Sedari pagi Sunoo sibuk terbaring malas diatas kasurnya. Hari minggu ini dia masih ingat betul akan berkunjung ke rumah Daelin karena memang sudah lama ia tidak berkunjung kesana dan mereka -Sunoo dan Daelin- baru saja memperbaiki hubungan. Tapi dalam sekejap hubungan mereka sudah kembali diberi cobaan.
Seperti kali ini, niat Sunoo yang akan berkunjung ke rumah Daelin itu harus ditunda karena ia dan Na Young harus melakukan fitting baju pengantin, tentu untuk pernikahannya nanti. Memang gila!, Sunoo kira pernikahan-pernikahan muda semacam itu hanya ada dalam film atau cerita dalam novel saja!, siapa sangka dirinya harus merasakannya pula. Sungguh tak pernah terlintas barang sedetik dibenaknya pasal ia yang akan mengalami perjodohan apalagi pernikahan muda seperti ini.
Dan Sunoo yakin, kedepannya tidak akan mudah bagi hubungannya dengan Daelin. Masalah seperti ini bukanlah masalah yang bisa mendapat maaf segampang-gampangnya ucapan!. Ini masalah hati yang diam-diam memutuskan untuk kembali pada cinta pertamanya, meskipun akal sehatnya masih menentang dan akan selalu timbul perasaan bersalah setelahnya.
Agh, Sunoo sudah tidak habis pikir lagi dengan jalan pikir Papanya yang dengan mudahnya memutuskan untuk melaksanakan pernikahannya tepat satu minggu lagi. Iya, satu minggu!. Hanya karena Ujian Tengah Semesternya yang akan dilakukan Senin depan, pernikahan itu harus lambatnya dilakukan sehari sebelum Ujian. Sunoo seperti tidak diberi kesempatan bahkan hanya untuk bernapas lega!.
Pernikahan sekaligus pertunangan yang dilakukan dalam sehari semalam!. Sangat tidak masuk di akal bagi Sunoo sendiri. Herannya lagi mereka semua bersedia menyempatkan diri untuk terburu-buru melakukan persiapan pernikahan itu!.
Sialnya, baik Sunoo maupun Na Young, tidak ada salah satu dari mereka yang dapat menentang dimalam itu!. Sudah ditegaskan sebelumnya, usul dari mereka tidak ada yang mempan dan bisa membatalkan atau hanya sekedar menunda keputusan dua kepala keluarga itu.
Tok tok!
"Sunoo, udah bangun sayang?"
Suara Nyonya Kim itu menyadarkan Sunoo dari lamunannya, yang dengan terburu-buru Sunoo bangkit dari tidurnya dan terduduk diatas ranjangnya.
"Iya bu, masuk aja!" Balas Sunoo sedikit berteriak.Tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka, menampakan wanita pertengahan tiga puluhan yang sudah segar dan cantik bahkan hanya dengan daster rumahannya.
"Hey, kok belom mandi?, udah jam delapan lho!, setengah sembilan nanti kamu harus jemput Na Young buat fitting baju!" Ujarnya, sembari menghampiri putra semata wayangnya.Sunoo melirik jam di dindingnya sekejap, sebelum kemudian kembali menatap Mamanya yang sudah terduduk disisi ranjangnya.
"Males mah!" Ujarnya tanpa pikir panjang.Nyonya Kim tersenyum tipis menatap putranya. Kemudian mengusak surai lembut putranya menjadi semakin acak-acakan.
"Mamah tau kamu masih merasa bersalah sama Daelin!"Kalimat Nyonya Kim membuat Sunoo mengangkat kepala dan menatap penasaran manik mata Mamanya itu, menunjukkan ketertarikannya pada topik yang akan Nyonya Kim bahas.
"Meskipun begitu!, bukan berarti kamu harus abai sama Na Young disana!"
"Na Young juga nggak menginginkan pernikahan ini mah!" Tegas Sunoo.
Nyonya Kim mengangguk paham.
"Mamah juga tau itu!,"
"Yang Mamah maksud itu!, kamu harus tunjukin ke dia antusiasmu sama pernikahan ini!, supaya Na Young semakin yakin kalau pernikahan ini bukanlah sebuah kesalahan!, kalian kan akan menemukan kebahagiaan kalian!, kamu dengan cinta pertamamu dan Na Young dengan orang yang sangat mencintainya!, tidak ada pihak yang dirugikan atas pernikahan ini!." Jelas Nyonya Kim.Melihat wajah murung putranya yang belum juga luntur, Nyonya Kim menghela napas samar.
"Tentang Daelin, cepat atau lambat gadis baik itu akan tahu!, dan Mamah yakin meskipun itu berat baginya Daelin akan berusaha mengikhlaskan dan menerima takdirnya!, Mamah kenal betul sosok Daelin" Lanjut Nyonya Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last | Huang Renjun
FanfictionNct Dream | Enhypen Jika mengatakan fakta sebenarnya membuatku berposisikan antara dua fakta, menjadi jawaban yang mengakhiri pencarian Renjun atau orang yang menengahi kebahagiaan Renjun dengan Violin kininya. Rasanya menampakkan kebahagiaanku dan...