17. Bencana

322 69 275
                                    

Happy reading

Typo tandain

Kalau suka vote dan komen

✍️✍️

"Nah bener kata Aisyah."

"Baiklah saya lanjutkan kembali."

Hasan masih saja melontarkan bahasa formal padahal sudah di ingatkan tetep saja sama.

Tapi bukannya acara seperti ini bahasa nya formal, tapi kenapa 2 para Ibu-ibu ini berbeda. Seakan-akan acara seperti ini main-main, padahal ini acara penting loh, jangan samakan dengan ngerumpi.

"Bunda aja deh yang bicara, dari pada Ayah berbelit-belit."

"Engga bisa dong Bun, Ayah kan kepala keluarga berarti Ayah yang bicara."

"Engga bisa. Bunda yang akan memulai pembicaraan malam ini."

"Bunda... Ayolah jangan mulai. Bukannya Bunda yang semangat dalam pertunangan ini? Yaudah dengerin aja Bunda. Lagian Ayah bener bahasanya formal masa Iyah harus prontal, kan engga lucu bunda."

"Tapi----"

"Tidak ada tapi-tapian Bunda, kalau Bunda terus drama seperti ini acara nya engga akan di mulai." Setelah berpikir panjang akhirnya Aisyah menyetujui ucapan Gibran.

Khaira_Bunda Zayn tadinya akan mengeluarkan ucapannya tapi di halang oleh gelengan sang putri untuk diam mendengarkan Hasan.

"Bismillahirrahmanirrahim saya Ayah dari Arumi menyambut hangat kedatangan keluarga nak Zayn. Saya tahu anda semua paham dan mengerti maksud dari pertemuan ini. Tidak usah berbelit-belit dan panjang lebar. Sebelum perjodohan ini di sahkan saya akan menanyakan terlebih dahulu keseriusan Ananda Zayn Anaqi Luthfi kepada putri saya bernama Arumi Nasya Aletta. Apakah nak Zayn menerima kekurangan dan kelebihan putri saya?"

"Insyaallah dengan izin Allah saya Zayn Anaqi Luthfi bersedia dan menerima segala kekurangan dan kelebihan Arumi putri satunya-satunya bapak."

"Alhamdulillah."

"Apakah anda menyetujui perjodohan ini?"

"Tentu saja pak, bos saya pasti menerima perjodohan ini lagipula bos saya sudah cin---"

"Aduh-aduh sakit bos."

"Maaf-maaf memang suka malu-maluin si Syidin tuh." Zayn menangkupkan tangannya atas kesalahan yang di perbuat anak buah nya.

Zayn berbisik. "Gajih mu ku potong," desisnya di telinga Rasyid.

"Bos... Apakah itu perlu," iba nya memohon. Zayn melemparkan pandangannya ke arah Ayah Arumi kembali, membiarkan Rasyid mengeluarkan serapahnya untuknya.

"Bagaimana nak Zayn apakah setuju menerima perjodohan ini?"

Dengan keyakinan Zayn bersuara. "Bismillah, saya menerima."

Tidak henti-hentinya mereka semua yang menghadiri acara perjodohan ini mengucapkan syukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

"Ngomong-ngomong nak Arumi ada dimana?"

"Biasalah Khair nak gadis masih makeup."

"Hehehe maklum hari spesial harus dalam keadaan cantik."

"Iya-iya."

"Bunda cepetan tanya kepada keluarga Arumi apakah Arumi menyetujui perjodohan ini?" Zayn mengucapkan itu dalam keadaan berbisik.

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang