Yeah yeah sekrang g boleh males malesan lagi harus namatin ini cerita
****
"Titik tersulut dalam hidup adalah dimana lo harus milih mikirin hati atau sahabat."
_Alia Ania Baraqella_"Darimana?" tanya Ailen saat melihat Ailan baru pulang dengan rambut yang bisa dibilang acak acakan.
"Ultah Seyla." Ailan tak bergairah untuk menjawab, dilihatnya di ruang tamu sudah ada Ajis dan Giran yang anteng bermain dengan Kayrel. Jiwa jiwa pembullyan Ailan ingin keluar seketika, tapi ia urungkan untuk kali ini. Ia sangat lelah.
"Lo ngajak Qella?" tanya Ailen tidak suka.
"Enggak."
"Ga usah ngeles lu, gua dapet kabar dari Rio, katanya lo ngajak dia ke acara itu." Ailan mulai jengah dengan Ailen, lelaki itu terlalu mengurusi hidupnya.
"Kalo iya kenapa?" tanya Ailan sinis.
"Gua ga suka lo ngajak dia ke tempat itu."
"Lu makin hari kok makin ngatur bang? Qella cewek lo? Istri lo?" Ailen terdiam setelah mendengarkan ucapan Ailan barusan, betul juga ia tidak memiliki hak apapun untuk mengatur Lia.
"Tapi jangan samain dia kayak cewek lo yang lain, dia cewek baik baik." Ailen mulai meninggikan suaranya sedikit, Ailan jadi tersulut emosi dibuatnya.
"Lo ga usah ngatur bang, mau gua apain dia itu urusan gua. Sekalipun dia hamil nanti gua bakal tanggung jawab, jadi jangan takut." Ailen melotot mendengarkan ucapan Ailan, tangannya sudah siap untuk menjotos mulut kurang ajar lelaki itu.
"Woy woy! Jan war woy!" pekik Ajis lalu berlari memegang tangan Ailen.
"Astagfirullah, kenapa sahabat ku seperti ini ya Allah." Giran pun ikut mendekat dengan Kayrel di gendongannya.
"Om kenapa? Jangan belantem," ujar Kayrel lalu memeluk Ailan.
Ailan tersenyum manis dan berjongkok di depan Kayrel, mengelus puncak kepala ponakan kesayangannya. "Om gapapa, Kay pergi sama Papi aja deh."
"Gamau, Kay gamau, nanti kalian belantem lagi. Kay gamau om Kay kenapa napa." Ailan menghela nafas panjang dan menggendong Kayrel menjauh, jika ia tetap disini ia akan tersulut emosi dan ikut mengamuk.
Ailen mencengkeram dengan kuat tangan Ailan dan menatap laki laki itu dengan sengit, tersenyum sinis menatap kembarannya. "Lo jangan macem macem sama Qella!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Romance❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...