Harusnya semalam Up, berhubung ketiduran, jadi baru bisa up pagi ini ☺️ btw nanti malam ada gerhana ya?
Happy reading. Maapken kalau udah gak bisa tiap hari Up, masih ada kesibukan di dunia nyata, jadi dunia halu agak minggir duku, tapi diusahakan nggak sampai seminggu bolong kok, mungkin yaa jadi 2-3 hari sekali up.******
"Hasying."
Bara menyusut hidungnya yang berair, sejak bangun tidur sudah bersin-bersin. Gimana gak flu, malam mandi, pagi mandi, sekarang tepar, ya meski pakai air hangat sekalipun kalau badan lagi gak fit ya drop juga, habis subuh sempat menggigil pula.
"Gak usah ke Kulonprogo." Ngomellah aku, khas Istri yang sebel karena batal rekreasi. "KO gini, makin KO nanti kalau dipaksa nyetir dan jalan-jalan."
Dan dia seperti anak kecil yang pasang wajah polos, cengar-cengir pasang tampang tanpa dosa. Pengen jitakin sampai botak deh rasanya.
"Kayak gak ada hari lain, kalau udah tahu kurang enak bodi, ya ditahan dong pengennya, kalau sakit gini, gimana coba? Enaknya sebentar, sakitnya lama." mulutku masih mengomel.
"Masa enaknya cuma sebentar Kay?"
Hadeh, berani-beraninya njawab. Absurd lagi, Bara nyengir saat tatapanku berubah kejam seperti Ibu Kos yang nagih uang bulanan.
"Diem disitu, aku mau hubungi Tika, cari dokter yang bisa dipanggil ke sini."
Bara kicep, daripada taringku makin keluar, dia lebih memilih diam bergelung selimut sambil menyusut hidungnya yang mbeler. Layanan kamar datang tak lama kemudian, membawa sarapan dan wedang uwuh. Tika merekomendasikan dokter langganan suaminya, yang bisa dipanggil kapan saja.
"Minum dulu, sama sarapan." aku membawa nampan sarapannya ke atas tempat tidur, setelah menyudahi panggilan dengan Tika. Bara menurut, hidung mancungnya terlihat memerah.
"Besok diulangi lagi ya," sindirku.
"He em."
Aku melotot, dan dia hanya nyengir, mengambil tisu dan bersin entah untuk yang keberapa kali pagi ini. Badannya panas, tapi tidak terlalu tinggi, aku belum tahu berapa suhunya karena nggak ada termometer.
"Sebentar lagi dokternya datang, kita nambah semalam aja di sini, Mas Bara istirahat, besok biar bisa balik ke Malang dengan tenang."
Dia mengangguk saja, malas-malasan menghabiskan sarapannya.
"Nggak suka?" tanyaku, ketika melihat gudeg kesukaannya hanya dimakan setengah.
"Pahit Kay."
Oh, iya juga sih, dia kan lagi sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity (Terbit)
RomanceSerendipity Usiaku 30 tahun, high quality jomblo, lalu tiba-tiba diminta pertanggungjawaban seorang Duren alias Duda keren? Aku kudu eotteoke miskah? -Kayla, kacung corporate, 30 Tahun- #1-romansakomedi (020821) #1- fiksipopuler (110821) Cover : Ay...