Minal aidzin walfaizin mohon maaf jika saya dan Jaemin sekeluarga sering menciptakan keharmonisan dan keromantisan yang kadang kala membuat rasa iri dan dengki kalian meronta ronta🙏☺️
"Hanya laki laki brengsek yang tidak berani bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat."
_Aizah_"Za, Lia kemana?" tanya Ailen pada Aizah yang sedang sibuk mengerjakan tugas matematika. Aizah menoleh dan mengerutkan keningnya tidak paham.
"Lia? Lia siapa?" tanyanya lagi. Oh Tuhan Ailen lupa. Ia segera meralat ucapannya.
"Qella maksudnya." Aizah mengangguk anggukan kepalanya tanda paham, dan segera mengingat ucapan Lia malam tadi.
"Qella ga sekolah, katanya kurang enak badan." Ailen terdiam sejenak, apakah ini semua salahnya? Sekarang ia sudah seperti laki laki pengecut yang tidak berani meminta maaf sama sekali.
"Emang kenapa?" tanya Aizah lagi, bukannya apa apa yah Aizah agak gimana gitu kalo si Ailen nanya Lia bukannya dia.
"Gapapa, nanya doang."
Aizah kembali menoel noel pundak Ailen yang membuat laki laki itu menoleh. "Len lo tau enggak?" tanya Aizah begitu antusias.
Ailen menggeleng singkat lantas menjawab. "Enggak tuh."
"Eh bentar! Belum kelar."
"Sok lanjut." Aizah kembali melanjutkan ucapannya yang terpotong tadi. "Tadi kan gue ke rumah Qella lewat jendela nih yah."
"Pintu fungsinya untuk apa?" tanya Ailen datar.
Aizah kesal dan meninju lengan laki laki itu gemas. "Diem dulu! Gue mau cerita!" Ailen kembali diam menyimak dengan baik ucapan Aizah.
"Jadi tu gue masuk tiba tiba kan yah, gue liat si Qella lagi nangis gitu, matanya udah bengkak banget, tu anak kan kalo nangis hidungnya merah yah. Terus dia kayak bengong gitu sambil mukul mukul perutnya. Dia lagi datang bulan apa gimana? Masa iya dua kali sebulan?" Ailen terdiam kaku mendengarkan ucapan Aizah, ia tidak tau harus bereaksi sebagaimana sekarang. Ailen benar benar takut jika suatu saat sesuatu yang diluar kendalinya akan terjadi begitu saja.
"M-mungkin dia lagi datang bulan kali," elak Ailen cepat.
"Masa iya dua kali sebulan? Emang ada sih yang begituan, tapi kan jarang nih yah." Aizah menangkup wajahnya dengan tangannya sendiri sambil menatap wajah Ailen yang sudah keringat dingin.
"Ya m-mana gue tau gue kan cowo!"
"Lah kok ngegas?" ujar Aizah heran dengan perubahan sikap Ailen.
"Len, tu muka kenapa keringat dingin gitu, padahal masih pagi kan yah." Aizah mengelap keringat Ailen dengan tangannya, yang membuat laki laki itu terlihat risih dan menyentak dengan kasar tangan Aizah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Romance❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...