11; Bullying

715 102 2
                                    

Rasa dingin menusuk tulang terasa di negara Skotlandia, dan makin terasa di Hogwarts yang dikelilingi hutan dan pengunungan. Terlihat gadis berambut pirang panjang tengah berjalan bersama seorang gadis berambut coklat, keduanya nampak berbincang-bincang, jubah hitam keduanya tersapu angin dingin dataran Skotlandia.  Hingga keduanya bertemu dengan beberapa murid tahun pertama, di sebuah koridor kosong, Cassiopeia mengangkat alis menatap kearah rombongan anak didepannya.

Terlihat seorang anak dengan rambut hitam kelam, menyirami seorang gadis dengan rambut keriting panjang dengan jus jeruk kemasan, sementara dua gadis lainnya hanya tertawa menatap mereka. Mata hijau Cassiopeia melirik dasi yang dikenakan anak-anak tersebut, merah-emas, Gryffindor, pikirnya.

"Sayang sekali Half-Blood sepertimu harus merusak darah murni seperti ini!" Ucap gadis lain berambut coklat tersebut, Cassiopeia menyeringai menatapnya. "Dan berhenti berkelakuan seperti pelacur, Malfoy!"

"Oh!" Pekik Genevieve dalam suara rendah, dia terlihat cukup kaget saat mendengar seorang Malfoy dibully di Hogwarts, "Muddy Malfoy?"

Cassiopeia mengangkat bahu, merasa situasi yang tengah terjadi itu menghibur, "entahlah." Jawabnya singkat.

"Kau tahu betapa menjijikkannya dirimu, Malfoy? Mencoba merayu semua anak laki-laki Gryffindor? Para Weasley? Dan James Potter? Anthony Finnigan? Aaron Thomas?"

"Aku tidak melakukannya, Fontaine!" Kata si gadis Malfoy membuat Cassiopeia menggeleng, tentu tidak, bodoh. Kau masih berusia sebelas tahun, siapa yang akan percaya kalau kau merayu anak-anak lelaki itu? Pikir Cassiopeia, Cassiopeia merogoh permen di sakunya dan memberikannya ke Genevieve, keduanya memakan permen sambil melihat drama yang dilakukan anak-anak tahun pertama tanpa berniat menginterupsi.

"Siapa yang percaya padamu? Kudengar Ibu mudblood-mu itu melakukan banyak upaya agar bisa menikahi Lord Malfoy? Menjijikkan!"


"That's escalated quite quickly," bisik Genevieve. Cassiopeia hanya menyeringai padanya sambil mengangkat bahu.

"Cukup, Fontaine! Kau bisa menghinaku tapi jangan pernah menghina Ibuku!" Dan Rose mencengkram rambut Fontaine dan menariknya.

Terjadilah adegan tarik menarik rambut disitu, kedua kroni-kroni gadis Fontaine mencoba memisahkan keduanya, tetapi nihil, cengraman tangan Rose Malfoy begitu erat hingga rambut coklat gadis Fontaine yang ditata rapi serta diikat oleh bando terlepas.

"Mereka sangat liar," bisik Genevieve lagi, keduanya bagaikan tengah menyaksikan opera sabun, bukanlah aksi perkelahian anak-anak berumur sebelas tahun.

"They're Gryffindors, what can you expect?" Kata Cassiopeia mengangkat bahu.

"Hei berhenti!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei berhenti!"

Suara seseorang membuat mereka berhenti, Cassiopeia dan Genevieve seketika saling melirik, keduanya buru-buru berjalan diam-diam pergi.

"Ayo ikut saya ke ruangan kepala sekolah!" Kata suara tersebut yang Cassiopeia yakini sebagai seorang Profesor, dia dan Genevieve melangkahkan kaki keduanya, buru-buru meninggalkan tempat kejadian perkara.

"Hei, misses! Tunggu!"

Keduanya kaget dan mematung, saling melirik dan berbalik,

"Ya profesor?" Kata Genevieve, "ada yang bisa kami bantu?"

"Kalian disini sebelumnya 'kan? Kenapa kalian hanya menonton mereka dan tidak memanggil profesor, prefek atau memisahkan mereka?!"

"Apa?" Cassiopeia kaget, "kami baru saja lewat--"

"Tak perlu banyak alasan. Berikan alasan kalian pada Kepala sekolah!"

"Tapi kami tidak--" giliran Genevieve yang memprotes, tapi keduanya buru-buru ditarik mengikuti para anak tahun pertama Gryffindor. "Ugh! Stupid mudblood." Desis Genevieve.

Profesor yang menarik mereka adalah Karenina Williams, seorang Muggleborn yang mengajar muggle studies.

"Black cats," ucap Profesor Williams sesaat setelah mereka berada di depan kantor kepala sekolah yang dijaga gargoyle. Mereka memasuki ruangan kepala sekolah. Cassiopeia bergumam, mengutuk si guru dan para anak-anak Gryffindor yang bodoh.

Profesor Mcgonnagall adalah seorang wanita yang suka memakai jubah berwarna hijau emerald tua, dia memiliki wajah yang penuh kerutan hasil penuaan dan tatapan mata yang tegas. Dalam sekali tatapan, dia membuat nyali Cassiopeia dan Genevieve menciut.

"Mereka ditemukan berkelahi di koridor sepi, Headmistress," kata Williams, Malfoy dan Fontaine saling memandang penuh permusuhan,

"Malfoy memulainya duluan, Profesor!" Kata Fontaine membuat Gadis Malfoy menatapnya tak percaya,

"Apa?! Kau yang menuangkan jus jeruk pada kepalaku, Fontaine!

"Siapa yang menyuruhmu menjadi sangat menyebalkan, Malfoy!"

"Kau yang menuduhku sembarangan dan menghina Ibuku!"

"Aku hanya berbicara fakta!".

"Kau membullyku duluan!"

"Kau menarik rambutku duluan!"

"CUKUP!" bentak Profesor Mcgonagall, Cassiopeia dan Genevieve menunduk, nyali keduanya benar-benar ciut sekarang.

"Tiga puluh poin dari Gryffindor karena bertengkar, dan tiga puluh poin dari Gryffindor karena berkelahi di koridor! Detensi selama sebulan bersama Profesor Williams!"  Putus Mcgonagall, Cassiopeia hanya bisa menghela napas jengkel.

"Dan kalian berdua," kata Profesor Mcgonagall lagi, "sepuluh poin dari Slytherin karena kalian tidak mau memisahkan mereka!"

"Tapi Professor, mana kami tahu kalau mereka begitu liar dan memilih berkelahi di koridor? Saya dan Cassie baru saja lewat!"

"Benar kata Genevieve, Profesor, kami berdua hanya lewat!"

Mcgonagall seketika tidak ingin mendengar alasan keduanya, dia melambaikan tangan dan meminta keduanya keluar. Genevieve dengan perasaan jengkel menarik tangan Cassiopeia dan keduanya keluar.

"Stupid Mudblood! Stupid halfbloods!"  Kata Genevieve merutuki mereka. "Lihat saja, jika aku tidak membuat kehidupan mereka sengsara, maka aku bukan seorang Selwyn!"

Cassiopeia menatap Genevieve dengan tatapan licik. Dia tahu Genevieve adalah tipe pendendam, Slytherin bukanlah malaikat, maupun kumpulan orang-orang polos, Gadis Selwyn ini mungkin terlihat ramah di luar, tapi tidak boleh lupa kalau dia juga merupakan keturunan Death Eaters, tentu ada sedikit kegilaan padanya.

***

The Blonde Beauty (James Sirius Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang