12. Zayn beranak

407 160 513
                                    

Engga mau tau harus follow akun ini😌
IG @sitikasyifatul

👉Ramain bilang sayang ZaynRumi👈

Selamat menikmati 🤗🥰

✍️✍️

Setelah beberapa Minggu mengajar akhirnya dia hapal nama muridnya, walaupun belum sepenuhnya akrab. Tapi Arumi bersyukur, walaupun bakat Arumi bukan seorang guru, tapi Arumi mampu membuktikan sekarang bahwa dirinya bisa. Dia banyak belajar dari muridnya arti sabar, tanggung jawab dan kasih sayang terhadap anak kecil. Sikap jeleknya setiap hari hilang disekolah walaupun tidak sepenuhnya pergi dari kebiasaannya.

Rumah dengan sekolah sangat jauh beda. Aneh memang tapi ya begitulah paktanya. Ketika Arumi di sekolah sikap wibawa dan sikap baiknya yang muncul sedangkan di rumah hilang begitu saja sikap baiknya. Walaupun begitu Arumi tetap bersyukur, karna dia bisa memberikan contoh yang baik untuk muridnya.

Arumi berjalan menuju kantin dia lapar sekali ingin makan sesuatu. Namanya juga selesai mengajar tenaganya terkuras menyebabakan lapar. Bunda juga lupa menyiapkan bekal untuknya memang kemarin ompreng dirinya belum di kembalikan oleh Zayn. Salsa yang di dekatnya terheran karna langkah Arumi begitu lebar dan cepat ke arah kantin.

"Lo kenapa sih engga biasanya kek gini?"

"Laper." Hanya satu kalimat yang keluar dari mulutnya. Arumi mempercepat langkahnya.

Belum juga sampai di depan kantin ada seseorang yang berteriak memanggil namanya. "Bu Arumi."

Arumi membalikkan badannya melihat orang yang memanggil namanya. "Eh Bu Desi." Arumi tersenyum lalu menghampiri Bu Desi_ istri kepala sekolah. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Ada seseorang yang menunggu ibu di lapangan sekolah." terangnya.

Arumi mengerutkan keningnya. "Cowok atau Cewek Bu?"

"Cowok, yaudah saya pergi dulu ada urusan lagi."

"Baik Bu, terimakasih." Ucapnya sambil tersenyum. Bu Desi mengangguk lalu melengang pergi.

"Sal, Lo duluan aja ke kantin. Gue ke lapangan dulu." Salsa mengangguk lalu Arumi pergi meninggalkan Salsa ke lapangan.

Arumi mempercepat langkahnya menuju lapangan dia ingin mengetahui siapa yang menghampirinya. Memang dirinya sangat lapar sekali tapi dia tahan sebentar untuk menemui seseorang. Ntah siapa yang datang.

Setelah sampai lapangan. Arumi melihat punggung tegap seperti kakaknya. Tapi anehnya untuk apa kakaknya kesini. Ada urusan apa dia datang kesini. Semua pertanyaan itu terbesit di kepala Arumi.

Tidak banyak basa-basi Arumi memanggil nama kakaknya. "Kak Daffa."

"Kenapa kak Daffa engga balikin badannya, apa kak Daffa engga denger suara gue ya." Arumi bingung atau jangan-jangan dia bukan kakaknya.

"Lebih baik aku samperin dia." Setelah mengucapkan itu dirinya menghampiri punggung laki-laki itu yang di sangka kakaknya.

Arumi menepuk pundak laki-laki yang sedang membelakangi dirinya di dekat kursi lapangan.

Pria itu membalikkan tubuhnya. Mata Arumi membulat seketika. "Za-zayn." ucap terbata Arumi. Dia sangat syok melihat Zayn di hadapannya. Mata Arumi yang terbuka langsung tertutup. Sialnya kacamata itu dia taruh di kelas. Tamat lah riwayat kamu Arumi.

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang