09_Cinta Sendiri

1.6K 353 386
                                    

Update setelah 300 komen, terima kasih. Play mulmed Biarkan Aku Tertidur by Isyana.

..

Cottage di pinggir pantai menjadi saksi kebahagiaan sepasang pengantin yang sore ini menggelar resepsi. Bomo menjadi salah satu tamu undangan terbatas yang ikut menyaksikan salah satu petinggi di tempat ia bekerja menjadi tuan rumah.

Tawa, canda senda gurau mengiringi setiap momen, lagu Kala Cinta Menggoda milik Chrisye mengalun lembut terbawa angin sore yang menyapa para pengiring pegantin. Resepsi kekinian menampilkan para groomsmen dan bridesmaid yang menjadi pusat perhatian tamu undangan. Salah satunya Bomo yang duduk memperhatikan salah satu bridesmaid yang terlihat tidak asing.

Maka ijinkanlah aku mencintaimu, atau biarkan ku berharap kau sayang padaku.

Tanpa diduga, kedua mata mengerjap tatkala Bomo ketahuan sedang menatap dari kejauhan. Lantas sudut bibir laki-laki itu terangkat ke atas, dianggukkan kepala ketika si pusat atensi melambaikan telapak tangan.

Delillah Maharani, namanya memang secantik parasnya. Dan yang membuat Bomo terpukau lebih dari sebelumnya, perempuan itu telah memakai hijab. Andai saja Adelia terlahir dari keluarga berada seperti Delilah, pasti perempuan itu tidak kalah anggun dan cantik. Sayangnya Bomo harus menerima kenyataan kalau Adelia rakyat jelata.

Wait!

Mendadak otak Bomo memproses rencana yang brilian, mumpung ada Delilah di sini, tidak ada salahnya kan menanyakan beberapa hal soal Timor. Saat itu juga, laki-laki itu beranjak dari tempat ia duduk untuk mendekati Delilah.

Sepertinya bukan hanya para groomsmen saja yang berkilau sore ini, karena sesungguhnya tatkala adiknya Abram tersebut berjalan melintasi orang-orang demi mendekati Delilah, banyak pasang mata kaum hawa melirik.

Satu. Dua. Tiga. Sampailah ia pada tempat yang dituju. Sempat saling mengunci pandangan sebelum menyebut nama, Delilah terlihat terkejut Bomo benar-benar menghampirinya.

"Hai."

"Hai juga."

"Masih inget?"

Delilah mengangguk, "sepupunya Mas Timor kan?"

"Siapa coba nama saya?"

"Siapa ya.., saya lupa."

Bomo berdecak pelan, "kayaknya harus kenalan lagi."

"Ya gak apa-apa, saya Delilah."

"Delilah Maharani, betul?"

"Wow," Delilah tersenyum kian lebar, "sebentar, saya sedikit lagi inget nama Mas. Eum..," ada kerutan pada alis yang beradu, "ah iya, Mas Bomo! Saya inget namanya mirip gunung Bromo."

Bomo tertawa kecil mendengar suara lembut Delilah yang menyebut namanya, "apa kabar?"

"Baik alhamdulillah, kebetulan sekali ketemu di sini."

Bomo mengangguk, diamatinya sekitar. "Seger banget di sini.., tamu-tamunya."

"Cuci mata ceritanya?"

Sekali lagi Bomo tersenyum, "gak sama Timor?"

Seketika itu juga senyum di wajah Delilah mulai memudar, "kenapa nanya gitu?"

"Bukannya kamu jadian sama sepupu saya?"

..

"Selamat ya akhirnya lulus, Dek! Nilaimu bagus kan? Tertinggi?"

Ibu mendengar suara riang Si Sulung ketika berbicara dengan Laras lewat telepon. Adelia selalu bangga memiliki adik yang berpendidikan tinggi, dulu Ibu pernah bertanya apakah Adelia iri dengan Laras? Jawabannya iya, tapi diakhiri dengan sebuah senyuman penuh arti, Adelia berkata, kalau rejeki sudah ada yang atur. Nanti juga Allah buka satu per satu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, bukan berarti lulusan SMK tidak bisa berhasil, yang penting usaha.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang