23. Dia lagi

275 16 2
                                    

Terimakasih aku ucapkan kepada pembaca setia sejauh ini. Yang sudah follow atau vote dan komen

Selamat membaca

✍️✍️

"Awas Zayn!"

Sretttt

Cittt

Bugh

"Aww--s!"

"Kan kata gue juga awas, batu sih loh!" Arumi mengelus jidatnya yang terkena dasboard cukup kencang.

"Sini gue obatin, kan gue dokter." Zayn menatap lekat tubuh Arumi dari samping.

"Thank you, tidak perlu!"

"Teriak-teriak mulu, cewek juga!"

"Berisik!"

Sedang asik mengaca dalam ponsel, tiba-tiba warga datang dan mengetuk-ngetuk kaca mobil. "Hayoloh nabrak orang."

"Jangan keluar biar gue hadapi sendiri." Zayn menutup pintu mobilnya.

Baru beberapa langkah Zayn kembali ke mobil, berdiri di kaca menatap Arumi yang pokus ke depan. "Ingat jangan keluar, gue engga mau Lo kenapa-kenapa."

Setelah mengucapkan itu Zayn mengunci mobilnya lalu melangkah menuju kerumunan para warga.

"Bisa nyetir engga sih loh, kalau belum lulus engga usah nyetir, bikin orang bahaya!"

"Iya sih, anak muda jaman sekarang, majuin mobilnya masyaallah kek mau ngajak mati!"

"Kalau dia mati mau tanggung jawab, hah!"

Zayn hanya mengulum bibirnya, bukannya dia yang salah tapi penyebrang ini yang salah.

"Udah Pak, udah. Bukan dia yang salah, tapi saya yang asal nyebrang, engga tengok kiri dan kanan."

Para warga pun bergeming di tempat mempersilahkan Zayn melihat keadaan korban tersebut. Terlihat bapak-bapak yang pakaian sudah tak layak pakai, banyak bolong-bolong di area perut dan punggung.

"Sebentar saya cek dulu, saya dokter."

Warga mengangguk. "Tidak ada luka serius hanya lecet-lecet. Tidak perlu ke rumah sakit di kasih betadine juga sembuh."

"Alhamdulillah." Para warga itu pun berhamburan untuk pergi.

"Pak maafkan saya yang tidak hati-hati dalam berkendara,"  sesal Zayn sambil jongkok mensejajarkan Bapak tersebut.

"Iya tidak apa-apa, namanya juga musibah."

"Yaudah nak saya pamit dulu, maaf sebelumnya."

"Gimana kalau saya anter saja Bapak, biar cepet. Emangnya Bapak mau kemana?"

"Ah itu tidak perlu nak, anak buah saya sebentar lagi kesini."

"Jangan nolak Pak, anggap saja bentuk penyesalan saya."

"Gimana?"

"Yaudah."

Akhirnya bapak tersebut mengiyakan ajakan Zayn, tapi Zayn salah besar mengajak Bapak tersebut, karna menolong Bapak tersebut akan menyebabkan masalah untuknya apalagi Arumi.

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang