01. Pertemuan

2.9K 260 588
                                    

Salam kenal untuk kalian semua☺️🤗
Selamat datang di cerita ku❤️
Semoga kalian suka💯

Spam komen disetiap paragraf🥰
Boleh share cerita ini asal izin dulu🤗

✍️✍️

Sukses bukan sekedar kita punya uang banyak, tapi sukses itu ketika kita bisa membuat orang lain punya harapan.

Arumi Nasya Aleta, gadis sejuta impian rela mengubur impiannya menjadi koki handal hanya untuk sang bunda. Dari dulu Arumi sangat suka memasak, bahkan dari kecil dia privat memasak sampai dia SMA.

Menjadi guru adalah bukan yang Arumi inginkan. Dia harus ekstra sabar, menghadapi semua sikap orang dengan perilaku berbeda. Tidak mudah menjadi guru, apalagi kalau sikap Arumi jauh dari kriteria guru.

Tengil, urakan, moodyan, engga suka anak kecil, sembrono, dan sikapnya kek bocah. Arumi tidak habis pikir kenapa bundanya memilih jurusan S.Pd, padahal sikap dan tingkah Arumi berbanding terbalik dengan sikap seorang guru.

Pernah sewaktu berbincang dengan bundanya. Alasan kenapa memilih kuliah untuknya S.Pd. Bunda pasti jawab sama walaupun dia bertanya berulangkali.

"Nak kamu itu sikapnya sangat buruk, jadi mau tidak mau bunda memilih jurusan yang cocok buat kamu."

Apa? cocok dari mana? mungkin alasan bundanya ingin merubah sikap Arumi sedikit demi sedikit karna terbiasa. Menjadi guru bukan hanya merubah perilaku murid saja, tapi melatih kepribadiannya sendiri untuk lebih baik dan jauh lebih baik lagi.

Bunyi gedoran pintu mengalihkan lamunan Arumi.

"Arumi cepet bangun, hari ini kamu pertama ngajar jangan lupa!" Siapa lagi kalau bukan teriakan sang bunda. Nyonya besar kalau sudah teriak, pertanda akan ada kejadian yang tak terduga.

Brugh

"Astaghfirullah bunda, kek Samson aja." Arumi bangun dari duduknya, membuka pintu untuk sang bunda kalau tidak bisa-bisa pintunya akan rusak lagi. Sudah ketiga kali pintu Arumi diganti, karna ulah sang bunda mengebrag pintu dengan badan gemuknya.

"Iya bunda Arumi engga lupa," lanjutnya. Bunda tidak percaya, langsung masuk kedalam untuk menunggu Arumi didalam kamarnya.

15 menit

Arumi keluar dengan pakaian seorang guru, dan bundanya banyak sekali berbicara, mulai dari persiapan yang harus dibawa, sikap Arumi yang harus ditunjukan didepan murid barunya.

Arumi sudah jengah mendengar ocehan sang bunda, tapi Arumi tidak bisa berterus terang kepadanya, bisa-bisa badan Arumi yang jadi korban.

"Sudah bunda ocehannya?" Arumi mengakhiri ocehan bundannya yang sudah merusak gendang telinganya.

Bunda berdecih "engga sopan, asal potong aja!"

Arumi sudah sangat sabar menghadapi sikap sang bunda yang terlalu mengekang kehidupannya. Walaupun begitu Arumi sangat menyayangi bundanya, karna beliau lah Arumi lahir dan dibesarkan dengan baik hingga sarjana.

Semua keluarga Arumi sudah berkumpul di meja makan. Bi Surti sedang menaruh makanan satu persatu di meja makan. Arumi langsung bergabung dan menghidangkan makanan bersama Bi Surti. Karna sudah kebiasaan dan perintah sang bunda, Arumi sudah sangat mahir mengurusi rumah tangga.

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang