Chapter 14: Aska dan akhirnya?
"Oh my god, please! Dia harus milik aku." Gumam girang Rahma.
(Oh ya tuhan, tolong!)"Masih gantengan aku." Gumam Johnny.
"Bagus, bertambahlah anak laki-laki di kelas ini." Gumam Rey.
"Not bad, I hope we can be a good friend." Gumam Catherine.
(Tidak buruk, aku harap kita bisa berteman baik.)Dan di sisi Aurora, dia hanya santai saja tidak mempedulikan gumam seisi kelas.
"Kalian bisa memanggilku Aska. Aku lulusan SMP dekat sini. Semoga kita bisa berteman baik." Lanjut Aska yang membuat gumam seisi kelas terhenti sebentar.
"Oh ya pasti! Pasti kita bisa temenan baik!" Seru Rahma di bangku belakang.
"Heh tahu diri, palingan mau kamu ajak pdkt dia kan?" Celetuk Johnny yang duduk di belakang Rahma. (Pdkt: Pendekatan)
Rahma hanya menjulurkan lidah ke Johnny. Johnny hanya memutar bola mata malas.
"Baiklah, Aska. Kamu boleh duduk di bangku yang kosong." Seru Pak Azriel.
Ada dua bangku yang kosong, bangku di sebelah Rahma dan bangku di sebelah Aurora yang seharusnya diisi Alfin.
Rahma mati-matian berharap Aska akan duduk di sebelahnya. Eh tapi ya tapi Aska menghampiri bangku Aurora yang tidak jauh letaknya dari bangku Rahma.
"Permisi, boleh aku duduk disini?" Tanya Aska ramah.
"Sudah ada orangnya maaf." Datar Aurora.
Aska hanya menggangguk ramah. Terpaksalah dia duduk di sebelah Rahma. Untungnya bangku Rahma dan bangku Aurora hanya terpisah satu barisan.
Rahma menyapa ria Aska yang duduk di sebelahnya. Aska hanya tersenyum membalasnya. Jika dilihat dari tatapan Aska, Aska ingin pindah kelas saja mendingan.
Aurora tertawa di dalam hati. Entah ada dendam apa Aurora dengan Aska yang ramah hati ini.
Pagi ini tidak diisi pelajaran. Belajar masing-masing. Karena ujian menunggu mereka di tiga hari kedepan. Itulah guna Aska menempati kelas mereka. Tidak hanya kelas ini, kelas lain juga begitu. Diisi anak-anak atasan mereka.
Beberapa murid mengerubungi bangku Rahma dan Aska. Aska hanya bisa membalas pertanyaan-pertanyaan mereka dengan ramah. Sedangkan Rahma hanya sibuk memandangi Aska yang menjawab berderet pertanyaan teman-temannya itu.
Aurora merasa bosan. Apalagi tanpa kehadiran Alfin. Aurora memutuskan untuk ke toilet sejenak.
Setelah meminta ijin ke ketua kelas, Aurora pun berjalan santai di koridor sekolah. Sebenarnya Aurora ke toilet itu hanya bercermin sejenak lalu kabur ke kantin.
Namun Aurora merasa aneh. Seperti ada yang mengikutinya. Padahal suasana sepi karena murid-murid sedang ada di kelas. Menyisakan koridor yang sepi saja.
Aurora meneruskan langkahnya tak peduli.
Aurora menuruni anak tangga. Aurora memilih toilet yang ada di lantai dua saja.
Tapi firasat dan insting Aurora tidak berhenti menandakan ada yang mengikutinya. Aurora berusaha tidak peduli, lebih tepatnya Aurora akan memancing siapa yang mengikutinya itu hingga tertangkap basah.
Aurora memasuki toilet perempuan. Aurora masuk ke salah satu bilik toilet lalu menutup pintunya.
Terdengar langkah kaki yang ikut memasuki toilet. Aurora tersenyum jahat, pasti orang itu sedang mencarinya. Karena pintu toilet yang Aurora tutup kamar mandi pojokan. Lalu Aurora berlari secepat kilat untuk masuk ke ruangan kebersihan. Entah bagaimana caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Terakhir
Teen Fiction[FIKSI REMAJA-MISTERI] *Juga sedikit bumbu romansa remaja dan gore(ngan) ringan. Aurora dengan kehidupannya yang damai dan bahagia. Orang tua yang amat perhatian, sahabat selayaknya kakak sendiri, dan teman-temannya yang seperti keluarga. Kedata...