26. Hampir kehilangan

197 11 0
                                    

Vote dan komen

Jangan jadi pembaca ghaib

Selamat membaca

✍️✍️

"Bagaimana berhasil?"

"Seperti yang anda lihat tuan." Dengan bangga Aldo menyerahkan baju tahanan bos nya.

"Kau memang bisa di andalkan," ucapnya dengan bangga.

"Tak perlu berkata begitu tuan, kau sudah aku anggap seperti ayah ku sendiri." Masih dalam berdiri Aldo sedikit menahan air mata yang keluar.

"Hapus air mata mu, orang seperti mu tidak pantas menangisi orangtua seperti itu."

Aldo mencondongkan badanya, menghirup udara lalu ia hembuskan dengan kasar. "Baik tuan."

"Kau bisa peluk aku kalau kau mau." ujar pria bertubuh sedikit ramping.

"Tidak usah seperti itu tuan, saya jadi malu."

"Sifat mu mengingatkanku pada mantan istriku dulu."

Aldo terkekeh. "Kau harus lupakan dia, ingat tujuan mu tuan. Untuk mengambil putri mu dari mantan istri mu."

"Tidak kau ingatkan juga, aku pasti ingat."

Aldo tersenyum simpul

"Lebih baik kau istirahat, ada pekerjaan khusus untuk mu."

"Tidak perlu tuan saya bisa istirahat nanti. Apa sebaiknya tidak sekarang saja tuan, lebih cepat lebih baik," ucap Aldo segan.

"Apa aku harus berteriak pada mu, agar kau menuruti perkataan ku."

Tentu saja Aldo takut lalu ia mengundurkan diri dari hadapan bos nya.

✍️✍️

Sudah satu jam lamanya Arumi menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Kakinya serasa mau copot, mondar mandir di depan gerbang sekolah.

"Besok-besok gue engga akan tidur setelah shalat subuh." geramnya dalam hati.

"Permisi mau numpang?"

"Akh iya?" Arumi membalikan badanya menghadap suara tersebut.

Arumi mengeplak bahu Salsa. "Kirain seles panci."

Salsa yang masih duduk di atas jok motor mendengus sebal. "Sekate-kate Lo."

Arumi mengunyel-ngunyel pipi Salsa. "Bercanda cantik."

Salsa tersenyum. "Mau ikut tidak?"

"Engga perlu Bu guru Salsa yang cantik, Arumi yang bangor ini sedang menunggu jemputan." ucapnya disertai ketawa.

Bangor_ bandel

"Yakin?" Masih dalam posisi duduk.

Arumi mengangguk. "Aku pamit pulang duluan ya."

Setelah itu Salsa menghidupkan motornya kembali. "Hati-hati, jangan ngebut." Lantas Salsa mengangguk.

Setelah kepergian Salsa Arumi sendirian, melangkahkan kakinya dengan asal mencari tempat untuk dirinya duduk tapi tidak ada. "Kak Daffa lama banget sih."

Di lain sisi

Sebuah mobil melintasi dirinya. "Syidin stop!"

Cit

"Aww--s." Akibat mengerem mendadak Rasyid terbentur stir mobil. "Bos!"

Zayn terkekeh. "Maaf, mau lihat calon istri dulu."

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang