"Salam, paman dan bibi. Saya Uchiha Sasuke, teman sekelas Naruto. Senang bertemu dengan anda."
Ucap Sasuke ramah. Tidak lupa ia juga memberikan senyum terbaiknya pada calon mert- kedua orang tua Naruto. Dia sudah mempersiapkan diri sejak pagi, bahkan sejak semalam. Sasuke ingin memberikan kesan yang baik -sangat baik- pada calon mertua ekhem, mereka.
"Kyaaa! Kau tampan sekali, Sasuke-kun!!"
"Ibu!/Kushi-chan!"
"Ah, maaf."
Saat ini, SasuNaru berada di restoran keluarga dekat dengan sekolah. Tempat Naruto dan kedua orangtuanya bertemu. Dan alasan dia membawa Sasuke tidak lain dan bukan karena ketakutannya pada hantu -tentu saja-.
Naruto menarik Sasuke sedikit menjauh dari ibunya yang sudah gemas sekali ingin memeluk Sasuke. "Ibu apa-apaan, sih? Memalukan!" Gerutunya seraya menggembungkan pipi. Iya, Sasuke tampan. Naruto tahu, sangat tahu. Tapi, tetap saja dia tidak suka kekasih… bukan, calon kekasihnya sembarangan disentuh. Bahkan jika itu ibunya sendiri, Naruto tetap tidak suka.
"Mou~ Naru-chan jahat…" keluh sang ibu dengan suara lucu. Bibirnya ikut dimajukan dengan gaya sok imut.
Naruto membuat ekspresi mau muntah. "Ibu sudah tua. Berhentilah bersikap sok imut. Ingat umu- akh!" Dia belum sempat menyelesaikan perkataannya karena sang ibu langsung menjewer telinganya. Tidak keras, tapi tetap saja…
"Apa kau bilang tadi, hm? Ibu tidak dengar. Coba katakan sekali lagi..." Kushina menarik-narik daun telinga Naruto gemas.
Naruto mengaduh. "Aduh! Aduh! Aku minta maaf. Maaf ibu… ah! Ayah…" berkali-kali mulutnya mengeluarkan kata maaf, akan tetapi jeweran ibunya tidak juga lepas. Dan akhirnya, opsi terakhirnya adalah meminta bantuan sang Ayah.
"Ekhem! Sudah, sudah. Jangan bercanda lagi." Ujar Minato setelah berdehem untuk ketiga kalinya. Tapi, jangankan didengar. Keduanya masih saja asik berdebat. Istri dan anaknya benar-benar, deh.
"Hahaha…"
Suara tawa terdengar menghentikan tingkah kekanakan sepasang ibu dan anak itu. Keduanya menoleh bersamaan pada seorang pemuda tampan bernama Uchiha Sasuke yang tengah tertawa kecil melihat keduanya. Menyadari orang tua Naruto memandanginya, Sasuke langsung berdehem dan meminta maaf.
Keributan mereka tentu saja menjadi tontonan para pengunjung. Terlebih saat itu waktunya makan malam, pengunjungnya cukup ramai. Berharap saja mereka tidak di usir.
oOo
Setelah keributan 'kecil' yang di buat Naruto dan ibunya. Keempatnya lalu makan dengan suasana yang menyenangkan. Sasuke memberikan kesan yang begitu baik dimata Kushina dan Minato. Dia sopan, berasal dari keluarga baik-baik, dan seorang siswa yang berprestasi.
Ah, Kushina jadi tenang.
Sebelumnya di telpon, putranya itu sudah menegaskan dirinya tidak ingin ikut dengan keduanya. Alasannya, karena Naruto ingin mandiri. Minato dan Kushina tentu senang putra semata wayang mereka yang manja mulai belajar mandiri. Namun, di sisi lain keduanya diliputi rasa khawatir juga. Mengingat apa yang diceritakan oleh wali kelasnya beberapa hari yang lalu. Minato bahkan meninggalkan pekerjaannya begitu saja agar bisa melihat putranya. Beruntung Ayah Naruto tersebut tidak dipecat.
Tapi, saat Naruto membawa Sasuke, Kushina memiliki pemikiran lain. Mungkin, tidak apa-apa meninggalkan putranya di Jepang sendirian. Ada Sasuke. Kushina langsung mendapatkan kesan yang begitu baik, sejak detik pertama melihatnya. Batinnya mengatakan, Sasuke adalah pemuda yang bisa diandalkan dan bertanggung jawab. Setidaknya, Naruto tidak sendirian. Wali kelas Naruto juga berkata bahwa dia akan mengawasi keadaan Naruto selama putranya tersebut ada di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuNaru] I Can See Ghost!?
FanfictionNaruto itu penakut. Tapi, tiba-tiba setelah kematian kakeknya, Naruto bisa melihat hantu! Iya, makhluk transparan dengan bentuk tidak karuan itu. Naruto ketakutan setengah mati, sampai-sampai rela melompat ke pelukan Sasuke untuk mencari perlindunga...