#05

1.1K 198 8
                                    

"Kemarilah jangan malu-malu~"

Mahito menepuk tempat kosong disampingnya. Sukuna tidak merasakan ada orang lain selain mereka berdua di rooftop.

Sukuna berdiri didepan Mahito datar namun tetap waspada.

Dengan gerakan kilat Mahito melayangkan pukulan di perut Sukuna. Sukuna menghindar, dia sudah menduga hal ini akan terjadi karen tiba-tiba dia dipanggil ke rooftop dengan orang yang tak dikenal. Apa lagi selain ngajak ribut?

"Heh.." Sukuna tertawa remeh

"Wah wah~ kau memiliki refleks yang bagus juga ya. Tak diragukan lagi"

Mahito berdiri santai di hadapan Sukuna mengartikan bahwa pertarungan dijeda.

"Langsung saja kukatakan maksudku memanggilmu kesini. Aku melihat potensi mu saat menghajar anak buah kami. Aku Mahito ingin mengajakmu bergabung dalam kelompok kami"

"...Tentu saja tidak semua orang mendapat tawaran langsung dariku. Kau orang terpilih, jadi bagaimana?"

"Aku tidak tertarik, sudah ya dah"

Sukuna berbalik meninggalkan Mahito. Baru beberapa langkah Sukuna dikagetkan dengan serangan dari belakang.

Mahito berhasil mengenai Sukuna, walau hanya sedikit. Sukuna menghindar lalu memasang kuda-kuda.

"Jangan langsung pergi begitu dong. Aku sudah membuang waktu kencanku hanya untukmu, masa kau meninggalkanku begitu saja"

"Sudah kubilang aku tidak tertarik. Kau tuli ya?"

"Begini saja, kita bertarung siapa yang menang akan berbuat semaunya, bagaimana?"

"Huuh.. padahal moodku hari ini tidak bagus, ditambah (kamu) yang akrab dengan bajingan itu"

"Sekarang kau menambah buruk moodku. Baiklah kita bertarung sampai pingsan, bagaimana? Ah tidak. Sampai setengah mati saja hahaha"

Mahito tersenyum mendengar Sukuna yang sudah terpancing emosi. Akan mudah melawan musuh yang termakan emosi. Itu pikir Mahito.

"Kalau sampai seperti itu... Kita tunggu sampai pulang-"

Pukulan Sukuna tepat mengenai pipi Mahito. Mahito terpental searah pukulan yang dilayangkan Sukuna.

"Gila!! Dia kuat banget"

"Aku tidak bisa menunggu sampai pulang. Sekarang saja, aku akan menyelesaikannya dengan cepat juga kok"

Sukuna menyeringai. Gairah bertarungnya mulai meluap. Sukuna mempersempit jaraknya dengan Mahito.

Sukuna terus melayangkan serangan tanpa henti tak membiarkan Mahito membalas serangannya.

"Sial!! Tau begini aku mengaja Jogo dan Getou. Kalau begini terus aku beneran mati!!"

Mahito berhasil membuat jarak. Wajah dan tubuhnya sudah babak belur. Tubuhnya bergetar kesakitan karena terus menerima pukulan kuat dari Sukuna.

Sukuna melemaskan bahunya, berjalan santai menuju Mahito. "Apa ini? Padahal tadi kau sangat bersemangat"

"Bahkan tadi aku baru pemanasan lho~"

"Pemanasan? Berlagak banget bocah ini. Apa yang harus kulakukan? Tubuhku juga sudah tidak sanggup"

Mahito berlutut memohon untuk menyudahi perkelahian yang ia buat. Ia mengaku kalah.

"Mana bisa! Kau harus bertanggung jawab atas gairahku ini Hahahaha"

Sukuna menendang Mahito. Mahito terpojok di pagar kawat rooftop. Ia sudah tidak sanggup menerima serangan Sukuna.

"Kau memilih lawan yang salah rambut pucat, jadi terimalah ini sampai kau ping-"

Mahito tergeletak pingsan, ia sungguh tidak sanggup menerima serangan kuat Sukuna. 

"-san. Cih membosankan"

Sukuna meninggalkan Mahito dan kembali ke kelas.

.
.
.

Pelajaran berlangsung tenang. Kamu duduk dengan Sawa sebagai kelompok fisika.

Pintu tiba-tiba dibuka keras, terlihat guru BK dengan wajah marahnya memasuki kelas. Dahinya berkerut pandangannya meneliti seluruh murid.

"Permisi Bu saya mencari anak yang bermasalah di kelas ini"

"ANAK YANG BERNAMA RYOMEN SUKUNA SILAHKAN KE RUANG BK SEKARANG!!"




TBC.

Vote~ vote~ 🤞

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang