09. Kejadian

411 173 526
                                    

Hai udah mulai konflik nih😭🤗

Semoga kalian membacanya sampai tamat❤️

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian😎

Selamat membaca😘🥰

✍️✍️

Diperjalanan Arumi baru sadar bahwa dirinya belum melihat alamat kerjanya Zayn. Arumi menaruh di saku celananya, dia lupa tidak membacanya terlebih dahulu. Kecerobohan Arumi selalu muncul di saat situasi dan kondisi yang tidak tepat. Dia mengendarai motornya di bawah rata-rata, karna dia ingin mengambil kertas di saku celananya, agar tidak menjadi mala petaka baginya.

Kertas yang sudah di tangan terhempas oleh hembusan angin, sehingga alamat yang belum sempat Arumi baca hilang di telan angin. Sial itulah yang Arumi dapat hari ini, sudah kesal ompreng dan lauk pauk punya Arumi, sekarang kertasnya hilang. Bagaimana bisa Arumi sampai ke tempat tujuan, sedangkan arah petunjuknya hilang.

"Astaghfirullah yaallah, kenapa hari ini begitu mengesalkan bagiku," lirihnya.

Setelah kertasnya hilang Arumi frustasi, ntah bagaimana jadinya bunda mengetahui semua ini, bisa-bisa Arumi menjadi santapan ocehan bundanya.

Arumi menepuk-nepuk kepalanya, dia harus mempunyai ide. "A-haaaa, gue tau bukannya gue punya nomor tuh si Zayn," tuturnya. Arumi mematikan motornya terlebih dahulu setelah itu merogoh saku celananya mengeluarkan hp, mencari nomor tetangganya agar ini bekal dan lauk pauknya tersampaikan.

"Hahaha lupa gue, nomor tetangga baru gue blok," kekehnya.

Arumi memencet tombol panggilan dia tidak mau basa-basi, ingin sekali dia cepat pulang dan rebahan. Masa iya di hari Minggunya dia habiskan bersama Zayn. Ogah banget.

Call Zayn 📞

"Hallo, assalamualaikum. Zayn mau tanya lo kerja dimana, gue mau kasih bekal buat Lo nih." lontarnya.

"Waalaikumsalam, posisi Lo sekarang dimana?"

"Gue masih di depan komplek rumah Zayn."

"Satu jalan dengan tempat ngajar Lo, tapi kesananya lagi, setelah itu belok kanan terus ada pom bensin nyampe deh," tuturnya.

Arumi mengangguk-angguk paham. "Terimakasih," ucapnya mengakhiri sambungan telepon.

Arumi melanjutkan perjalanannya ke tempat Zayn berada.

"Arumi," panggil Salsa dari arah belakang.

Arumi memundurkan motornya. "Iya, ada apa Sal?"

"Mau kemana sore-sore begini," terangnya.

"Jawab jujur atau berbohong, tapi kalau jawab jujur. Masa Iyah bilang kalau sekarang mau anterin makanan untuk Zayn di suruh bunda. Mana percaya Salsa, udah tau ini ompreng milikku. Tapi kalau berbohong alasan apa yang harus aku lontarkan kepada Salsa," gumamnya.

Arumi celingukan ke kanan dan ke kiri, mencari alasan untuknya berbohong, untung saja ada penjual bakso di depan. "Mau beli bakso, sore-sore begini enaknya makan bakso." kelit Arumi.

Salsa melihat pandang arah tuju Arumi, benar saja ada penjual bakso. Salsa jadi ngiler pengen membelinya. "Aku ikut ya, mau pesan juga."

Tertutup Gengsi (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang