03. Tetangga baru

695 180 579
                                    

Salam kenal untuk kalian semua☺️🤗
Selamat datang di cerita ku❤️
Semoga kalian suka💯

Spam komen disetiap paragraf🥰
Boleh share cerita ini asal izin dulu🤗

✍️✍️

Pagiku cerahku matahari bersinar.

Ku gendong tas merahku di pundak.

Slamat pagi semua, Ku nantikan dirimu.

Di depan kelasmu menantikan kami.

Guruku tersayang, Guru tercinta.

Tanpamu apa jadinya aku.

Di pagi yang cerah ini Arumi sangat gembira. Lihat saja senyuman di bibirnya sangat lebar, selebar danau. Arumi menuruni tangga dengan kaki berirama, ke kanan dan ke kiri menyanyikan Himne Guru.

" Anak bunda tumben jam segini turun, biasanya pelor." ucap bunda setelah menelan roti isinya.

"Bunda lupa ya, kan Arumi sudah jadi guru. Masa iyah masih pelor cantik di kasur." gerutu Arumi duduk disebelah Kakak laki-lakinya.

"Ah iya bunda lupa, Arumi yang teledor dan engga suka anak kecil, sekarang sudah menjadi guru rupanya," kekehan Bunda, membuat semangat Arumi di pagi hari hancur.

"Sayang, jangan dengerin ucapan bunda mu ini. Terkadang bunda mu kalau ngomong tidak di saring dulu ucapannya." Ayah Arumi mengelus telapak tangan putrinya, supaya semangatnya tidak hilang karna bundanya.

Arumi berdehem lalu berkata, "Iya yah Arumi sudah kebal omongan bunda, jadi tidak tersinggung." Setelah mengucapkan itu Arumi tersenyum, agar ayahnya tidak curiga bahwa moodnya sudah hancur.

Setelah mendengar penuturan anaknya Hasan_Ayah Arumi kembali melanjutkan sarapannya bersama anak dan istrinya.

Arumi terlahir di keluarga yang bercukupan, walaupun begitu dia tidak menghamburkan uangnya dengan sia-sia, karna sang bunda sangat mengontrol hidupnya. Bunda sangat memperhatikan dirinya dibandingkan kakak dan adik laki-laki. Karna menurut bunda kakak dan adiknya bisa menjaga dirinya dengan baik, karna mereka laki-laki. Tidak termasuk Arumi karna dirinya perempuan. Walaupun umur Arumi sudah cukup dewasa, dimata bundanya Arumi masih saja anak-anak baginya.

Arumi melirik jam yang terlilit di tangan kirinya, seketika dia berdiri dan menyudahi sarapannya. Dia tidak habis pikir kenapa dirinya sangat lelet memakan sarapannya.

Bunda yang melihat tingkah Arumi heran lalu berucap "Kenapa?" Alis bunda mengerut meminta penjelasan.

"Arumi sudah telat bunda, gimana ini?" panik Arumi membuat bunda menyudahi sarapannya.

"Dasar ceroboh. Kapan masuknya emang?" Bunda menata piring bekas sarapan lalu menaruh ke tempat cucian piring.

"Jam 08.00 bunda." Setelah mengucapkan itu Arumi langsung berlari ke kamarnya yang ada di atas untuk mengambil tasnya.

"Arumi ayo nak cepat sedikit nanti terlambat!" teriak bunda.

"Iya bunda sebentar, tas Arumi belum ketemu." balas Arumi dengan nada tinggi agar bundanya mendengar.

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang