25. Speechless

481 58 7
                                    

Draco Lucius Malfoy meminta anak-anaknya untuk mengikuti dirinya,

"Ini adalah Malfoy Manor." Kata Draco, Cassiopeia, Scorpius dan Alexander mengangguk, melihat kesegala penjuru,

"Tidak sebagus Kastil kami." Ujar Alexander, Draco menatap si bungsu, anak-anak itu memiliki rambut pirang platina yang sama dengannya, minus Cassiopeia yang memiliki mata hijau seperti Esmeralda dan Alexander yang memiliki mata biru keabuan seperti keluarga Black dan Narcissa.

"Tunggu sampai kau melihat kamarmu, Alex." Ujar Narcissa Malfoy lembut, wanita tua itu mengelus surai cucunya, "ayo naik keatas, ikuti Ayah kalian."

Mereka bertiga menarik koper dan kesusahan untuk mengangkat koper itu, Cassiopeia menatap Neneknya, "apa disini tidak ada peri rumah, Grandmama?"

"Ibu berkata kalau kita harus belajar mandiri dan tidak tergantung pada House Elf, Kak Cassie." Kali ini sebuah suara anak perempuan terdengar, mata Cassiopeia memincing saat dia melihat gadis berambut coklat bersama wanita lebih tua, keduanya memakai setelan jeans.

"Tidak ada yang bertanya tentang opinimu, Erda." Ucap Alexander memutar matanya, yang dihadiahi pukulan pelan dari Scorpius,

"Gud sein!"

"Scorp, Xan, stille!"

Mendengar perkataan Cassie, Scorpius dan Alexander yang bertengkar terdiam seketika, Cassiopeia menatap Rose dan memberinya senyum palsu, "Kami tidak bertanya padamu, dear Rose."

"Herr Malfoy, apakah di Herrenhaus ini ada Peri rumah? Jika ada bisakah kami meminjamnya? Seperti yang anda lihat, koper kami sangat berat." Ujar Cassie dengan formal, Draco merasakan hatinya ditusuk lantaran Ia tidak dipanggil Ayah oleh anak-anaknya sendiri.

"Nimpsy!" Panggil Draco, peri rumah muncul dengan bunyi POP,

"Apa yang diperlukan Master Draco?"

Draco menatap peri rumah tersebut, "tolong bawakan koper Miss Cassiopeia, Master. Scorpius dan Master Alexander ke kamar mereka masing-masing."

"Tapi mum berkata kalau kita tidak boleh menyuruh peri rumah, dad, itu melanggar hak mereka?" Kata Rose membuat mata Cassie berkedut, Cassiopeia menghembuskan nafas pelan mencoba agar tidak maju dan menarik rambut anak kecil menyebalkan itu,

"Jelas ibumu salah, Mud-- maksudku Rose. Para peri rumah harus bekerja agar sihir mereka tetap bertahan, jika mereka tidak bekerja sihir mereka akan menghilang." Jawab Cassie pelan, dia menatap Draco, "Herr Malfoy, dimana kamar saya?"

***

Cassiopeia memasuki kamar yang dibuka oleh Draco, dia terkejut dengan kamar yang menjadi miliknya, hingga mulutnya berbentuk O sempurna.


Mata Cassiopeia berkedut melihat betapa pink kamar ini. Dia merasa kepalanya berdenyut-denyut melihat warna pastel yang bertaburan, dan sangat girly, hampir mirip seperti kamar kartun Muggle yang terkenal, Barbie.

"Bagaimana? Kau menyukainya, Cassie?" tanya Draco tersenyum, "ini didekorasi oleh Hermione sesuai preferensi anak remaja seusiamu. Bagaimana? Cantik bukan?"

Cassiopeia bersumpah dia ingin mengetuk kepala Pria yang merupakan Ayah Biologisnya serta Istri pria itu tentang ke-estetikan keduanya.

"A-a-aku... a-aku..."

Cassiopeia tidak bisa berkata apapun. Dia terlalu takjub dengan ke-estetikan pasangan Malfoy tentang dekorasi kamarnya,

"K-kau... maksudku... a-anda t-tahu bukan k-kalau aku disortir ke Slytherin?"

"Tentu saja, dearest."

"Dan anda tahu bukan kalau Slytherin tidak pernah mengenakan pastel?"

Cassiopeia bersumpah, dia bisa memaafkan dan tidak memperdulikan banyak hal di dunia ini, tapi tidak dengan pastel ataupun PINK! Cassiopeia merasa matanya sakit melihat warna kamar itu yang full pink. Cassiopeia membenci warna PINK MENCOLOK SEPERTI ITU DEMI INGUS MERLIN!






The Blonde Beauty (James Sirius Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang