Selamat membaca
Kritik dan saran di terima asal dengan sopan dan baik
Tinggalkan vote dan komentar
Karna vote dan komen gratis tidak bayar✍️✍️
Suasana pagi ini begitu sepi dan muram. Angin diam, seperti tertahan oleh suatu duka yang mendalam. Dibalut kabut dan awan kelabu yang berarak pelan. Bulir-bulir embun yang jatuh dari langit pun beku di atas daun-daun kemarau yang menguning kering. Begitu sunyi. Tak ada kicau burung atau kokok Ayam jantan sebagaimana pagi-pagi biasanya.
Pagi ini sama halnya dengan nasib ku, menerima yang bukan mestinya.
"Arumi!"
"Oyy Arumi cepat bangun!"
"Anak kebo bangun oyy!"
Teriakan Bunda sangat nyaring di pagi ini, menambah suasana malas melanda di dalam dirinya. Apakah Bunda melupakan kejadian kemarin, apa? Secepat itu, apa Bunda tidak memikirkan kalau anaknya sedang marah terhadapnya. Atau kah Bunda memang seperti itu, tidak merasa berdosa sama sekali.
"Tunggu! Apa katanya anak kebo, kalau aku anak kebo berarti Bunda induk kebo dong, hahaha," kekehan kecil terlontar di mulut indah Arumi.
"Cih merepotkan sekali, apa-apa di kunci apa-apa dikunci merepotkan!"
Bugh
Melihat pintu kamarnya sedang di ambang kematian Arumi bergegas ke depan. "Aduh pintu gue." Walaupun Arumi iba terhadap pintu kamarnya, Arumi masih bergeming di depan pintu.
"Arumi buka! Kalau engga, nih pintu bakal jebol kek sebelumnya." Bunda selalu mengancam, apa dia tidak bosan mengancam terus menerus.
Arumi masih bergeming di tempat dan ogah membuka kuncinya.
"Baik, itu yang kamu inginkan. Sekarang mundur kalau tidak, kamu akan tertimpa pintu ini!"
"Aneh banget nih Bunda, kok bisa tahu gue di belakang pintu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertutup Gengsi (On going)
RomanceUpdate Setiap hari (kalau engga malas) Sebelum baca jangan lupa follow Arumi Nasya Aleta di jodohkan dengan seorang dokter oleh bundanya. Dia tidak menyangka sang bunda menjodohkan dirinya dengan seorang dokter padahal dia sangat trauma dengan dokte...