Bab 18

5.2K 628 61
                                    

"Dia sama sekali tidak berubah."

Naruto tersentak.

Ponselnya hampir saja dia lempar saking terkejutnya. Ia menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang siswa berdiri kira-kira dua langkah darinya. Kedua mata siswa itu fokus menatap jalannya pertandingan. Tatapan sendu penuh kerinduan.

Siapa?

Merasa diperhatikan, pemuda itu tiba-tiba menoleh pada Naruto, membuat pemuda pirang tersebut salah tingkah karena kedapatan memperhatikan orang lain atau sosok lain?

Ya, karena sosok itu adalah sesosok hantu.

Takut? Tentu saja. Sempat terlintas di otak jeniusnya tentang berlari menuju Sasuke dan memeluknya, memblokir indera keenamnya yang perlahan hampir membuatnya gila.

Setelah menarik napas panjang, ia kembali melirik pada si hantu. Sosoknya tidak begitu menakutkan, setidaknya jika dibandingkan dengan hantu-hantu yang pernah ia lihat sebelumnya, hantu di dekatnya bisa dikatakan... biasa saja. Anggota tubuhnya masih lengkap, tidak ada bekas luka atau apapun. Seperti, dia mati karena memang sudah waktunya dan bukan karena kecelakaan atau sesuatu yang tragis. Jika mengabaikan tubuhnya yang sedikit tembus pandang, Naruto mungkin akan berpikir sosok itu adalah siswa biasa.

Kalau saja semua hantu memiliki wujud seperti hantu di dekatnya, Naruto pasti sudah berdamai dengan kemampuannya sejak lama. Mengingat itu, Naruto hanya bisa menarik napas pasrah.

Riuh suara penonton membuyarkan lamunan Naruto, refleks ia mengalihkan pandangannya ke lapangan. Sasuke sepertinya baru mencetak angka, terlihat dari antusiasme -jeritan histeris- para siswi, Naruto yakin Sasuke mencetak angka dengan cara yang mengagumkan. Sayang, dia melewatkannya. Tapi, tunggu...

Naruto menyipitkan mata menatap punggung Sasuke dan merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia memikirkannya sedikit, tetapi tidak menemukan apa yang salah. Memandang Neji dan siswa lainnya sejenak, lalu kembali ke Sasuke, tiba-tiba dirinya menyadari sesuatu.

Aura Sasuke terlihat lebih redup dari biasanya.

Sasuke memiliki aura yang jauh lebih kuat daripada orang-orang di sekitarnya. Jadi, walau Naruto tidak bisa melihat pemuda itu, dia masih bisa menemukannya di antara kerumunan sekalipun. Namun, saat ini, cahaya energi Yang Sasuke tidak seterang biasanya.

Naruto menggosok mata, bertanya-tanya apakah dia salah melihatnya. Tapi, ketika dia membuka matanya lagi, energi Yang Sasuke masih tampak redup. Sekelebat kejadian yang terjadi di toilet melintas dalam benaknya. Naruto tersentak dan langsung menggeleng cepat. Mencoba menghilangkan memori memalukan tersebut dari otaknya.

Apa mungkin karena Sasuke sakit dan tubuhnya masih lemah? Ah, rasanya tidak mungkin, karena itu sudah lebih dari seminggu lalu.

Lalu kenapa?

Naruto kembali memikirkan berbagai alasan lain yang lebih masuk akal. Namun, tak juga menemukannya. Suara tawa lembut mengejutkannya, Naruto mengangkat kepala dan langsung bersitatap dengan sesosok hantu yang tadi dilihatnya. Hantu itu berjongkok di hadapannya, menopang dagu dan tersenyum.

"Kau lucu sekali." Ujarnya.

Naruto terpaku. Dia enggan mengakuinya, tapi sosok hantu di hadapannya ini terlihat cukup tampan. Penampilannya hampir mirip dengan Sasuke, terlebih surai gelap dan kulit pucat mereka. Yang membedakan mungkin hanya auranya saja. Sasuke selalu menebarkan hawa dingin di sekitar tubuhnya, seakan mendekat lebih dari satu meter saja kau akan langsung membeku. Tapi, hantu di hadapannya berbeda, dia tersenyum begitu cerah dan ramah.

"Kau bisa melihatku, kan?"

Naruto terhenyak, jantungnya seperti berhenti beberapa ketukan. Dia memang sedang berlatih membiasakan diri untuk melihat hantu, tapi berkomunikasi dengan mereka? Tidak! Naruto belum sampai tahap itu. Dirinya bahkan tidak berencana sampai sejauh itu. Hanya sampai dirinya terbiasa dan tidak tergantung pada Sasuke saja sudah cukup!

[SasuNaru] I Can See Ghost!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang