"Ingin tahu cara memutihkan rambut? Menualah bersamaku."
_A I L E N_Ailen yang baru ingin keluar rumah pun dikejutkan dengan kedatangan Ajis dan Ailan yang sedang membopong Giran. Wajah Giran dpenuhi lebam, ini kayaknya abis dikeroyok.
"Eh kenapa nih?" tanya Ailen membantu membopong Giran.
"Abis main judi Len," ujar Ajis gemas, udah tau ini lebam masih aja ditanya.
Ailen tidak mendengarkan ucapan Ajis dan langsung membantu membawa Giran menuju ruang tamu. Ailen mengambil kotak P3K di lemari obat. Ailen datang membawa kotak P3K itu, dan duduk di sebelah Giran.
"Lo obatin dia, gue mau mandi," ujar Ailan yang dibalas anggukan oleh Ailen.
Ajis tersenyum dan memegang tangan Ailan yang ingin berlalu. "Mandi bareng enggak nih?" goda nya yang membuat Ailan geleng geleng kepala.
"Mandi bareng mata mu!"
"Aww!" Giran meringis kala Ailen menekan lukanya, wajah laki laki itu dipenuhi memar.
"Ini kenapa sih Jis?" tanya Ailen kepo, Ajis yang sibuk memainkan handphonenya, menoleh sekilas.
"Gue kan dah bilang, main judi." Ailen melempar kapas bekas mengelap wajah Giran tadi, dan tepat sekali terkena wajah Ajis. "Serius njing!"
"Idih! Punya modal berapa lo mau seriusin gue." Ailen tersenyum lebar, layaknya Joker, dan mengacungkan jari tengahnya pada Ajis. "Saraleo Jis."
"Sarang hae too Len." Ailen tertawa mendengarkan balasan Ajis.
"Lah kenapa? Gitu kan? I love tou kan maksud lo?" Ajis jadi bingung sendiri, bukankah benar yang ia ucapkan.
"Haha, ga gitu konsepnya Jis, lo salah negara." Ajis segera mencari maksud dari kata Ailen tadi, pada saat membuka internet, Ajis langsung melotot, sial! Ternyata Ailen menggunakan kosa kata Thailand. Bukan Korea.
"Saraleo dalam bahasa Thailand artinya sialan," eja Ajis membaca artikel di salah satu situs internet.
"Sialan lo Len!" Ailen tertawa lalu kembali fokus mengobati lebam di wajah Giran.
Ailan datang sambil mengelap rambutnya dengan handuk kecil, ia duduk di sebelah Ajis yang kembali sibuk dengan handphonenya. "Udah mandi lo?" tanya Ajis basa basi.
"Iya lo ga mandi?" Kini Ailan balik bertanya.
Ajis menggeleng manja dan memeluk lengan Ailan. "Ga mau, maunya di mandiin sama kamu."
"Idih najis Jing!"
"Len jangan lo teken! Sakit itu!" dumel Giran kala Ailen terus menekan nekan luka di pelipisnya.
"Nyesel gue nolong Giran tadi," adu Ajis, karena sempat kena tonjok sekali.
"Iya, aturannya kita biarin aja dia bonyok, kalo perlu mati sekalian, kita tinggal gali kuburnya doang." Giran memberikan tatapan tak suka pada teman temannya.
"Di keroyok siapa lo?" tanya Ailen pada Giran, karena Ajis tidak mau menjelaskan. Mau nanya ke Ailan masih gengsian.
"Malvin sama temen temennya," ujar Giran.
"Malvin mantan Viora cowonya Salsa?" tanya Ailen memastikan. Giran mengangguk dengan mata yang tertutup, lebih tepatnya menahan sakit.
"Iya."
Ailan mendekat, karena masih gemas dengan Giran. Menekan luka di pelipis laki laki itu dengan kuat. "Lagian lo juga sok kegantengan, make deketin cewenya lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Romance❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...