Bab 20

4.3K 607 98
                                    

Gelap

Dingin

Sunyi

Sejauh mata memandang hanya ada kegelapan yang terlihat. Ditambah suara-suara keheningan yang mencekam, membuat Naruto ketakutan namun tidak tahu harus pergi kemana. Jangankan untuk melangkah, bahkan tangannya saja tidak terlihat saking gelapnya.

Tap...

Langkah kakinya menggema pelan diantara keheningan, suara napasnya juga terdengar cukup jelas. Naruto tidak tahu kemana kakinya melangkah, ia hanya menuruti instingnya untuk melangkah maju. Jika ada dinding di depan, Naruto yakin ia akan memiliki tambahan anggota tubuh di dahinya. Pikirnya konyol.

"Naruto..."

Naruto tersentak dan langsung menoleh entah ke arah mana, karena semuanya begitu gelap gulita. Tapi, satu hal yang pasti, Naruto kenal suara itu... suara Sasuke, ia yakin. Meski suaranya begitu lirih, Naruto tetap bisa mengenalinya.

"Naruto..."

Suaranya kembali terdengar, kali ini lebih jelas. Naruto terus berusaha mencari, tangannya menggapai-gapai ke segala arah, mencari sosok pemuda yang menghilang sejak pagi tersebut.

"Sasuke... kaukah itu? Sasuke, kau dimana?"

Dia coba memanggil. Kiri, kanan, depan, belakang, Naruto tidak tahu lagi. Dirinya sudah kehilangan arah. Tangannya tidak berhenti mencari, namun tetap saja nihil.

"Sasuke, kau dimana? Jawablah... jangan membuatku takut... hiks... Sasuke..."

Naruto mulai terisak. Dia lelah, lapar, ketakutan, bingung... semuanya bercampur aduk di hatinya. Tubuhnya menggigil, dia terus coba memanggil pemuda bersurai gelap itu. Namun, hingga suaranya menjadi serak, suara Sasuke tidak terdengar lagi. Pandangannya mulai terbiasa dalam kegelapan, walau dirinya masih tidak bisa melihat seujung jarinya sedikitpun.

Naruto mulai merasa putus asa.

"Naruto."

Naruto tertegun sejenak. Itu suara Sasuke yang akhirnya kembali terdengar, begitu dekat, seakan pemuda itu berada tepat di belakangnya. Naruto berbalik cepat, dan kegelapan di sekitarnya segera sirna. Seakan tidak pernah ada, itu aneh. Benar, sangat aneh. Sekarang pemuda bersurai pirang tersebut ada di atap gedung asrama, langitnya begitu cerah dengan kehangatan sinar matahari. Tapi, Naruto tidak peduli dengan semua keanehan di sekitarnya tersebut, yang menjadi fokus utamanya hanyalah sosok pemuda tampan tidak jauh di depannya. Berdiri membelakangi dirinya dan menatap birunya langit.

Rasa lega dan bahagia menjalar di sekujur tubuh Naruto, rasanya seperti seluruh beban di tubuhnya terangkat begitu saja. Secercah senyum perlahan merekah di wajah manisnya, dan saat pemuda di depannya perlahan memutar tubuh ke arahnya, air mata Naruto tumpah begitu saja. Dia berlari dan menubruk tubuh Sasuke, memeluk erat pemuda itu dan menangis keras.

Banyak hal yang ingin ia katakan, banyak hal yang ingin dia ceritakan. Namun, semuanya kata-katanya menguap ketika akhirnya ia bisa berada dalam pelukan Sasuke lagi. Semua rasa marah, kesal, rindu, tidak lagi dia rasakan. Selain perasaan lega luar biasa. Semuanya akan baik-baik saja sekarang. Hatinya berbisik.

Semuanya akan baik-baik saja...

Setelah beberapa waktu berlalu, Naruto pelan-pelan melepas pelukannya. Ditatapnya wajah tampan Sasuke, dia harus sedikit mendongak untuk melihatnya lebih jelas. Jika dulu, perbedaan tinggi mereka sedikit -sangat- membuat Naruto iri dan kesal, namun untuk saat ini, untuk alasan yang tidak ia tahu apa, dia merasa perbedaan tinggi mereka tidak lagi menjadi masalah. Persetan dengan itu, umpat hatinya.

[SasuNaru] I Can See Ghost!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang