Terima kasih untuk 300++ komentar di part kemarin, saya gak nyangka kalian se-excited itu. Maaf gak bisa posting setiap hari. Update setelah 250 komentar seperti yang lalu. Awas diabetes. Play Mulmed Buka Hati by Yura Yunita.
..
"Buk, jam setengah sembilan aku ke Kelurahan," Adelia terlebih dahulu memberitahu Ibu perkara Timor yang mengajaknya ketemuan.
"Mau apa di Kelurahan?"
"Dipanggil Pak Seklur."
Alis Ibu mengernyit, ditatapnya sang putri yang sibuk menjemur pakaian, "kamu mau minta apalagi sama Pak Seklur?"
"Minta? Emang aku pernah minta apa?"
"Dulu itu kata Yangti kamu minta kerjaan sama Pak Seklur."
"Ih enggak, gak pernah aku minta kerjaan."
"Yangti denger dari Pak Jarwo."
Kedua mata Adelia berotasi malas, "Pak Jarwo justru yang bikin miskom, dia bilang kalau aku dipanggil Pak Seklur. Kapan itu pas aku dijemput dari stasiun, Pak Jarwo pernah bilang kalau Kelurahan butuh tenaga admin, aku kira dipanggil karena mau dikasih kerjaan admin, kubawalah berkas lamaran kerja. Eh sampai sana aku disuruh baca papan pengumuman soal pelatihan gratis, demi Allah aku gak minta kerjaan sama Pak Seklur. Gitu cerita aslinya."
"Kok jadi beda banget sama cerita Yangti, Ibuk mau ngomong sama kamu lupa terus. Pesennya Yangti kamu cari kerjaan sendiri jangan gantungin orang lain, apalagi yang baru dikenal."
"Tapi aku gak gitu loh, Buk. Yangti juga tau kalau aku nglamar kerjaan di pabrik, Pak Jarwo juga yang anter," Adelia berusaha membela diri.
"Untung Yangti tau kamu nglamar kerjaan sana sini, sekarang buka warungan sama Ibuk di luar, kalau enggak bisa panjang diceramahin."
"Kalau Yangti mau ceramah, ya didengerin aja. Orang kita numpang, bisa apa?" Adelia menghela nafas panjang, meski berkata pelan, namun Ibu merasakan perih tatkala sang putri mengatakan ketidakberdayaannya.
"Adel.., kamu kuat, Nak."
"Ibu jangan melow terus, hidup itu harus dihadapi, bukan diratapi. Ibuk pegang apa kata aku, suatu saat kita akan punya rumah sendiri. Aku janji bakal bawa Ibuk tinggal sama aku, jadi gak ada yang boleh ngomong kita numpang hidup."
"Aamiin," Ibuk menghampiri Adelia, dipeluknya putri Sulung yang belum sempat mendengar rencana Laras untuk menikah. Pasti perasaannya akan hancur, Adelia ingin melanjutkan sekolah namun tak memiliki kesempatan, sedangkan Laras? Ah, sudahlah.
"Bajuku basah, Buk." Adelia melepas pelukan Ibu, "gak enak diliat orang, ntar dikira aku anak manja."
"Gak apa-apa, meluk anak sendiri emang dosa?"
Sudut bibir Adelia tertarik ke atas, "kalau anak Ibuk dipeluk laki-laki lain selain Ayah, dosa gak?"
"Hush! Kamu ngebet pengen nikah juga?"
"Juga? Emang ada yang ngebet nikah?"
"Ya kali," Ibu hampir keceplosan.
"Aku mah sama sekali gak ada kepikiran nikah, duit dari mana sok-sokan nikah. Kerja dulu, bahagiain ortu, bahagiain diri sendiri, baru bahagiain anaknya orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
General Fiction[Tamat] PHK itu... Putus Hubungan Kasih atau Putus Hubungan Kerja? Adelia sabar menunggu kapan nasib baik berpihak padanya, tapi katanya Tuhan tidak tidur. Dia ingin pembuktian. Patah hati jelas menyakitkan, tapi agama adalah alasan kenapa ia merel...