Chapter 12: Riddle from someone.
"Double kill."
"Triple kill."
"Maniac."
"Savage."
Begitulah suara bising dari ponsel Aurora. Apalagi jika dirinya tidak sedang bermain game online kesayangannya? Entah kenapa Alfin lama sekali di kamar mandi. Bahkan kini Aurora memainkan game nya itu dengan ponselnya yang sedang di charge.
Saat tengah asyik Aurora bermain game nya, pintu kamar mandi terbuka. Mengeluarkan uap hangat yang entah sepanas apa air mandinya, dan siapa lagi yang keluar dari sana selain Alfin?
Penampilan Alfin kali ini sama seperti Aurora tadi. Memakai Bathrobe dan handuk menggulung di kepalanya. Padahal kan, rambut Alfin tidak sepanjang itu hingga perlu handuk menggulungnya...
Alfin sibuk bersenandung senang sambil memilih pakaian apa yang akan dirinya pakai, tidak sadar jika Aurora melakukan apa yang dirinya larang.
Saat Alfin tengah mengganti lagu yang sedang ia pasang di ponselnya, ponselnya mati. Menandakan baterainya habis.
"Ah sialan." Umpat Alfin.
Alfin yang belum sempat memakai baju, masih memakai bathrobe itupun ke ruang tamu. Mengambil charger ponselnya.
Saat Alfin tiba di bingkai pintu kamar, yang terhubung langsung dengan ruang tamu, Alfin mendatarkan alis. Aurora membantah aturannya lagi.
"Ra." Sahut dingin Alfin.
"Aurora." Sahut kedua kalinya Alfin.
Tidak ada jawaban, Alfin mulai kesal.
Tapi Alfin sedikit tersungging senyuman jahat. Dilihat, ponsel Aurora sedang di charge. Alfin dengan gesit mencabut colokan chargernya. Yang membuat ponsel Aurora mendadak mati seketika. Karena jelas-jelas ponsel itu saja baterainya belum sampai sepuluh persen, eh sudah dipakai.
Aurora menoleh ke belakang, mendapati Alfin yang penampilannya seperti ibu-ibu. Apalagi wajahnya yang sepertinya kesal.
"Ra..." Sahut dingin Alfin.
"Ya, ya, ya aku minta maaf. Besok-besok kupertimbangkan agar menghapus game itu atau tidak."
Alfin hanya berbalik menuju kamar. Menutup pintu kamar itu, mungkin saja Alfin ingin memakai pakaian atau sedang marah.
Saat Alfin sudah tidak ada di ruang tamu itu, Aurora tersungging senyum kecil.
"Kan ku pertimbangkan, bukan janji." Gumam pelan Aurora dengan sedikit terkekeh.
Saat Aurora tengah meletakkan ponselnya di meja dekat sofa, tiba-tiba ponselnya bergetar. Aurora refleks mengambilnya kembali.
Aneh, kenapa ponselnya tiba-tiba menyala? Padahal tadi baterainya sudah habis dan mati sepenuhnya.
Suatu pesan, bahkan itu tidak muncul di lockscreen Aurora, malah langsung ke aplikasinya.
Nomer tak dikenal lagi... Tapi sepertinya ini berbeda dengan yang tadi. Dan pesannya amat aneh sekali.
+62************
"09121524041522 0525152113021805131301"
"Sebuah kata untukmu. Tidak sepanjang ini, cukup beberapa kata untuk membuka perasaanku."
"Mereka ini huruf."
"Hilangkan tempat perlindunganmu dari setetes air, itu adalah clue nya."
"Tidak sulit tentu, tapi aku beri batas waktu hingga esok minggu pada malam hari."
"Terlambat atau tidak menyelesaikannya maka suatu kejutan datang kepadamu."
"Jika kamu berhasil, tulis di selembar kertas lalu taruh saja di meja manapun itu asal ruanganmu, jangan sampai ada yang tahu. Esok senin nya akan ada kejutan bila kamu berhasil."
"Good luck my dear."
"Jangan coba-coba memberi tahu atau tanya ini kepada orang lain, bahkan membuka internet."
"U want a game right? Ini yang seharusnya disebut game, bukan permainan online payahmu itu."
"–Someone♥"
Aurora mengernyitkan dahi saat membaca semua pesan aneh ini, permainan apalagi? Dan bagaimana orang ini tahu jika dirinya suka permainan online?
Tapi senyum licik Aurora tersungging, sudah lama sekali dirinya tidak bermain riddle apalagi kode begini. Well game on!
***
"Elle." Sahut seorang wanita di dekatnya.
"Iya?" Balas Elle sambil membaca
buku."Kamu yakin? Anak kita ada di tangan yang tepat?" Khawatir wanita itu.
Elle hanya tersenyum, sambil menaruh buku yang tadinya dia baca ke meja di sebelahnya.
"Norra, berdirilah." Ajak Elle kepada yang tak lain adalah istrinya.
Norra hanya mengiyakan, kini Norra berdiri berhadapan dengan Elle. Ini Norra nya yang kependekan atau Elle nya yang ketinggian?
Tangan Elle perlahan-lahan melingkari pinggang Norra. Lalu menarik Norra perlahan agar jarak diantara mereka hilang.
"Why don't you trust me, Norra?"
(Kenapa kamu tidak mempercayaiku, Norra?")Norra hanya menatap Elle polos. Tidak berbalas kata apapun.
"Anak kita... Engga akan kemana-mana. Juga kalo ada yang macam-macam, aku bisa binasakan kan?" Senyum Elle yang kini sudah tenggelam dalam pelukan dengan istrinya itu.
"Tapi ib–"
Ucapan Norra terpotong, Elle mengeratkan pelukannya dengan Norra. Menyuruh Norra berhenti berpikir yang aneh-aneh.
"Norra, my sweetheart."
"Aku engga sabar ceritain kisah tentang kita."
"Why you always negative thinking, Norra? Our life is so completely happily ever after. Plus, our lovely child."
("Kenapa kamu selalu berpikir negatif, Norra? Kehidupan kita sudah sepenuhnya bahagia selamanya. Ditambah, anak kesayangan kita.")Norra tak menjawab, hanya tersungging senyum kecil di bibir cantiknya itu. Sepanjang hidupnya, tidak pernah ada seseorang sepeduli apalagi mencintainya kepada Norra. Norra dari dulu hanya dianggap hama sampah oleh semua orang, termasuk keluarganya.
"Oh iya, Elle." Norra melepas pelukan bersama Elle itu, tapi tangan Elle masih melingkari pinggang Norra.
"Anak kita sudah bisa bermain drama, seperti dirimu." Lanjut Norra sambil tersenyum miring.
Elle yang tadinya tenggelam di bahu Norra, terangkat seketika. Memasang wajah bingung.
"Aku ingin bertemu dengannya secepat mungkin." Norra memasang wajah memelas.
Elle terlihat berpikir. Sebenarnya Elle sudah tahu akan menjawab apa, tapi ya begitulah. Dramatis.
"Dia bahkan tidak memikirkanmu, Norra. Terlalu sibuk liburannya." Ejek Elle sambil terkekeh pelan.
Norra hanya mendengus. Suaminya ini penuh drama sekali. Kecuali satu, cintanya kepada Norra dan anaknya tentunya.
"Aku seharusnya berpikir dua kali untuk mempertemukan anakku dengan dia."
--To be contuined--
Notes:
Spesial chapter ini, memasang banyak misteri yang amat mudah huhu engga bisa buat ribet. Dan mungkin lebih pendek chapternya hehe.
Siapakah Elle dan Norra itu? Dari kemarin muncul mulu, beban cerita banget emang.
-Audd
/run sebelum kena lemparan pisau Elle
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Terakhir
Roman pour Adolescents[FIKSI REMAJA-MISTERI] *Juga sedikit bumbu romansa remaja dan gore(ngan) ringan. Aurora dengan kehidupannya yang damai dan bahagia. Orang tua yang amat perhatian, sahabat selayaknya kakak sendiri, dan teman-temannya yang seperti keluarga. Kedata...