"Kamu dan cinta, dua hal yang membuat aku gila."
_A I L E N_"Udah enakan?" Ailen memberikan segelas susu khusus ibu hamil yang sudah ia beli tempo hari. Lia menerimanya, pada saat ingin meneguknya, Lia langsung menjauhkan susu itu darinya.
"Hey kenapa?" tanya Ailen khawatir. Lia ingin muntah rasanya, aroma susu itu sukses membuat ia merasa sangat mual.
"Ini susu apaan sih, ga enak banget, bikin mual." Ailen mengerutkan keningnya, apa ia salah beli susu, tapi kata mbak mbak Indomaret itu memang benar ini susu khusus ibu ibu hamil.
"Ini susu bumil, emang lo ga pernah minum?" tanya Ailen curiga, Lia mengangguk malas.
"Enggak tuh."
"Kenapa? Gue ga mau yah, anak kita kurang gizi." Lia mengangkat bahunya acuh dan tertawa hambar.
"Boro boro beli susu, makan aja gue susah." Ailen semakin merasa bersalah dibuatnya, ini semua adalah salahnya, ia berjanji apapun keadaannya, ia harus terus menjaga dan merawat Lia.
"Minum yah? Dikit aja ga papa kok, demi anak kita." Lia menggeleng, ia benar benar enek.
Ailen berusaha mencari cara agar Lia ingin meminum sedikit susu ini. "Kalo lo minum susu ini, gue janji bakal nurutin kemauan lo."
Lia tampak antusias dengan ucapan Ailen barusan, boleh juga. "Beneran?"
Ailen mengangguk. "Hooh."
Dengan cepat, Lia langsung meneguk susunya, walaupun di dalam sana menolak, tapi Lia tetap memaksakan, kesempatan emas seperti ini tidak boleh disia siakan.
"Abis," ujar Lia lalu memberikan gelasnya pada Ailen, berusaha menahan mualnya akibat susu itu.
"Mau apa, hm?" tanya Ailen menggiurkan.
"Gigit lo!" Ailen melotot, ini Lia kalo gigit ga main main.
"Yang lain aja yah?" ujar Ailen minta bernegosiasi.
Lia menggeleng kukuh, ini sudah jadi kesepakatan yang harus dilaksanakan. Ailen memilih mengalah dan menyodorkan tangannya, Lia tersenyum bahagia, dan menggigit tangan Ailen sekuat yang ia bisa.
"Aww!" Ailen meringis kala Lia menggigitnya sangat kuat, Ailen yakin, setelah ini pasti terciptalah luka baru.
Lia tersenyum sumringah kala melihat tangan Ailen yang hampir mengeluarkan darah karenanya, Ailen hanya diam merasakan sakitnya. Tak lama, Lia menjadi kasihan sendiri melihat Ailen yang hanya diam menahan sakit.
"Sakit yah?" tanya Lia dengan mata yang sudah memerah menahan tangis.
Ailen menggeleng cepat, lebih tepatnya berbohong. "Enggak kok."
"T-tapi berdarah."
Ailen jadi panik sendiri kala melihat Lia yang sudah menangis. "Eh jangan nangis yang."
Lia meniup niup tangan Ailen yang sudah mengeluarkan darah itu. "P-pasti sakit."
"Enggak kok."
"Ailen maaf." Lia mengelap darah di tangan Ailen dengan tangannya. Ailen terkekeh, ada untungnya Lia kalo lagi hamil, jadi manja gini.
"Gapapa kok."
Lia menyodorkan tangannya yang membuat Ailen tidak paham. "Untuk apa?"
"Ayo balas."
"Balas gigitnya." Ailen menggeleng, mana tega ia menggigit Lia. Kecuali ehem.
"Enggak lah! Yakali gue balas."
"Ailen, ayo, bales aja, gue gapapa." Lia terus saja menyodorkan tangannya yang tidak kunjung dibalas oleh Ailen.
"Beneran mau di balas?" tanya Ailen memastikan.
"Iya."
Ailen tersenyum mesum. "Sini gue bales."
"Bukan ditangan," ujar Ailen pada Lia.
"Terus?"
"Disini." Ailen menunjuk lehernya sendiri, awalnya Lia tidak paham. Tapi setelah beberapa detik, Lia langsung memberikan Bogeman cuma cuma untuk Ailen. "Lo mesum banget njir!"
__🥱✨
"Gue minta maaf," ujar Ailen tiba tiba yang membuat Lia menoleh.
"G-gue minta maaf untuk semuanya, maafin gue yang udah jadi cowo brengsek. Yang lari dari masalah gue sendiri, dan ngebiarin lo nanggung semuanya sendiri." Lia hanya membiarkan Ailen untuk menjelaskan semuanya.
"K-kemarin gue bener bener ga tau harus berbuat apa, gue kayak buntu banget. Disatu sisi gue takut pendidikan gue hancur, gue takut masa depan gue gelantungan, apalagi gue udah ngambis dari kecil. Gue takut banget..."
"Tapi demi Tuhan Li, semua cewe yang gue deketin, selain lo. Itu murni buat pelampiasan, sampe detik ini gue belum pernah nemu cewe yang buat gue nyaman, senyaman gue bareng lo. Dan lo adalah cewe pertama dan terakhir yang gue paksa iya iya." Lia salut akan kejujuran Ailen, tapi ia belum sepenuhnya bisa memanfaatkan semua perlakuan laki laki itu padanya.
"Gue ga tau mau ngelampiasin ini ke siapa, gue capek mendem sendiri gue butuh pelampiasan. Gue pikir setelah gue macarin banyak cewe, gue bisa lupain lo. Nyatanya salah, setiap gue mau ngelakuin yang iya iya sama cewe lain, gue kayak liat lo lagi senyum natap gue. Seolah olah ngasih peringatan kalo gue ga boleh ngelakuin itu, kecuali bareng lo." Ailen menatap Lia lekat lekat, dan menggenggam erat tangan perempuan itu. Lia diam, tidak tau harus bereaksi seperti apa.
"Gue sengaja kasarin lo, bentak lo, biar lo benci sama gue. Biar lo lupain semua tentang kita. Nyatanya? Gue sendiri yang ga bisa ngelupain lo. Gue yang jilat ludah gue sendiri." Lia merasakan pelukan tiba tiba Ailen, Ailen kembali menangis di hadapan Lia.
"Udah Len, ga usah nangis."
"Gue nyesel banget, gue takut banget ga bisa bareng lo lagi."
Ailen melepaskan pelukannya dan kembali bersimpuh di hadapan Lia. Ia menggenggam dengan erat tangan Lia dan tersenyum dengan mata yang masih membengkak.
"Mulai hari ini, Gue, Ailen Reylando Adelio selaku suami Alia Ania Baraqella di masa depan, berjanji akan bertanggung jawab atas anak gue. Gue bakal nikahin lo setelah kita lulus dua bulan lagi, kita mulai semuanya dari awal, dan bangun keluarga sederhana versi kita..."
_Off Baperan_
Sudah kubilang, jangan terlalu membenci pemeran utama dalam suatu cerita.
860•30•05•21
ꜱᴀʏᴀ, ᴘᴀᴄᴀʀɴʏᴀ ᴇɴꜱɪᴛɪ
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Romance❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...