"Tidurmu tidak nyenyak semalam?"
"Hn..."
"Semalam... aku banyak bergerak ya saat tidur?"
"... Tidak juga."
"Kau yakin? Aku tidak menendangmu 'kan saat tidur?"
"Uhuk!"
Suigetsu yang sedang minum tersedak bulir jeruk dalam jusnya. Ia menatap tidak percaya pada dua orang di hadapannya, dua orang yang di tatap sempat meliriknya sekilas lalu kembali melanjutkan percakapan mereka seakan tidak ada yang terjadi, mengabaikan Suigetsu dengan tatapan melongo heran.
"Tidak."
"Kau yakin? Kantung matamu tebal sekali."
"Hn."
Kedua manik Suigetsu menyipit, 'Apakah itu percakapan yang normal diantara dua orang pemuda? Hey, itu sangat ambigu!?'
oOo
Setelah menaruh tas, Naruto bergegas keluar kelas tanpa berkata apa-apa pada Sasuke. Tujuannya hanya satu, Ruang Guru. Naruto melangkah cepat di koridor dan sesekali menjawab salam dari beberapa teman sekelas yang kebetulan berpapasan. Sesampainya di depan Ruang Guru, dia tidak langsung masuk, hanya sedikit melongok kan kepala dan menatap sekeliling. Mencari seseorang.
"Selamat pagi, Namikaze-kun. Ada yang bisa ku bantu?"
Naruto terlonjak dan berbalik. Seorang wanita cantik tersenyum ramah padanya. "A- ah, selamat pagi, Rin-sensei." Ujarnya canggung. "Saya sedang mencari Kakashi-sensei, apa... beliau sudah datang?"
"Meja Kakashi-sensei ada di paling ujung. Lihat pria yang sedang membaca buku? Itu meja Kakashi-sensei."
Naruto melihat kearah yang ditunjukkan, dan benar, ia melihat seorang pria bermasker tengah serius membaca... buku absen kelas? Naruto sempat kebingungan dengan betapa seriusnya Kakashi membaca buku tersebut. Sedetik kemudian, ia ingat tujuannya dan segera mengucapkan terimakasih lalu berjalan menghampiri meja Kakashi.
"Permisi, sensei."
Kakashi mengangkat kepalanya sedikit, "Ada apa?"
Naruto menjilat bibirnya dengan gugup dan mulai berkata, "Kakashi-sensei, saya ingin bertukar tempat duduk di kelas."
"Dengan siapa?"
"Dengan Hyuuga Neji."
Kakashi melipat buku absen dengan hati-hati dan menaruhnya di meja. Matanya menatap lurus Naruto, lalu bertanya. "Apakah Sai-kun mengganggumu?" Ia ingat salah satu muridnya yang selalu tersenyum, dan kebetulan merupakan teman sebangku Naruto.
Naruto bisa lihat sebuah buku kecil mencurigakan terselip diantara lembaran buku absen, tapi dia tidak berkata apa-apa tentang itu. "Tidak. Tidak, sensei. Tapi..."
'Bukan karena Sai, tapi para hantu dikelas! Bagaimana aku bisa fokus pada pelajaran saat melihat itu!?' Naruto ingin mengatakan alasan tersebut, namun ia tidak mengutarakannya dan hanya berkata, "Saya memiliki alasan lain, sensei."
"Dan, apakah itu?"
Naruto menelan ludah gugup, "I- itu... Ka- karena nilai bahasa saya sangat buruk, dan Uchiha-kun sangat pandai di bahasa dan sastra, saya ingin belajar darinya." Ia hanya berharap alasan yang dia utarakan cukup masuk akal. Jika tidak, Naruto tidak tahu lagi harus bagaimana.
Naruto sudah memikirkannya semalam, sedikit banyak ini salah satu jalan agar dia bisa terus berada dekat dengan Sasuke tanpa mengundang kecurigaan!
KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuNaru] I Can See Ghost!?
FanfictionNaruto itu penakut. Tapi, tiba-tiba setelah kematian kakeknya, Naruto bisa melihat hantu! Iya, makhluk transparan dengan bentuk tidak karuan itu. Naruto ketakutan setengah mati, sampai-sampai rela melompat ke pelukan Sasuke untuk mencari perlindunga...