Posting dari kemarin gagal terus. Pasrah sudah ini bisa kepublish apa enggak. Update setelah 350 komen, bisa? Moment mereka masih panjang di part depan.
..
"Bapak gimana, Ras?"
"Masih naik turun, Mbak. Tadi dapet kabar dari suster saturasinya naik lagi jadi delapan puluh enam tapi tetep gak bisa lepas dari oksigen."
"Gak bisa diliat ya? apa video call gitu?"
"Bisa lewat suster, Bapak gak bisa banyak bicara, keliatan sesek."
"Ya Allah..," Adelia terlihat sedih, bahkan kebahagiaan yang seharusnya ia rasakan ketika Yangti menerima Timor harus tertutup dengan keresahan akan kondisi Bapak yang belum stabil.
"Mbak gimana kakinya?"
"Besok kontrol."
"Sama Ibuk?"
"Iya," Adelia menyandarkan punggung pada kasur, kakinya sudah tidak sekaku saat pulang dari rumah sakit tapi tetap saja dia miris ketika menggerakkan, takut salah posisi.
"Dianter siapa?"
"Belum tau."
"Loh katanya dianter Mas Timor?"
"Kata siapa?"
"Ibuk yang bilang."
Adelia mengamati jam di dinding yang menunjukkan angka delapan malam, "aku gak enak ngrepotin dia, mana besok jam kerja."
"Kalau pake BPJS jamnya jangan molor loh, Mbak. Ambil nomer dulu kan?"
"Kemarin udah didaftarin sama suster pas pulang dari rumah sakit, tapi tetep sih harus berangkat pagi banget."
"Alhamdulillah bisa dicover ya, Mbak."
Adelia mengangguk, "tadinya kalau gak dicover BPJS, Mas Tim mau biayain semua. Aku gak mau."
"Iya sih, takutnya utang budi."
"Gitulah, mending usaha sendiri."
"Tapi kayaknya Mas Tim gak segitunya peduli sama utang budi deh, Mbak."
"Iya percaya, tapi aku gak mau ngrepotin, belum jadi calon istri udah bikin dia keluarin biaya buat pengobatanku, kayaknya gak pantes aja."
"Ya udah gih cepetan nikah, nanti Mbak jadi kewajibannya Mas Timor."
"Gak segampang itu, aku gak mau buru-buru ambil keputusan nikah. Aku jadi bebannya dia, Ras."
"Tapi Mbak masih bisa jahit kan?"
"Belum tak coba."
"Gini deh, kalau Mbak udah sembuh nih, terus bisa nerusin usaha jahit kayak biasanya, plus jadi istri Mas Tim, bukannya sama-sama beruntung ya? Mas Tim gak perlu keluar uang buat bikin baju, Mbak kan juga bisa bikin jajanan, kue, siapa tau bisa dilarisin tuh sama temen kantornya Mas Tim."
Adelia tersenyum mendengar penjelasan menggebu-ngebu dari Laras. "Idealnya gitu."
"Bermimpi dulu, siapa tau terwujud. Iya kan?"
"Oiya, Ras. Kamu dulu ngasih aku kain batik ditaruh mana ya? Aku lupa."
"Oh masih di aku, mau kukirimin? Ada tiga kain batik dua meteran."
"Boleh kalau gak ngrepotin."
"Mau dibikin dress apa? Aku sekalian dibikinin modelnya dong, Mbak."
"Aku gak ada rencana bikin dress."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
General Fiction[Tamat] PHK itu... Putus Hubungan Kasih atau Putus Hubungan Kerja? Adelia sabar menunggu kapan nasib baik berpihak padanya, tapi katanya Tuhan tidak tidur. Dia ingin pembuktian. Patah hati jelas menyakitkan, tapi agama adalah alasan kenapa ia merel...