Di ruang musik, Naruto duduk termangu di bangku piano seraya menatap buku partitur musiknya. Ini adalah musik untuk pertunjukan piano solonya di Festival Seni Sekolah seminggu lagi. Sejak pindah sekolah, Naruto mulai jarang berlatih bermain piano. Karena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, dia jadi tidak bisa menyentuh alat musik yang disukainya tersebut selama hampir satu bulan. Musik yang sebelumnya bisa dia mainkan dengan kedua mata tertutup sekarang menjadi terasa asing.
Naruto meninjau kembali partiturnya. Menelusuri setiap not balok yang tertera di sana satu persatu, baris demi baris hingga menghasilkan kesatuan lagu yang utuh. Indah dan memikat setiap orang yang mendengarnya. Naruto menghela napas panjang, meletakkan buku itu di atas dudukan musik, ia kembali bersiap untuk bermain.
Sebelum ujung jarinya menyentuh salah satu tuts, sebuah suara dalam dan memikat terdengar. "Festival Seni dan Budaya sekolah kita yang keempat dimulai hari ini. Budaya menempa semangat sekolah kita, ..."
Menarik kembali tangannya, Naruto hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik pada asal suara tersebut. Di depan ruang musik, seorang siswa laki-laki dan perempuan berdiri berdampingan di atas sebuah panggung. Siswa perempuan itu bernama Haruno Sakura, ketua kelas dari kelas sebelah. Cantik, periang, dan ramah. Sakura dipilih untuk menjadi pembawa acara perempuan pada festival seni tahun ini. Berdiri di sampingnya adalah si pembawa acara laki-laki, Uchiha Sasuke.
Musuh bebuyutan Naruto.
Tidak. Lebih jelasnya, Naruto-lah yang secara sepihak memutuskan menjadikan Sasuke sebagai musuh bebuyutannya.
Naruto diam-diam melirik Sasuke dari sudut matanya. Dia bertanya-tanya apa yang membuat pemuda emo itu begitu populer. Tinggi mereka hampir sama, hanya berbeda beberapa senti -sialnya Naruto yang lebih pendek. Tubuh mereka sama-sama atletis dan proporsional. Hanya saja, wajahnya sedikit lebih tampan dari Naruto -yang dengan berat hati harus ia akui. Mata oniks setajam elang yang membuatmu seakan tenggelam dalam lautan gelap tak berujung. Oke, itu berlebihan. Tapi, satu hal yang pasti, Uchiha Sasuke sangat populer.
Double sial.
"Aku masih bisa tumbuh lebih tinggi setelah usia 17 tahun. Beberapa orang mungkin tumbuh lebih awal, sementara beberapa orang lainnya tidak. Lihat saja, saat kita berusia 20 tahun. Siapa yang lebih tinggi!" Gerutu Naruto sebal.
Naruto berbalik menghadap pianonya dengan perasaan dongkol. Jari-jarinya menekan tuts piano dengan kasar, dan perasaan kesal.
oOo
Sebulan lalu, Naruto pindah ke sekolahnya sekarang. Sebuah sekolah menengah atas berbasis asrama terbaik di kota Konoha, Konoha High School. Dikarenakan Ayahnya di pindah tugaskan ke luar negeri, meninggalkan Naruto seorang diri tanpa pengawasan. Sementara ibunya harus tinggal bersama kakeknya yang sedang sakit. Khawatir pada putra semata wayang mereka jika tinggal sendirian tanpa pengawasan, sang ibu akhirnya berinisiatif memindahkan sekolah Naruto ke sekolah asrama agar dia bisa mandiri.
Pada awalnya, Naruto tidak terlalu memikirkan kepindahan sekolahnya dengan serius. Dia bahkan berpikir bahwa pergi ke sekolah asrama pasti akan menjadi pengalaman baru yang menyenangkan. Ia membayangkan bahwa tinggal sendirian tanpa orang tua pasti terasa seperti surga. Namun, ia dengan cepat menyadari bahwa dirinya keliru.
Karena teman sekamarnya adalah Uchiha Sasuke.
Uchiha Sasuke -pria yang secara keseluruhan hampir sempurna- memiliki wajah tampan, jago olahraga, jenius, dan berasal dari keluarga kaya. Jika bukan karena kepribadiannya yang dingin pada orang asing, kau dapat mengatakan dia sempurna.
Hal yang membuat Naruto paling kesal adalah lomba estafet 4 x 400m yang diikutinya dua minggu lalu. Saat itu, dia jatuh dengan ceroboh ketika gilirannya berlari. Meskipun dia segera bangkit dan mencoba yang terbaik untuk berlari sambil menahan rasa sakit, dia tetap berada di posisi terakhir. Namun, ketika Naruto menyerahkan tongkat pada Sasuke, pemuda emo itu melesat melewati tiga orang lawannya hanya dalam satu tarikan napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuNaru] I Can See Ghost!?
FanfictionNaruto itu penakut. Tapi, tiba-tiba setelah kematian kakeknya, Naruto bisa melihat hantu! Iya, makhluk transparan dengan bentuk tidak karuan itu. Naruto ketakutan setengah mati, sampai-sampai rela melompat ke pelukan Sasuke untuk mencari perlindunga...