Lia sudah update! Sekaligus sudah ending🔥"Disaat aku mencintainya layaknya seorang pasangan. Disaat itu juga ia menyayangiku layaknya seorang teman."
_ALFIN_"Pulang enggak?" Lia menoleh kala Alfin memegang pundaknya, gadis itu mengangguk. "Iyalah, masa nginep."
"Jalan yuk!" ajak Alfin lagi, Lia terdiam. Bagaimana nasib motornya kelak. Alfin mengelus elus puncak kepalanya lembut. "Udah nanti suruh anak anak bawa."
Lia tersenyum dan mengangguk antusias, Alfin menggenggam tangan Lia. Mengajaknya pergi pulang bersama, keduanya masih sama sama mengenakan pakaian basket. "Mal! Bawa motor Qella nanti! Punya gue juga."
Malvin mengacungkan jempolnya dan mengangguk, baru kemarin katanya menyesal karena sudah menduakan Viora. Eh hari ini udah gandeng cewe lain.
____
"Mau kemana nih?" tanya Alfin yang sedari tadi tak kunjung melepaskan genggaman tangannya. Lia hanya tersenyum, entahlah ia benar benar bahagia hari ini.
"Kemana aja asal bareng lo!" Alfin terkekeh dan mengajak Lia untuk berlari, walaupun tak tentu arah, tapi keduanya terlihat sangat bahagia.
"Ke neraka mau?" tanyanya bercanda. Lia mencubit lengan Alfin, dan menggeleng. "Lo aja, gue di surga."
"Katanya kemana aja, hm."
Lia merasakan rintik rintik air hujan itu mulai turun. "Alfin hujan!" ujarnya lalu mengajak Alfin untuk berteduh. Bukannya menurut, Alfin malah menarik Lia menuju lapangan basket kecil di pinggir jalan itu. "Ga usah neduh, kita main basket disana aja."
Lia kalo udah ngeliat bola basket mana tahan, kini ia malah menyeret Alfin untuk pergi ke lapangan basket umum itu. Lia mengambil bola basket di bawah ring, dan mendribble-nya. "Sini Fin tanding! Ga sabar gue liat lo kepleset." Alfin tertawa dan mendekat.
Keduanya bermain bola basket di derasnya hujan, Lia mendribble bola dan membawanya menuju ring. Lia tertawa kala melihat Alfin yang berusaha mengejarnya. "Cemen lo Fin, main Barbie sana!" ledeknya lalu tertawa. Pada saat Lia menembak bola menuju ring itu, bukannya masuk, bola malah melantun ke arah lain.
Karena tidak mau kehilangan kesempatan, Alfin mengejar bola yang belum out itu, karena permainan ini menggunakan metode setengah lapangan. Alfin membawa bola keluar terlebih dahulu, karena Lia yang sudah menghadangnya. Alfin tidak ada pilihan lain, ia harus melakukan three poin. Bola itu melambung dengan sempurna dan masuk ke dalam ring. "Yeah three poin!"
Lia cemberut dan mengelap wajahnya yang sudah basah karena terkena air hujan. "Alfin mah ga seru, mainnya three poin." Alfin tertawa dan kembali mendribble bolanya, melakukan berbagai gerakan yang sudah ia kuasai.
Ia mendekat ke arah Lia, dan mengulurkan tangannya pada gadis itu, karena Lia kesal Alfin three poin, gadis itu memilih duduk dan bermain air. "Mau bolanya ga?" tanya Alfin yang membuat Lia antusias dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIIQELLA||TAMAT||
Romansa❝𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧.❞" Tentang dia yang berbuat akan tetapi enggan bertanggung jawab. Tentang dia yang berjanji untuk sehidup semati tetapi mengkhianati. Tentang dia yang...