#08

1K 171 17
                                    


Mereka adu pukulan. Keduanya masih bertahan. Yuuji yang melihat itu menjadi tidak yakin Gojo bisa menang. Kekuatan mereka terlihat seimbang.

"Hebat juga albino ini!!"

Sukuna menyeringai dalam pertempurannya melayangkan tinju dan tendangan dengan teratur. Namun Gojo selalu melihat celah dalam serangan Sukuna.

Gojo meremas kerah Sukuna membantingnya ke tanah dengan keras. Nafas Sukuna seketika tersendat dadanya sesak. Untuk beberapa detik ia tidak dapat berkutik.

Gojo berjalan menuju juniornya, Yuuji tersenyum kecut. Mereka meninggalkan Sukuna yang terkapar di tanah.

"Ada orang yang lebih hebat dariku.. siapa albino itu?"

Di UKS Gojo menemani Yuuji, petugas UKS sedang mengobatinya. Setelah selesai bel berbunyi, pelajaran segera dimulai kembali.

"Aku akan mampir saat istirahat, jaga dirimu Yuuji"

"Terimakasih Goko senpai"

Petugas UKS menatap Yuuji sambil berdecak heran, "Apa yang kau lakukan huh? Bertengkar di sekolah sangat tidak elit!"

Yuuji hanya menunduk. Ia sebenarnya sedang berfikir tentang perkataan Sukuna terakhir. Apa maksudnya membuang anak?

Lagipula Yuuji juga dititipkan di panti asuhan saat umur satu tahun, lalu diambil oleh kakeknya. Yang Yuuji tau, kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan.

"Bu, aku akan masuk kelas saja. Terimakasih atas pengobatannya"

"Hnn.. jangan berkelahi lagi ya!"





Di kelas sedang membicarakan Rolling untuk tempat duduk. Agar semuanya dapat berbaur dengan baik...

Tapi yang jadi masalahnya Sukuna. Dia tidak mau duduk dengan Yuuji. Yang membuat aneh anak kelas justru wali kelas yang mengabulkan keinginan Sukuna itu dengan mudah.

"Kenapa Sukuna begitu sih? Bikin berantakan saja!!"

"Wali kelas juga mengizinkannya begitu saja, apa ini tidak aneh?!"

"Sudah... Mulai besok Rolling akan diterapkan, pelajaran berakhir"

"Arigatou gozaimasu sensei"

Sukuna menghadapkan badannya kearahmu tepat saat guru keluar kelas.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, sejak kapan kau dekat dengannya?"

Kamu jadi teringat kejadian kemarin membuatmu salah tingkah, "Ka-kami dekat sejak..."

"Berdiri!! konnichiwa sensei!"

Sukuna berdecak sebal, lagi-lagi jawabanmu membuatnya penasaran. Setelah memberi salam Sukuna melirikmu, "Istirahat ikut aku, jika tidak kupatahkan lehermu!"

Yuuji melirik Sukuna mendengar samar perbincangan kalian berdua. Sukuna yang peka membalas lirikan itu sambil tersenyum remeh kepada Yuuji.


.
.
.

Kamu mengikuti Sukuna saat ini, kamu membuntutinya Melawati lorong ini. Punggung Sukuna terlihat kekar dan tegap, pipimu merona membayangkan hal mesum. Disaat seperti ini sempat-sempatnya kau berpikir mesum :)

Kalian menuju taman belakang, lumayan sepi karena kebanyakan murid pergi ke kanti untuk makan siang. Sukuna berdiri di depan pohon rindang, ia membalikkan badan menatapmu datar.

"Apa jawabannya?"

You POV

Kenapa suasana ini sangat familiar? Ini seperti... Menagih jawaban atas pernyataan cinta seperti di komik!!

Tempatnya juga pas, taman belakang, dibawah pohon rindang!!

Duuh! Jantungku berdetak cepat sekarang!!

"Eum.. anu, sebelum menjawab apa aku boleh bertanya?"

Kulirik Sukuna yang mengangkat kedua alisnya seolah bertanya, "apa itu?"

"Kenapa kau menanyakan hubunganku dengan Yuuji? Apa kau me- me.. me.. me-"

"Bicara apa kau?! Aku hanya ingin tahu saja tidak lebih!!"

"Ooh~ apa kau menginginkan lebih? Kau pikir aku tertarik padamu begitu?"

Sial kenapa jadi begini sih?! Aku kan hanya tinggal jawab lalu pergi saja, kenapa jadi begini?!!

"Bu-bukan begitu maksudku.. aku-"

"Huuh.. begini, kami dekat saat dua minggu yang lalu saat Sawa tidak masuk. Sudah kan? A-aku pergi ya"

Sukuna menahan ku, kulihat seringai licik menghiasi wajah tampan itu.

"Tunggu dulu, kenapa terburu-buru begitu sih?"




Author POV

Sukuna mengikis jarak diantara kalian. Dia menggiring tubuhmu menuju pohon di belakangnya. Tepat saat punggungmu menyentuh batang pohon, Sukuna mengkabedon mu.

"Padahal kau menginginkanku bukan? Kau menjadikanku fantasi liar mu. Membayangkan kita saling bercumbu.."

"Bukankah ini momen yang tepat (nama panjangmu)~"

Sukuna menatap wajahmu yang sudah memerah, wajahnya mendekat perlahan menempelkan bibirnya di bibirmu. Lembut dan kenyal kamu rasakan bibir itu.

Sukuna memasukkan lidahnya melumat bibirmu lembut ingin lebih merasakan manisnya bibirmu. Kamu terbuai serta terbawa suasana indah bagai di komik ini.

Kesadaranmu mulai terkumpul, kamu mendorong dada bidangnya menjauh. Namun pangutan itu tidak lepas dari bibirmu. Sukuna menahan dengan kekuatannya.

"Hmm...mmnn.."

Nafasmu hampir habis, kamu menepuk-nepuk dadanya memberi kode. Sukuna akhirnya melepas pangutan itu. Lidahnya sedikit keluar menciptakan benang saliva diantara kalian.

Kamu malu, mengalihkan pandangan darinya sambil menghirup nafas. Sukuna menyeringai melihatmu.

"Sangat nikmat bukan? (Kamu)-chan~ lain kali kita lakukan lagi ya"

Sukuna pergi meninggalkanmu yang masih berusaha menetralkan detak jantung dan rona di pipimu. Itu ciuman pertamamu dengan pria.

"Manis.."








TBC.

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang