Chapter 6: Sampai hotel.
"Aduh." Jidat Aurora terbentur kepala kursi depannya, tapi tidak terlalu keras karena pelukan Alfin sama seperti sabuk pengamannya.
"Ra, kamu engga apa?" Alfin memastikan. Dia baik saja karena memeluk Aurora. Hanya terkejut.
"Aku engga apa. Cuman sakit sedikit aja." Aurora tersenyum.
"Kak, ada apa?" Tanya Aurora sambil mengusapi jidatnya.
"Maafkan aku tuan dan nona. Entah apa tadi seperti ada bayangan putih berlari sangat cepat, seperti orang." Wajah kak Laddy bingung.
Entah apa yang dipikirkan Aurora, dia pun keluar mobil untuk memeriksa. Suasana jalan sepi sekali karena mungkin sudah larut malam.
Alfin tidak membiarkan Aurora keluar sendiri, Alfin pun mengikuti Aurora. Sedangkan kak Laddy sedang mengotak atik navigasi di ponselnya.
"Ra!"
"Kamu mau ngapain?"
Aurora tidak menjawab. Dia menoleh kesana kemari memastikan apa yang dikatakan kak Laddy benar.
"Ra-"
"Shhtt. Diamlah dulu nanti aku jelaskan." Bungkam Aurora dengan jari telunjuknya di bibir Alfin.
Hening sejenak, Aurora menoleh kesana kemari layaknya mencari sesuatu. Masalahnya adalah mereka ini sedang di hutan kecil.
"Aneh."
"Apanya yang aneh, Ra?"
"Dimana bayangan putih seperti orang itu?"
"Astaga, Ra." Alfin menepuk dahi.
"Engga ada bayangan putih bisa berjalan. Kecuali kalo ada senter yang ngarahin kesini. Tapi jelas-jelas hanya ada mobil kita disini, Ra. Mana ada pohon-pohon ini bisa memancarkan cahaya berjalan. Kita ini sedang di hutan."
"Tapi kata kak Laddy, atau jangan-jangan..." Aurora memasang wajah jahilnya.
"Jangan-jangan apa, Ra?"
"Hantu!" Teriak Aurora yang membuat sedikit gema di hutan itu.
Alfin langsung bersembunyi dibalik punggung Aurora. Aurora tahu sekali jika Alfin takut dengan hal mistis ghaib.
"Astaga, Fin. Segitunya. Lepasin aku, Fin! Sakit tahu bahu ku kamu cengkram gitu." Aurora menahan tawa.
"S-siapa suruh teriak gitu! Ini hari Jumat, bisa jadi yang kamu bilang benar. Ayo ke mobil."
"Astaga, Fin aku hanya bercanda. Lagian ini sudah masuk hari Sabtu. Udah ah kamu mah emang penakut."
Aurora pun akhirnya pasrah tidak menemukan apa yang dicarinya. Kembali ke mobil yang diikuti Alfin dengan wajah waspada.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan. Aurora tertidur dengan bersender pojokan mobil. Alfin masih memikirkan apa yang dikatakan Aurora. Alfin paranoid sekali. Alfin pun duduk di sisi Aurora. Menyelimuti diri dengan jaket. Alfin bersender di kepala Aurora.
***
Pagi pun tiba. Matahari mulai mendatangkan cahaya sambutannya. Akhirnya setelah perjalanan selama delapan jam selesai sudah. Kak Laddy memang hebat. Mau perjalanan selama apapun, pasti Ia jalanin tanpa rasa lelah.
Aurora keluar mobil terlebih dahulu, disusul Alfin. Alfin masih bermalas-malasan meregangkan tubuhnya seperti habis lari ribuan kilometer saja. Padahal Alfin tidur di sebelah Aurora. Bahkan Aurora hampir terpojok karena tubuh Alfin menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Terakhir
Teen Fiction[FIKSI REMAJA-MISTERI] *Juga sedikit bumbu romansa remaja dan gore(ngan) ringan. Aurora dengan kehidupannya yang damai dan bahagia. Orang tua yang amat perhatian, sahabat selayaknya kakak sendiri, dan teman-temannya yang seperti keluarga. Kedata...