30_Datangnya Sang Fajar

4.2K 372 679
                                    

Part ini sangat panjang, 5000+ kata. Saya berharap tembus 600 komentar sebagai rasa apresiasi kalian kepada saya yang telah menghadirkan Timor dan Adelia di kehidupan kalian. Terima kasih telah melalui banyak hal lewat cerita ini, semoga kalian suka dengan endingnya.

..

Pengajian empat puluh hari mengenang Bapak telah selesai dilaksanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pengajian empat puluh hari mengenang Bapak telah selesai dilaksanakan. Yangti mengadakan di kediaman Banyuwangi dihadiri tetangga dan kerabat dekat, sedangkan Laras ikut pengajian bersama keluarga besar Ibu sambung mereka. Meski terpisah, esensi dari acara tidak pudar, toh semakin banyak orang yang mendoakan akan semakin baik. Pak Jarwo seperti biasa wara wiri membantu membereskan rumah Yangti, sesekali diminta untuk mengantar bancaan ke tetangga yang tidak sempat datang.

Kabar mengenai pernikahan Adelia dan Timor belum tersiar sama sekali, dua keluarga sengaja menutup rapat karena melihat kondisi yang belum memungkinkan untuk memperlihatkan kebahagiaan yang berlebihan. Pengajuan isbat nikah telah dilakukan, Timor yang mengurus semua dokumen yang dibutuhkan. Sebelum seratus hari pengajian Bapak Mertua, dia ingin semua sudah jelas dan pernikahan mereka resmi di mata negara. Jadi dengan begitu Timor tidak perlu sungkan untuk menginap atau membawa Adelia tinggal bersamanya.

"Bapak sama Ibumu sudah dibawain, Del?" tanya Yangti saat akan melepas kedua besannya pulang.

"Sampun, Yangti." Adelia salim kepada Bapak dan Ibunya Timor.

"Banyak banget, Nduk." Bu Siswo melihat cantolan sepeda motor ada dua kresek putih yang cukup besar.

"Gak apa-apa, Buk. Mbak Trias bisa bawa ke kantor kalau sisa banyak."

"Bocah kae yo seneng kalau disanguni segini banyaknya," Pak Siswo menyalakan mesin motor. Sementara itu Bu Siswo membonceng dengan duduk nyamping.

"Kalau gak mau bawa, biar buat temen kantorku saja." Timor ganti yang pengen bawa makanan ke kantor.

"Yawes gampang, matur suwun semuanya." Ibu menangkupkan kedua tangan di depan dada lalu berpegang pada pinggang Bapak.

"Pareng sedanten, assalamu'alaikum!" Bapak Ibunya Timor pamit.

"Wa'alaikumsalam." Adelia melambaikan tangan, satu tangannya memegang lengan Timor untuk menyeimbangkan kaki. Dia mulai lepas kruk dan memakai tongkat tiga kaki pada ujungnya. Kondisinya jauh lebih baik, mungkin dua atau tiga bulan lagi akan lepas dari alat bantu jalan.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang