Jam pelajaran Pak Minseok sudah berakhir sekiranya sepuluh menit yang lalu, tapi sayangnya guru itu masih saja betah dikelasku. Mohon maaf, apa ada perekat di kursinya?.
Ayolah, kepalaku rasanya ingin meledak melihat semua rumus dan istilah-istilah aneh di papan tulis itu. Asal kalian tahu, mata pelajaran satu ini adalah kelemahan terbesarku. Dan sayangnya sampai saat ini belum ada dorongan istimewa yang menyuruhku untuk minat dengan hal-hal menyangkut kimia. Padahal sudah hampir enam tahun aku menjajal mata pelajaran satu ini.
"Baiklah, kumpulkan buku catatan kalian, dan segera keluar istirahat untuk yang sudah mengerjakan!," seru Pak Minseok pada akhirnya.
Aku yang paling pertama bangkit dan mengumpulkan buku tugasku kemudian beranjak keluar kelas. Akhirnya, kebebasan ini...
Keluar dari kelas aku menarik oksigen dalam-dalam. Aah... rasanya benar-benar menyegarkan.
"Senangnya bebas dari Pak Minseok!"
Bukan aku!, itu suara dari belakangku. Aku berbalik, mendapati Eunji yang tersenyum menatapku. Ah, dia memang yang paling tahu!.
Aku tersenyum membalasnya. Sedetik kemudian Haechan datang dari arah belakang. Netraku beralih kearahnya yang kini berhenti di samping Eunji.
"Ayo Eunji!"
Heh?!. Apa dia tidak melihatku?!. Kenapa hanya Eunji yang dia ajak?.
"Chan?" Seruku super lugu, sembari mengacungkan telunjuk kewajahku sendiri. Ah, serius, itu refleks!.
"Bukannya lo bareng Sunoo?" Jawabnya.
Yaa... memang biasanya seperti itu, tapi tidak salah kan, jika dia mengajakku juga?. Maksudku, bukan hanya Eunji yang ada disini. Ah, ini cukup menyakitkan:)
"I-iya juga si..." jawabku kaku. Aku tidak tahu lagi harus jawab apa.
"Daelin, kita duluan!" Tangan Eunji menyentuh pergelanganku.
Aku mengangguk sebagai respon kemudian keduanya pergi meninggalkanku, sendiri.
Rasanya senang juga melihat mereka akrab seperti itu. Harap-harap Eunji bisa lebih dekat dengan Haechan atau pria lainnya karena selama ini dia hanya dekat denganku saja.
Ditengah aku yang termenung menunggu Sunoo keluar dari kelasnya, seseorang menepuk pundakku dari belakang membuatku sedikit tersentak kaget.
Dia, Violin.
"Belum istirahat?" Tuturnya.
"Sunoo belum keluar." Jawabku sembari sekilas menunjuk kelas Sunoo.
"Itu dia!," Violin membuatku refleks berbalik. Benar saja, Sunoo dengan wajah cerahnya berlari kecil kearahku.
Tunggu... bagaimana Violin bisa mengenal Sunoo?. Kami tidak sekelas dan aku tidak pernah menunjukkan wajah Sunoo kepadanya.
Ah... mungkin saja dia tahu dari orang lain. Atau mengenalnya secara tidak sengaja!.
"Yodah, gue duluan!"
Aku yang sempat termenung kembali terkesiap begitu Violin kembali berucap.
"Eum..." Aku mengangguk mempersilahkan."Maaf lama, ada pengumuman dari ketua kelas barusan!" Tutur Sunoo begitu sampai di sampingku.
"Nggak papa, kelasku juga telat sepuluh menit!"
"Ayo cepet, bentar lagi abis nih jam istirahatnya!"
---
"Ngomong-ngomong tadi itu sapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last | Huang Renjun
FanfictionNct Dream | Enhypen Jika mengatakan fakta sebenarnya membuatku berposisikan antara dua fakta, menjadi jawaban yang mengakhiri pencarian Renjun atau orang yang menengahi kebahagiaan Renjun dengan Violin kininya. Rasanya menampakkan kebahagiaanku dan...