♡𝐁𝐞𝐬𝐭 𝐛𝐨𝐲♡

690 104 0
                                    

"Aku mencintaimu, akan tetapi aku tidak bisa meninggalkan Tuhanku."
_A L I A_

"Yang, bangun." Ailen mengguncang guncangan bahu Lia karena gadis itu tak kunjung bangun. Lia tampak terlelap dengan tenang. Ailen menjadi tidak tega melihatnya.

Ailen kembali membangunkan Lia dengan pelan. "Yang, bangun yuk. Udah nyampe."

Lia akhirnya membuka matanya dan menatap kesal Ailen, tidur paginya menjadi terganggu karena laki laki satu ini. "Ganggu aja."

"Udah nyampe ma." Lia menoleh ke samping, memang benar mereka sudah di sekolah sekarang. Lia cengengesan tidak jelas. "Hehe iya iya."

"Aii, ga turun?" tanya Lia karena Ailen masih sibuk dengan benda pipinya.

Ailen menoleh singkat dan menggeleng, menyodorkan tangannya agar Lia, menyalaminya. Lia yang sudah paham pun mencium punggung tangan Ailen. "Duluan aja, gue di panggil kepsek bentar. Jalan pelan pelan yah, jangan sampe jatuh." Lia mengacungkan jempolnya dan mengangguk paham.

"Yes Daddy." Ailen terkekeh.

Lia yang sudah keluar mobil kembali masuk lagi. Ailen mengerutkan keningnya. "Ada yang tinggal?"

"Nanti jangan kegatelan sama Eylik!" peringat Lia yang diangguki Ailen, Eylik adalah sekertaris OSIS yang notabenenya menyukai Ailen.

"Skip Eylik, Lia lebih menarik." Lia tersenyum puas dan melangkahkan kakinya menuju kelas. Ailen sungguh gemas dibuatnya.

_____

Lia berjalan menuju kelas dengan senyum yang tak pernah pudar di kedua sudut bibirnya, entahlah gadis ini sangat bahagia pagi ini, apalagi kemarin malam Ailen mengirimkan satu kardus seblak instan padanya, walaupun harus menggunakan jalan ninja terlebih dahulu. You know lah Ailen bagaimana bentuknya.

Lia masuk ke dalam kelas, akan tetapi baru sampai di depan pintu. Anak anak sudah melemparinya dengan kertas kertas yang sudah dibulatkan. Tak jarang ada yang menyiramnya dengan air got.

"Pantesan lengket banget, udah digilir ternyata!"

"Idih, najis amat. Mukanya doang cantik, tapi udah hamiludin. Di luar nikah juga!"

"Jalang yah jalang aja, ga usah sok soan polos gitu!"

"Udah ga suci dia!"

Lia terdiam kaku saat banyak sekali hujatan yang menimpanya, kakinya terasa mati rasa. Ia bungkam seketika. Ia tidak menyangka jika hari ini, semuanya akan terbongkar begitu saja. Bahkan ini sudah menjadi rahasia mereka berdua, siapa yang membeberkan semua ini?

"Gue kira beneran jagoan, eh ternyata di coba sana sini mau aja!"

"Murah banget!"

"Pokoknya dia harus di keluarin dari sekolah ini! Dia cuma aib sekarang!"

Jesma dan Viora hanya bisa terdiam kaku, keduanya juga baru mengetahui semua itu sekarang. Bahkan rahasia sebesar ini pun, Lia tidak ingin menceritakannya.

Ailan? Ia tidak kala syok, Giran dan Ajis yang ingin membantu di tahan oleh Ailan. Setuasinya sedang tidak tepat sekarang. Banyak sekali yang membulynya, tak jarang ada memvidiokan.

Salsa datang mendekat, dan mencengkeram dengan kuat dagu Lia. Tersenyum meremehkan. "Oh ini yang katanya queen basket, idolanya para junior, sahabat sejatinya Alfin, kesayangannya Ailen. Jalang ternya, hamil diluar nikah yah kak? Udah di gilir berapa kali nih? Ups canda gilir." Lia hanya bisa terdiam mendengarkan hinaan demi hinaan yang dilontarkan Salsa.

"Pantesan jarang banget latihan, lagi ngandung ternyata," tambah Salsa lagi. Gadis itu tertawa meremehkan, dan berakhir meludahi Lia.

Lia memejamkan matanya kala Salsa mencengkeram dengan kuat dagunya. Ia yakin dagunya akan luka karena terkena kuku kuku tajam Salsa.

Aizah kini ikut menunduk dan tertawa melihat mantan sahabatnya, yah bagi Aizah mereka adalah mantan sahabat. Tapi tidak dengan Lia.

Aizah mengelap air mata Lia dan tertawa. "Jalang bisa nangis juga ternyata."

"Pantesan ngebet banget sama Ailen, udah diperawanin ternyata," sindir Aizah lalu menampar pipi Lia, Lia terkejut dibuatnya. Ia tidak bisa melawan sekarang, semuanya orang menghujamnya.

"Lo tau apa yang gue rasain selama ini kan Qell? Sekarang lo bakal ngerasain hal yang sama. Gimana rasanya ga dianggep sama bestie sendiri." Lia mendongak, dan berdiri, menampar balik Aizah. "Lo yang munafik anjing!" teriak Lia tepat sekali di depan wajah Aizah.

Aizah kesal setengah mati, meyuruh teman temannya untuk memegang kedua tangan Lia. Aizah kembali menampar beberapa kali Lia. Wajah Lia sudah merah bekas tamparan. Lia terus memberontak agar mereka melepaskannya dan bisa membalas tamparan Aizah.

Aizah menatap Lia dengan penuh emosi. "Lo tau ini cewe kan?! Cewe yang selalu dibangga banggain SMA ini, yang katanya queen basketball ini! Dia tu jalang sebenernya!" teriak Aizah menggelegar.

"Kalian tau kemaren gue pernah jadian sama Ailen kan? Jadi jalang satu ini sengaja pengen ngehancurin hubungan kita! Dia kasih obat ke Ailen, biar Ailen mau nidurin dia! Dan yang perlu kalian ketahui satu hal! Ailen ngelakuin semua ini dalam keadaan ga sadar, karena pengaruh obat dari jalang satu ini!"

Ratusan siswa siswi tampak syok mendengarkannya, apalagi setahu mereka Lia itu gadis baik baik. Dan apa sekarang?

Jesma dan yang lainnya percaya, karena mereka tidak tahu bahwa sebelum Aizah berpacaran dengan Ailen, Lia dan Ailen sudah lama dekat. Jadi mereka yakin dalang dari semua ini adalah Lia.

"Gila Je, gue ga nyangka kalo Lia sejahat itu!" Viora geleng geleng kepala mendengarkan ucapan Aizah. Ternyata selama ini mereka semua salah, mereka salah besar karena menjauhi Aizah, dan sebenarnya yang jahat disini adalah Lia.

Viora menarik Jesma menjauh. Pada saat melewati Lia, Viora membuang wajahnya ke arah lain. Terlalu benci mendengarkan kebusukan Lia. "Vi... Plies percaya gue," lirih Lia berusaha menggapai tangan Viora.

"Apasih! Lepasin!"

"Je, lo percaya gue kan? Gue ga bakal lakuin itu Je..." Jesma menepis kasar tangan Lia, ia langsung pergi mengikuti Viora yang sudah terlanjur kecewa.

"Kita kecewa sama lo Qell," ujar Ajis pelan lalu berlari meninggalkan ruangan kelas diikuti dengan Giran dan yang lainnya.

Lia tertunduk, dunianya benar benar hancur sekarang. Semua orang menyalahkannya, tanpa mengetahui fakta sebenarnya.

"Lo liat kan Qell? Semua orang jauhin lo!"

"Rencana gue berhasil Qell!" Aizah tertawa puas diikuti dengan Salsa dan yang lainnya, mereka pergi. Meninggalkan Lia yang masih saja kena bully. Bahkan ada yang sudah melempari kepalanya dengan telur busuk.

Lia tertunduk memegangi perutnya, berusaha untuk tidak kehilangan kesadaran. Namun nyatanya? Baru satu menit saja Lia sudah kehilangan kesadarannya. Yah perempuan itu pingsan sekarang, tidak ada satu orang pun yang ingin membantunya.

Permainan baru di mulai, dan semuanya berjalan dengan lancar. Gue harap lo bisa ngerasain apa yang gue rasain, Qell. ujar seseorang di seberang sana.

_Off Baperan_

Seperti biasa, ada teka teki yang harus dipecahkan. Yok tebak siapa yang nyebarin aib Lia disini?

Yang bener aku kasih Alfin entar.

1014•30•05•21

ꜱᴀʏᴀ, ᴘᴀᴄᴀʀɴʏᴀ ᴇɴꜱɪᴛɪ

AIIQELLA||TAMAT||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang