Salam kenal untuk kalian semua☺️🤗
Selamat datang di cerita ku❤️
Semoga kalian suka💯Spam komen disetiap paragraf🥰
Boleh share cerita ini asal izin dulu🤗✍️✍️
"Anak gadis, malam-malam lagi di dapur jam segini, lagi buat apa sih?" Gibran mendekat kepada kakaknya agar bisa terlihat jelas apa yang Arumi lakukan.
Arumi menghunuskan matanya sambil memegang cream kue. "Kepo nak kecil, sana jangan nganggu." Bukannya mundur Gibran malah terus saja maju.
Arumi jenggah. Kalau pun berantem dengannya percuma saja, tidak akan ada habisnya. Lagi pula, tidak akan ada yang mau mengalah satu sama lain yang menyebabkan marahan 3 hari 3 malam. Arumi sudah males berantem dengannya, karna bunda akan meminta Arumi untuk meminta maaf terlebih dahulu. Males banget.
"Oke baik, kamu tunggu di meja makan jangan nganggu kakak," ucapnya lemah lembut.
"Oke," putus Gibran melenggang pergi.
Arumi pokus mengoleskan cream di atas cupcakenya. Dia menata satu persatu capcake buatannya di atas piring.
"Selesai," ucapnya. Setelah itu Arumi pergi ke arah Gibran.
"Baik nak kecil, cobalah capcuke buatan kakak mu ini." Dengan sangat bangga Arumi menyerahkan capcuke buatannya.
"Wah... Wah... Masakan buatan kakak tidak pernah mengecewakan, sangat cantik, pasti enak. Sebentar aku poto dulu." Gibran mengeluarkan handphonenya untuk mengabadikan capcuke buatan kakaknya.
"Sayang untuk tidak di bagikan," Gibran mengucapkannya dalam hati.
Hasil jepretan dedek Gibran Naufal Rizal
Arumi terkekeh, "Arumi gitu loh." Sambil mengibaskan rambutnya ke arah Gibran.
"Suami kakak kelak pasti bangga, sama kakak. Udah cantik, pinter masak, dan lihai urusan rumah. Duh beruntungnya," ucapnya sambil mengunyah capcuke buatan kakaknya.
"Bisa saja kamu dek, tapi benar juga sih apa yang kamu katakan." Tidak hentinya Arumi di buat terkekeh oleh Gibran, sampai dia lupa kecurigaannya kepada bundanya.
"Enak banget ya rebutan capcuke, tidak bagi kakak lagi." Daffa Dzuhairi Al Farizi_kakak Arumi baru saja datang membawa botol minumnya.
"Bukan gitu kak, lagian tadi kakak engga ada. Gimana baginya coba!?" Arumi menjelaskan dengan bahasa yang baik, Arumi tidak mau kakaknya marah karnanya. kakaknya sangat menjaga Arumi dari kecil hingga saat ini. Dan dia selalu mengalah untuk Arumi, tidak dengan Adeknya, yang tidak mau mengalah, padahal dia anak perempuan satu-satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertutup Gengsi (On going)
RomanceUpdate Setiap hari (kalau engga malas) Sebelum baca jangan lupa follow Arumi Nasya Aleta di jodohkan dengan seorang dokter oleh bundanya. Dia tidak menyangka sang bunda menjodohkan dirinya dengan seorang dokter padahal dia sangat trauma dengan dokte...