyakinan perempuan muda tersebut. Terbiasa tinggal di kota besar, apa bisa menetap di kabupaten di ujung paling timur pulau Jawa?

Yang sabar ya Yangti. Pokoknya Yangti bilang aja kalau Adel bikin ulah.

Jangan gitu, Adel kan mau menata hidup baru, mbok didukung.

Siap-siap jadi santrinya Yangti ya mbak Adel!

Inget ya Del, di Jawa itu tata krama penting. Jangan samakan dengan Jakarta. Jangan bikin malu Yangti, Ibu Nyai loh di sana.

Paling juga gak lama tinggal di Banyuwangi, Adel mana bisa kepanasan?

Tapi kerja di pabrik juga gobyos loh, Adel tahan panas kok.

Mohon maaf kalau Adel merepotkan, ini keputusan yang saya dan Adel ambil, anaknya juga sudah setuju. Yangti juga tidak keberatan. Mohon maaf kalau ternyata keputusan kami menimbulkan keributan, mohon untuk dimaklumi. Saya dan Adel sebisa mungkin tidak ngrepoti Yangti. Nuwun.

Perasaan mau kita bahas Adel di sini juga percuma, Yangti gak ada di grup wkwkwk.

Perempuan yang sedang dibahas di dalam grup wa yang beranggotakan Pakdhe, Budhe, Om, Tante, sepupu keluarga besar Sang Ibu cukup lama termenung menatap layar ponsel, hanya menyimak obrolan tanpa berkeinginan untuk ikut nimbrung. Anggap saja chat Ibu yang terkirim barusan sudah mewakili maksud baiknya, daripada dia meladeni dengan emosi chat yang kebanyakan memojokkan dirinya, pasti tambah berabe.

Mau melakukan pembelaan juga percuma.

Sudah memulai kerja di usia muda, tidak melanjutkan ke jenjang kuliah karena memang tidak ada biaya, Adelia yang sedari kecil tidak diasuh oleh keluarga yang lengkap memutuskan untuk langsung bekerja sebagai sales minuman jamu lulus dari SMK, lalu ganti menjadi penjaga toko, dan terakhir menjadi pekerja di pabrik garment sebelum terjadi pemutusan kerja besar-besaran karena efek pandemi.

Rasanya mau nangis saja ketika namanya berada di dalam list yang dinyatakan tidak lagi menjadi pekerja pabrik. Tapi dia bisa apa? Setelah dirumahkan dua bulan tanpa kabar, bukannya panggilan kerja lagi yang didapat namun surat pemecatan.

Miris.

Merenungi nasib, Adelia menatap nanar jendela luar yang menampakkan lapangan sepak bola di mana anak-anak kampung biasa kumpul. Sebentar lagi dia tidak akan berada di sini, Ibu juga akan ikut pulang ke Banyuwangi bersama dirinya.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang