Dhlah maless, pengen kayaaa aja.
"Semakin dewasa semakin sadar, kalo saingan terbesar adalah ego sendiri."
"Hey, kenapa?" Ailan mengelus elus punggung Lia kala melihat gadis itu seperti menahan mual.
"Mual banget, pengen muntah." Ailan panik, dan berniat ingin memberi tahu pada Bu Sri yang sedang menerangkan.
"Ailan ga usah," ujar Lia pelan, sambil memegang lengan Ailan.
"Gapapa?"
"Iya gapapa," balas Lia cepat berbanding terbalik dengan keadaannya sekarang.
"Tapi mukanya pucet gitu." Ailan tampak khawatir dan mencari obat di dalam tas-nya. Sudah jadi kebiasaan Ailan menjadikan tas sebagai sarang obat obatan bukan buku.
"Ailan ngomongin apa kamu!" ujar Bu Sri karena sedari tadi Ailan hanya sibuk sendiri.
"Ngomongin masa depan bu," balas Ailan lantang tanpa beban.
"He! Ibu serius!" ujarnya kesal, bukannya apa apa sifat Ailan tak jauh beda dari Nauval. Apalagi Bu Sri dulu pernah menjadi wali kelas Nauval.
"Ga mau ah seriusin ibu! Entar istri saya ngamuk." Namanya juga Ailan, ga ada serius seriusnya.
"He! Ngomong apa kamu!"
"Ngomongin masa depan bu," ujar Ailan dengan senyum khasnya. "Kepo banget ni emak emak," cicit Ailan pelan tapi masih bisa didengarkan oleh Bu Sri.
"Saya denger lo Lan." Ailan hanya acuh dan kembali menyelesaikan gambar narutonya.
"Baiklah anak anak, apakah ada yang ingin ditanyakan?" ujar Bu Sri pada saat selesai menjelaskan.
Ailan langsung heboh dan mengangkat tangannya tinggi tinggi. Bu Sri tersenyum akhirnya minat sekolah Ailan bisa tumbuh, biasanya laki laki itu hanya bodoh amatan. Sekolah jalur uang yah begini.
"Iya Lan, ada yang ingin ditanyakan?" Bu Sri sangat antusias, kala murid berandalannya memiliki minat belajar.
"Kapan istirahat bu?" tanya Ailan tanpa ada rasa beban sedikitpun.
Wajah Bu Sri yang semula ceria berubah menjadi datar, ternyata Ailan tetaplah Ailan. Tidak akan berubah.
"Silakan istirahat, jangan lupa tugas dikerjakan." Bu Sri keluar kelas dengan wajah datar yang membuat Ailan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Lãng mạn❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...