Keheningan yang menyenangkan menyebar dalam kamar. Lampu telah dimatikan, hanya tersisa cahaya temaram dari lampu belajar yang selalu Sasuke nyalakan sebagai lampu tidur. Naruto menikmati kehangatan yang ditawarkan pemuda itu.
Sasuke mengencangkan lengan yang melingkari Naruto dan bertanya, "Rubah kecil, apakah kau mau mengakui bahwa kau mulai menyukaiku sekarang?"
Tubuh Naruto menegang. "A- apa maksudmu?"
"Saat di gerbang tadi, saat aku menciummu… kau tidak menolaknya. Kau hanya berkata bagaimana jika ada yang melihat. Itu artinya-"
Naruto bergerak panik dan menjauh. "Ti- tidak! Apa yang ka- kau katakan? Aku hanya… aku hanya tidak ingin orang-orang melihat dan… dan… salah paham. Ya, ya… salah paham!" Dia dengan gugup coba mengelak. Jantungnya berdebar begitu keras seperti genderang, bertalu-talu seakan ingin menembus dadanya.
"Hmm…" Sasuke menarik pinggang Naruto kembali dalam pelukannya. "Jika ciuman tidak bisa menjadi bukti… haruskah… aku menidurimu dulu baru kau kau akan mengaku?" Suaranya menjadi serak di akhir kalimat. Ia bahkan dengan sengaja menghembuskan napasnya tepat di telinga Naruto.
"Kau- kau ini bicara apa? Lepas! Aku mau tidur." Wajah Naruto semakin memerah, “Bahkan, jika itu benar. Aku pasti yang di atas. Ish, menjauhlah dariku!" Serunya seraya menggeliat. Tapi, sekuat apapun ia berusaha menjauh, pelukan Sasuke sama sekali tidak terlepas. Melonggar pun tidak.
Sudut bibir Sasuke tertarik membentuk seringai, "Tidak masalah. Selama kau bahagia, aku rela menjadi yang dibawah." Sasuke membuat jarak di antara mereka dan membuka kancing piyamanya.
Naruto berbalik menghadap Sasuke dan dengan waspada melihat apa yang akan pemuda emo itu lakukan. Sasuke kembali menyeringai, ia meraih tangan Naruto, dan memaksa menyentuhnya dari tulang selangka hingga perut bagian bawah.
Telapak tangan Naruto membelai otot keras yang terbungkus kulit halus dan kenyal, otaknya memanas tak terkendali. Siapa yang tahu apa yang dimakan Sasuke saat kecil, hingga ketika tumbuh dewasa; tubuhnya berkembang lebih cepat dari pemuda lain seusianya. Saat tangannya meluncur di atas dua inti yang tegak, Naruto merasa pikirannya telah mencapai titik didih. Sementara itu, Sasuke dengan kejam menahan tangan Naruto, membuatnya menggosok dengan lembut.
Naruto merasa malu sekaligus bersemangat. Bahkan jari-jari kakinya melengkung, adam apelnya yang indah bergerak-gerak tanpa pamrih. Manik sapphire blue-nya tidak lepas menatap bagaimana tangannya menyentuh setiap inci tubuh Sasuke.
Sasuke menarik Naruto kembali ke pelukannya dan menahan pemuda itu di sana dengan aman. Kedua tubuh mereka ditekan bersama dengan erat tanpa celah. Sasuke meniup ringan di telinga Naruto yang sangat merah hingga hampir meneteskan darah, dan berbisik serak, "Sayang, apa kau menyukainya?"
Manik sapphire blue Naruto yang indah melebar terkejut. Setelah beberapa detik hening, dia berbohong melalui giginya dan menyangkal, “Tidak… aku tidak menyukainya!”
"Keras kepala." Sasuke tidak bodoh. Apakah Naruto menyukainya atau tidak, sorot mata dan gesture tubuhnya tidak bisa berbohong. Sasuke tidak perlu mendengar jawabannya sama sekali. Sasuke mendorong Naruto dan menindihnya. Wajahnya mendekat ke sisi leher tan Naruto mempermainkan daun telinganya. Dia sengaja merendahkan suaranya dan, dengan nada nakal, meludahkan beberapa kata tanpa menahan diri, “Bukankah kau mengatakan ingin menjadi yang diatas? Apa kau tidak ingin bercinta denganku?”
Sebelum dia selesai berbicara, Naruto merasakan sesuatu di benaknya mengeluarkan suara, seolah-olah ada tali yang putus. Napasnya tersengal, "Aku... tidak…"
Naruto bingung. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu pada Sasuke -jauh lebih mungkin jika Sasuke lah yang melakukan hal itu padanya.
Sasuke sangat senang menggoda rubah kecilnya. Dirinya tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk sifat malu-malunya. Tanpa menunggu reaksi dari pemuda yang ditindihnya, tangannya terulur mengangkat dagu Naruto dan menciumnya dengan ciuman basah nan memabukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuNaru] I Can See Ghost!?
FanfictionNaruto itu penakut. Tapi, tiba-tiba setelah kematian kakeknya, Naruto bisa melihat hantu! Iya, makhluk transparan dengan bentuk tidak karuan itu. Naruto ketakutan setengah mati, sampai-sampai rela melompat ke pelukan Sasuke untuk mencari perlindunga...