Anak Kecil di Pinggir Pantai #3

6.4K 623 72
                                    

Aku kembali berkonsentrasi, memanggil si Kingkong yang menjadi harapan terakhir.

"Tidak mau, Mir. Saya malas!" ucapnya saat muncul.

"Belum ditanya udah jawab duluan."

"Saya tau apa yang mau kamu tanyakan."

"Biasanya kamu kasian kalau liat anak-anak terlantar."

"Saya emang kasian, tapi malas."

"Bilang aja gak bisa."

"Masuk ke dalam Kerajaan itu tidak begitu sulit."

"Coba buktikan!"

"Saya sudah bilang malas."

"Ih, dasar."

"Kamu tunggu sebentar saja, nanti akan ada yang datang. Saya pergi dulu," ucapnya lalu menghilang.

Tak lama, terlihat kuda putih mendekat. Arahnya dari tengah laut. Kuda itu ditumpangi oleh seseorang. Namun, bukan orang yang kukenal.

"Ayah!" teriak Deri saat kudanya sudah sangat dekat.

"Deri!" Ia turun dari kuda, kemudian memeluk anaknya.

"Makasih, Mir," ucap Mang Genta lalu menghilang.

Aku memperhatikan kuda putih di hadapan. Sepertinya pernah kulihat sebelumnya. Bukankah ini kuda milik ....

"Kakek!" ucapku saat Kakek Yaman berjalan ke arahku. Di dekatnya ada banyak dayang dan pengawal kerajaan.

Kakek Yaman tersenyum padaku. "Ke mana si anak nakal?" tanyanya.

"Siapa, Kek?"

"Aku di sini, Kek!" sahut si Kingkong dari atas pohon kelapa.

"Sudah tidak perlu mengantar saya," ucap Kakek Yaman pada dayang dan pengawal kerajaan. Mereka pun memberi salam, lalu kembali ke kerajaan.

"Amir masih belum bisa merasakan kehadiran Kakek. Dasar anak lemah!" ledek Si Kingkong.

"Bukannya kakek ada di Yaman?"

"Anak nakal itu yang panggil kakek." Kakek Yaman menatap si Kingkong.

"Pantes dia males. Ternyata udah manggil kakek duluan."

"Kakek terpaksa datang, daripada nanti dia mengacau."

"Emang suka bikin kacau tuh, Kek. Marahin aja." Satu hal yang paling kusuka saat Kakek Yaman datang adalah si Kingkong tidak bisa berkutik. Kutatap Deri dan ayahnya yang sedari tadi berpelukan.

Sebuah gambaran muncul, ayahnya sedang berenang mencari bantuan. Namun, bantuan tidak juga datang. Saat ia kembali ke tempat Deri, anaknya sudah menghilang. Aku bisa merasakan bagaimana perasaannya. Sakit hati dan sangat sedih.

Ia mencoba bertahan hidup dengan mengambang di tengah lautan. Sayangnya itu tak bertahan lama. Lelah fisik maupun psikis membuatnya lemah. Sebelum bantuan datang, serbuan ombak besar sudah membawanya ke dasar lautan.

"Sudah saatnya kamu kembali," ucap Kakek Yaman pada Ayah Deri.

"Kembali?"

"Iya, dia harus balik ke kerajaan," sahut Si Kingkong.

"Loh? Bukannya kakek udah bebasin dia?"

"Kakek hanya mengantar dia bertemu anaknya untuk terakhir kalinya. Setelah itu, dia harus kembali ke kerajaan."

"Apa gak bisa tinggal sama anaknya aja, Kek."

"Tidak bisa, karena dia sudah terikat janji untuk mengabdi di kerajaan."

CERITA AMIR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang