"Jika mencintai mu salah dalam agama, lantas mengapa Tuhan memberikan sebuah rasa dalam cinta?"
_A L I A_Setelah kejadian beberapa waktu lalu, Ailen yang sudah memutuskan untuk bertanggung jawab. Dan semuanya telah kembali seperti semula, dimana Lia yang sementara akan tinggal di apartemen laki laki itu. Mereka tidak tinggal satu atap, hanya saja Ailen sering mengunjungi Lia, Lia benar benar diperlakukan seperti layaknya ratu kerajaan. Ailen tu sebenernya baik, penyayang banget. Kemarin tu ia bener bener lagi buntu, ga tau harus gimana. Karena laki laki itu sudah ngambis dari masa SD, jadi ia takut kalo masa depannya terbuang sia sia.
Apalagi ia paling malas meneruskan pekerjaan Daddy-nya. Yah Ailen menentang kemauan orang tuanya. Si Ailan? Dia mah oke oke wae yang penting banyak money.
"Salim dulu," peringat Ailen kala Lia ingin turun dari mobil, Lia terkekeh Ailen benar benar memperlakukannya layaknya seorang istri.
"Apaan sih! Lo bapak gue emang?" Ailen terkekeh dan menyodorkan tangannya pada Lia. "Anggep aja ini lagi latihan jadi pasutri di masa depan." Ailen menyibak nyibakkan tangannya, agar lia menyalami dan mencium punggung tangannya.
"Udah ga usah ngeyel, cepetan salim." Lia masih saja ngeyel dan tidak mau menyalami punggung tangan Ailen.
Ailen punya banyak sekali cara agar gadis itu bisa tunduk padanya. Ailen mendekatkan wajahnya pada Lia, tak lupa memiringkannya. Tersenyum mesum seperti biasanya. "Cium nih."
"Apaansih!" Lia langsung menjauhkan wajah Ailen darinya, segera menyalami dan mencium punggung tangan laki laki itu agar Ailen tidak berbuat macam macam. Masalahnya Ailen ini termasuk ke jenis fampir yang suka nyosor ga tau tempat.
"Aaa sayang banget sama mama." Ailen memeluk Lia erat dari samping, Lia hampir saja kesulitan menarik nafas karena Ailen memeluknya sangat erat.
"Mau bunuh gue lo?!" ujar Lia kesal, Lia akhir akhir ini emang agak enek liat wajah Ailen.
"Enggak yang, sadis amat."
"Apa kata lo?!" Lia mulai mengibarkam bendera perang yang membuat Ailen meringis dan menggeleng. "Lo cantik banget suer deh."
"Sana gih masuk kelas, bel udah mau bunyi." Lia berniat turun tapi ia urungkan. "Lo ga masuk?"
Ailen mengelus rambut panjang Lia, dan mengecup keningnya sekilas. "Gue ada urusan sama anak OSIS, kayaknya ga bisa ikut kelas. Pulang tungguin gue." Lia mengangguk dan mengacungkan jempolnya.
"Oke rentenir gila."
Ailen gemas sekali melihat tingkah Lia, jujur setelah ia berani mengakui kesalahannya beban hidupnya seperti hilang begitu saja. Urusan orang tuanya yang tidak merestui hubungan beda Agama, tidak Ailen pikirkan sekarang, biarkan waktu yang menjelaskan.
****
Lia masuk ke dalam kelas dengan senyuman yang tak pernah pudar menghiasi wajahnya. Pada saat ingin duduk, Lia dapat melihat Aizah yang tidak memiliki semangat untuk hidup. Wajahnya pucat, ia terlihat sangat murung, setelah kejadian di ruang OSIS dulu, hubungan persahabatan mereka memang semakin buruk. Apalagi sekarang Aizah sudah menjadi anggota Geng Salsa, yang notabenenya rival abadi mereka, sekaligus perusak hubungan Viora.
Lia sebenarnya tidak tega dengan Aizah, tapi karena ia sudah bergabung dengan komplotan Salsa, Lia jadi tidak perduli sekarang. "Maafin gue Jak, gue bukan bunda yang rela ngorbanin perasaan gue demi sahabat. Anak gue lebih butuh Ailen Jak."
"Yoi! Qell! Sini gibah!" Lia terkekeh kala melihat Ajis yang sudah stay bersama para siswi siswi yang sedang bergibah ria.
"Iya anjir! Kemarin pas pulang renang, gue liat Vinka bareng Aryo!" ujar Ajis menggebu gebu kala mereka sedang membahas topik jika Aryo sedang berselingkuh dengan anak kelas sebelah.
"Tuh kan Lin, gue udah bilang, Aryo tu cowo ga baik baik." Alan selaku kembaran Alin memberikan nasehat pada adik kembarnya yang sudah diselingkuhi.
"Terus nih ya, kita liat si Aryo pergi ke hotel bareng Vinka. Iya ga Jis?" Giran menepuk nepuk bahu Ajis meminta pembelaan, Ajis yang sedang memakan Mie Ayam pun hampir tersedak, dan segera menelan makannya untuk kembali bergibah.
"Yoi! Gile sih, gue rasa mereka ehem ehem."
Alin kesal, bukannya memberikan pencerahan tentang hubungannya, mereka bertiga malah memanas manasi. "Ga jelas lo pada!"
"E-Eh Lin! Jangan pergi dulu ela!" Ajis menahan tangan Alin, karena tidak mau menyia nyiakan moment Giran langsung melahap habis tanpa sisah Mie Ayam Ajis. "Kenapa sih?!"
"Kalo saran gue mending lo putusin aja tu si Yoyo cowo lo. Terus jadi cewe gue." Alin menoyor kening Ajis dan berlalu begitu saja. "Matamu!"
Lia terkekeh melihat kelakuan Ajis yang suka sekali gibah. "Qella! Cowo lu kemana?" Kini Giran yang bertanya, entahlah Lia salting rasanya.
"E-eh ada urusan sama anak OSIS." Aizah menoleh kala mendengar Giran bertanya seperti ini, kentara sekali bahwa ia tidak menyukai Lia.
"Vi, Je nanti sore latihan yah." Jesma dan Viora memberikan jempol sebagai jawaban, yah sekarang mereka memang bertiga, jika pertandingan ada salah satu kenalan Alien yang juga jago basket dan ia menggantikan posisi Aizah.
****
"Hey, lama yah nunggunya?" Alien datang sambil memainkan kunci mobilnya, memang sekarang laki laki tidak lagi membawa motor, karena ia memikirkan Lia. Jadi sekarang ia terbiasa membawa mobil, motor Lia juga jarang digunakan.
"Enggak kok, baru keluar." Ailen membukakan pintu penumpang depan untuk Lia, Lia masuk diikuti Ailen yang masuk di kursi pengemudi sebelahnya.
"Sekarang kayak gue yang majikan, dan lo babunya." Ailen tertawa dan mengelus rambut Lia. "Dan anak kita ratu-nya."
_Off Baperan_
844•30•05•21
ꜱᴀʏᴀ, ᴘᴀᴄᴀʀɴʏᴀ ᴇɴꜱɪᴛɪ
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Romans❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...