PERINGATAN! CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR 17+
Sesuai rencana, Naruto dan Sasuke pergi nonton film di bioskop. Sebelumnya, mereka makan malam di restoran ramen Ichiraku seperti keinginan Naruto. Pemuda pirang itu sudah melupakan kesedihannya pada kematian tragis pendiri sekolah. Terimakasih untuk kekasihnya, Uchiha Sasuke.
Ini adalah pertama kalinya mereka menonton film bersama. Mengambil keuntungan dari kegelapan teater dan posisi mereka yang kebetulan berada di bangku paling pojok belakang, tangan Sasuke dan Naruto tertaut sepanjang waktu. Naruto tidak protes atau menolak, dia membiarkan pemuda emo itu melakukan apapun yang dia inginkan.
Sasuke menyuapkan popcorn pada Naruto dan dengan sengaja menyentuhkan ujung jarinya pada bibir Naruto yang lembut, berkilau dan kenyal seperti jelly. Jantung Sasuke berdetak keras, dan hampir tidak bisa mengikuti alur cerita film yang mereka tonton karena dia memilih untuk menikmati riak menyenangkan di hatinya.
Setelah puas menghabiskan malam bersama, keduanya memutuskan pulang ketika waktu menunjukan pukul sembilan malam. Dalam keheningan taksi yang mereka tumpangi, Sasuke tiba-tiba bertanya. "Bagaimana filmnya?"
Naruto ragu-ragu sedikit dan menjawab dengan samar. "Cukup bagus. Bagaimana menurutmu?"
Sasuke terkekeh, "aku bahkan tidak menontonnya sama sekali." Jawabnya terus terang. "Bagaimana cara mereka mengalahkan alien itu?"
Naruto terdiam sejenak. "... Alien… yang mana…?"
Sasuke tidak bisa menahan tawanya, "hahaha… kau juga tidak menonton filmnya, hm?"
Wajah Naruto memerah. Ia menutup wajah dengan kedua tangannya dan berujar kesal. "Diam!"
Sasuke tertawa semakin keras.
'Kami-sama, kenapa aku mau pacaran dengan makhluk ini, sih!?'
Sasuke mendekatkan wajahnya ke telinga Naruto dan berbisik, "ah, rubah kecilku ini terlalu memikirkanku sepanjang waktu, 'ya kan?"
Naruto bertingkah seperti seorang anak yang ketahuan mencuri. "Se- sebagian waktu…"
Sasuke tidak puas dan kembali bertanya, "bagaimana dengan sebagian waktu lainnya?"
'Memikirkan tentang pendiri sekolah. Ah…' pikir Naruto, lalu menjawab dengan lemah. "Memikirkan- memikirkan tugas bahasa Jepang!"
Sasuke mendengus. 'Rubah kecilku sedang mencari alasan. Sangat menggemaskan.' pikir Sasuke manis. Dia bicara dengan percaya diri. "Kalau begitu, kau memikirkanku."
Terserah padamu lah Sasuke.
[Saya minta maaf atas ketidaknyamanannya. Terimakasih...]
Malamnya, ketika keduanya sampai di kediaman Uchiha, kedua orangtua Sasuke sedang pergi. Menyadari hanya ada mereka berdua dirumah, Sasuke tentu memanfaatkan waktu tersebut dengan memaksa rubah kecilnya untuk segera mandi.
Karena lelah, Naruto tidak berpikir macam-macam dan menurut saja apa yang di suruh kekasihnya itu. Ia mengambil setelan baju tidur miliknya dilemari Sasuke dan pergi mandi. Di kamar mandi, Sasuke secara khusus menyediakan laci berisi peralatan mandi untuk Naruto. Dari sikat gigi, pasta gigi, sampo dan sabun mandi; semuanya dari merk dan aroma yang biasa Naruto pakai di asrama.
Karena kedua orangtua Sasuke tidak keberatan Naruto menginap setiap akhir pekan -Mikoto bahkan memintanya secara pribadi setelah mengetahui kalau kedua orang tuanya berada di luar negeri untuk bekerja. Naruto anak yang baik, tampan, menyenangkan untuk diajak bicara, terlebih dia juga memiliki peringkat yang bagus di sekolah. Selain itu, Mikoto sendiri mengatakan, Sasuke menjadi lebih ceria setelah berteman dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SasuNaru] I Can See Ghost!?
FanfictionNaruto itu penakut. Tapi, tiba-tiba setelah kematian kakeknya, Naruto bisa melihat hantu! Iya, makhluk transparan dengan bentuk tidak karuan itu. Naruto ketakutan setengah mati, sampai-sampai rela melompat ke pelukan Sasuke untuk mencari perlindunga...