34. Daylight

356 48 0
                                    

Cassiopeia terbangun di sebuah tempat kumuh, kedua tangan dan kakinya diikat, mulutnya disumpal oleh lakban, tongkat sihirnya diambil, Cassiopeia dengan panik mencoba untuk melepaskan ikatan tersebut tapi nihil malah tangannya yang tergores dan merah-merah.

Ia ketakutan, tempat ini sangat kumuh dan menjijikkan, Ia ingin Ibunya, Ia ingin Ayahnya.

"Dad..." ujarnya dalam hati karena sejujurnya Cassiopeia ketakutan.  Dia ingin Kai.

Pria berewok berpakaian serba hitam itu datang lagi, Ia melihat Cassiopeia yang tengah menangis ketakutan dengan wajah penuh seringaian,

"Matamu sangat mirip Ibumu." Kata Pria itu, "tapi sayang, kau tidak memiliki keberanian Esmeralda sedikitpun."

Pria itu terkekeh lagi, "Esmeralda tidak akan hanya meringkuk ketakutan menangis sepertimu. Saat seusiamu, dia akan mencari cara agar bisa keluar dari sini diam-diam, tapi putrinya sangat berbeda, apa yang bisa diharapkan dari putri seorang pengecut seperti Draco Malfoy?"  Pria itu mengayungkan tongkatnya, sedetik kemudian banyak orang lain berjubah hitam dan bertopeng perak khas para pelahap maut yang Cassiopeia lihat di koran, gadis itu terbelalak kaget. Pria itu tertawa terbahak-bahak, "para teman seperjuanganku selamat datang!"

Salah satu pelahap maut datang mendekati pria tersebut,

"Mengapa kau menculik anak kecil ini, Lestrange? Dia tidak berguna lebih baik bunuh saja dia." Ujarnya, Cassiopeia kaget mendengar nama belakang itu disebut, Lestrange?

"Tenanglah, Linwood, anak ini hanyalah umpan."

"Umpan? Maksudmu?" Pria bernama Linwood bertanya lagi, Lestrange menyeringai,

"Dia adalah anak perempuan tertua Lady Esmeralda. Kau lihat saja, sebentar lagi Esmeralda akan datang mencari anaknya, setelah dia datang, baru rencana kira dimulai."

***

Esmeralda melihat para auror dan healer membawa pergi para korban, Daphne meneteskan air mata melihat Felix yang dibawa oleh Healer ke St. Mungos, lalu para teman-teman Cassiopeia berlari memeluk orangtuanya masing-masing. Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, mereka ber-apparate kembali ke manor.

Esmeralda merasa kalau dia hampir gila, tapi beruntungnya Kai selalu berada di sampingnya, menggenggam tangannya erat, menenangkannya. Airmata wanita itu berada di pelupuk matanya, tapi Kai dengan sigap memeluknya dengan erat,

"Kita akan menemukan Cassie, aku berjanji." gumam Kai mengusap pelan surai coklat wanita itu, Esmeralda menarik napas dalam-dalam, "tenangkan dirimu, Essey, kau harus kuat tak boleh panik."

Esmeralda mendongkak menatap Kai, yang begitu percaya padanya, dia sangat beruntung bisa mendapatkan pria yang begitu sangat mempercayainya.

Dia tahu, dia dan Kai saling mencintai. Bukan cinta yang mengebu-ngebu tapi cinta mereka begitu tenang, keduanya saling mendukung untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, Esmeralda tidak perlu menutupi apapun dari Kai dan Kai tak perlu menutup apapun dari Esmeralda, Kai tak menuntut Esmeralda untuk menjadi apapun yang Ia tak ingin begitupun sebaliknya, justru Kai akan mendukung Esmeralda, berada di sisinya untuk menopang sewaktu-waktu wanita itu terjatuh, bagi Esmeralda, selain ketiga anaknya, Kai adalah satu-satunya orang yang menjadi pusat dunia seorang Esmeralda Gaunt.

"Terima kasih Kai, i love you." ujar Esmeralda, Kai tersenyum lembut lalu mengecup dahi wanita itu,

"I love you too, Essey."

Mereka lalu mulai melakukan sihir untuk mencari lokasi Cassiopeia.

Esmeralda menatap lokasi yang telah mereka temukan dengan tatapan nyalang, sihir liar di dalam tubuhnya meletup-letup,

"Rabastan Lestrange mencari mati kali ini!"

Brandon yang mendengar nama pamannya disebut kaget, "Rabastan Lestrange?! Tak mungkin, Esmeralda, Paman Rabastan sudah mati saat perang dunia berlangsung!"

"Kau meyakini kalau dia mati tapi apa kau lihat dengan mata kepalamu sendiri jasadnya, Brandon?" Kata Esmeralda, "Rabastan Lestrange menghubungiku dan mengungkapkan tentang rencananya untuk membangkitkan Dark Lord."

Leo Black menatap Esmeralda dengan terkejut, "mengapa kami tak mendapatkan informasi tentang hal ini, Esmeralda?" Leo telah menjadi pelindung bagi Esmeralda sejak mereka berusia dua belas tahun, saat itu Ia adalah satu-satunya Pewaris Black dari garis laki-laki yang tersisa, pewaris lainnya, Draco Malfoy dan Brandon Lestrange berasal dari garis Ibu mereka, dan Esmeralda merupakan satu-satunya gadis dengan darah keluarga Black dari Ibunya, karena Ibu dari Nymphadora Tonks, Andromeda tak diakui, karena kutukan tentang 'setiap gadis yang memiliki darah keluarga Black dikutuk untuk mendapatkan nasib malang', Leo merasa dia harus melindungi Esmeralda, karena Leo tahu kalau kutukan itu akan berlaku bagi Esmeralda juga,

"Aku pikir dia hanya membual tentang hal itu maka kubiarkan saja."

Leo mengusap wajahnya gusar, "sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanyanya, Ia menatap Esmeralda, sementara tangan Astoria mengelus tangannya, mencoba menenangkan pria itu,

"Kita menyerang tentu saja." jawab Esmeralda datar,

"Kau gila?! Mungkin saja itu adalah jebakan!" teriak Draco tiba-tiba karena frustasi, Ia sudah sangat merasa cemburu dengan kedekatan Esmeralda dan Kai, dan sekarang dia dihadapkan dengan keputusan gila wanita itu,

"Aku setuju dengan Draco, Esmeralda." Ujar Pansy, "mungkin ini adalah jebakan, dan Cassie hanya dijadikan pancingan karena target mereka adalah kau."

"Benar kata Pansy, jangan lupakan Esmeralda, kau adalah satu-satunya yang masih memiliki hubungan erat dengan Dark Lord, mereka membutuhkan dirimu untuk membangkitkan Dark Lord kembali. Dan jika Rabastan Lestrange berambisi untuk membangkitkan Dark Lord, maka kau dalam bahaya sekarang." Jelas Blaise berdiri, mencoba berpikir waras, Esmeralda mengangguk mendengar pendapat mereka satu-persatu,

"Kalau begitu hubungi Harry Potter." Perintah Esmeralda, "katakan kita membutuhkan aurornya untuk misi kali ini."

***

A/N: how are you, guys? Kangen T.T

The Blonde Beauty (James Sirius Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang