Berteman Dengan Genderuwo

5K 652 24
                                    

Apa yang pertama ada di pikiran kalian ketika bertemu dengan Genderuwo? Pasti membayangkannya saja tidak mau, apalagi harus benar-benar bertemu.

Kebanyakan orang ketika melihat sosok ini pasti kabur. Sama denganku waktu pertama kali bertemunya dengan mereka.

Siapa juga yang tidak takut melihat sosok tinggi besar dipenuhi rambut , kuku panjang, gigi bertaring , rambut gondrong. Dan mata merah. Seram bukan?

Sebenarnya, yang membuat dia menakutkan karena dominasi warnanya hitam. Coba saja kalau diganti dengan warna hijau toska ditambah polkadot warna ungu. Pasti lebih lucu karena mirip dengan Sullivan. Salah satu karakter di film animasi Monster INC.

*kembali ke pembahasan utama*

Gimana sih rasanya berteman dengan Genderuwo?

Ya, biasa saja, sama dengan yang lain.

*

Sebelumnya, aku tidak pernah memberi nama, jin atau hantu yang coba mengikutiku. Jadi anggap saja Si Genderuwo ini bernama Tebo. Sebuah nama yang lumayan populer di tahun 2000an.

Waktu itu, aku sedang pulang dari rumah teman, sekitar jam dua malam. Mengendarai sepeda motor, melewati jalan raya di tengah persawahan.

Ketika sedang asyik mendengarkan lagu Shallow melalui earphone, tiba-tiba motorku terasa berat sekali. Biasanya, yang hobi menumpang ini jenis-jenis Miss-K atau Poci. Eh ... pas menengok ke belakang, ternyata malah Genderuwo.

Tanpa rasa bersalah, dia malah mengoyang-goyangkan motorku. Hampir saja terjatuh. Kumatikan motor, membalikan badan, lalu melotot ke arahnya.

Aku tanya apa maksudnya ini? Usut punya usut, ternyata dia adalah kiriman seorang dukun. Istilahnya senjata pamungkas dukun tersebut. Si Dukun ini dendam, karena kiriman dia ke seseorang, pernah kugagalkan.

Si Tebo ini, berbeda dengan jenis Genderuwo lain. Badannya lebih besar, dengan warna rambut agak kehijauan. Katanya sih, dia itu pemimpinnya para Genderuwo.

Sempat terjadi pertarungan seru antara penjagaku dengannya. Aku sih lebih baik nonton sambil mendengarkan lagu. Toh makhluk jenis ini sudah sering sekali singgah ke rumah.

Si Tebo pun akhirnya tumbang. Dia minta ampun, malahan ingin ikut dengaku. Dia sudah tau, ketika gagal menjalankan tugasnya, pasti akan ada hukuman. Jujur aku tidak masalah kalau dia mau ikut. Hanya saja dengan satu syarat, jangan pernah mencelakai orang lagi.

Ternyata ... si. Dukun tau, kalau Si Tebo ini mengingkari perjanjian dengannya. Dikirimlah rombongan Miss-K dan Poci beraneka warna, ditambah beberapa mantan anak buah Si Tebo.

Sebagai uji coba, kuperintahkan dia melawan mereka semua, dibantu sendikit oleh penjagaku. Akhirnya rombongan itu pun kalah dan kabur.

Aku pun memperbolehkan dia ikut sampai rumah. Urusan disimpan di mana biar nanti kupikirkan lagi.

Sampai di rumah, si Tebo malah dihalau oleh penjaga-penjaga rumah. Awalnya dia tidak boleh masuk. Setelah negosiasi cukup alot, kami pun sepakat untuk memberinya tempat di teras depan. Tepatnya di dalam sebuat lemari kayu jati yang sudah berusia hampir ratusan tahun.

*

Singkat cerita, beberapa hari kemudian, di pagi hari yang cerah. Terjadi obrolan antarku dengan kakak.

"Mir ... pas kemaren tidur sendirian di rumah, ada yang datang ke rumah tuh," ujar Kakak.

"Hah siapa, Kak?"

"Gak jelas, pokoknya badannya gede terus item semua. Dia juga ketawa-tawa di atas kamar."

"Owh, itu si Tebo yang ikut Amir kemaren. Genderuwo itu, Kak."

"Hadeh, ngapain bawa Genderuwo ke rumah, kaya gak ada pilihan lain aja."

"Ah kakak juga, sering bawa Kuntilanak Merah ke rumah."

"Lah itu kan gak tau kalau ngikut."

"Ya udah sama aja, yang penting dia gak nakal."

"Gak nakal gimana sih, dia udah ganggu tidur gitu."

"Mau kenalan kali Kak."

"Ish ... males banget."

Sampe detik ini, Si Tebo ini masih terus mengikutiku. Dia juga sering memberi peringatan, kalau ada kiriman yang datang ke rumah.

Sekarang dia malah sering jalan-jalan bareng Si Burung. Mereka menjadi lebih sering berduet untuk menjaga rumah dan menghalau kiriman dari para dukun.

SEKIAN

CERITA AMIR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang