Bab 13

5.9K 738 79
                                    

"Padahal baru beberapa Minggu, tapi kenapa rasanya sudah lama sekali?"

Naruto turun dari kereta dengan membawa Xia Xia dalam pet cargo -yang Naruto beli sebelumnya. Setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam, ia akhirnya sampai di desa Uzu. 

Desa kecil itu masih sama, sepi dan damai. Membawa perasaan nostalgia tersendiri. Tidak banyak penumpang kereta yang turun bersamanya, mungkin karena letak desa yang cukup terpencil, hanya dua orang laki-laki tua. Naruto menurunkan Xia Xia di luar stasiun, membuat anjing kecil itu langsung meregangkan tubuh.

Penampilan di daerah itu tidak berubah banyak, gunung hijau, sungai yang mengalir dan membentang dari kejauhan. Tapi, ini bukanlah akhir dari perjalanannya, karena dia masih harus berjalan selama lima belas menit sebelum sampai di rumah sang kakek. Setelah memasang tali di leher Xia Xia, Naruto mulai berjalan. Banyak wajah-wajah yang ia kenal menyapanya dengan ramah sepanjang perjalanan dan dibalas senyum lima jari miliknya. 

Xia Xia sendiri sepertinya sangat menikmati acara jalan-jalannya di tempat baru. Mungkin suasana pedesaan yang asri dan tenang merupakan hal baru untuknya, mengingat anjing itu tumbuh di lingkungan perkotaan yang ramai. Naruto tersenyum dan merasa bahagia mendengar suara gonggongan riang Xia Xia. 

Ditengah perjalanannya, Naruto kembali teringat kejadian sebelumnya di rumah Sasuke. Alhasil, wajahnya seketika memanas. Kejadiannya begitu cepat, dan otak Naruto saat itu seperti membeku dalam tatapan mata sekelam malam Sasuke. Jika kakak Sasuke tidak datang, mungkin ia dan Sasuke sudah...

'Siaaallll…. Apa yang kau pikirkan, Naruto!?' Naruto menggeleng cepat, coba menghilangkan bayangan apapun dalam otaknya. "Aku normal. Aku masih sangat normal. Aku suka wanita berdada besar dan bertubuh sexy!" Ujarnya pada diri sendiri.

"Namikaze Naruto… kau tidak sedang berkencan, kan?"

Suara Sasuke bergema dalam kepalanya. Jantung Naruto berpacu, otaknya tanpa diminta memutar kembali kejadian sebelum ia pergi. Langkahnya terhenti.

"Namikaze Naruto… kau tidak sedang berkencan, kan?"

Suaranya kembali terngiang. Saat itu oniks Sasuke menatap tajam padanya. Manik hitam seperti kegelapan tak berujung tersebut berkilat setelah pertanyaan dengan nada sedingin es meluncur dari bibirnya. Jantung Naruto berdenyut nyeri,

"Tentu saja tidak!" Ia berseru cepat. "Me- menurutmu apa itu mungkin?! A- aku selalu bersamamu selama dua puluh empat jam dalam sehari, apa aku bisa pacaran dengan orang lain…?" Lanjutnya dengan suara lirih. Ia tidak berani menatap Sasuke secara langsung, entah kenapa ia merasa takut dengan pertanyaan itu. 

Sasuke terdiam, manik oniksnya menatap wajah Naruto yang memucat dan tubuhnya sedikit gemetar. Tatapannya melembut. "Kau benar, maafkan aku."

"Dasar bodoh… jangan berspekulasi seenaknya," Setelah mengatakan itu, seketika ia menjadi agak bodoh, dengan ekspresi seperti terlilit hutang Naruto berbisik. "Ke- kenapa aku harus menjawab pertanyaan bodoh itu dengan serius, sih?"

Sasuke mendengus, mengambil satu langkah mendekat dan menekan kaki Naruto, tangannya yang bebas meraih dagu si pemuda pirang dan mengangkatnya agar pemuda itu berhenti menunduk. Sasuke mendekatkan wajahnya perlahan, Naruto refleks memejamkan mata.

Napas berbau campuran aroma sup miso dan ikan bakar -menu sarapan mereka tadi- tercium. Walaupun tidak melihatnya, Naruto tahu wajah Sasuke begitu dekat dengannya. Bahkan ujung hidung mereka saling bersentuhan. 

Apakah Sasuke berniat menciumnya!?

Tok

Tok

Tok

[SasuNaru] I Can See Ghost!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang