#23

565 99 12
                                    

Sukuna menaruh sumpitnya, ia bersendawa setelah selesai makan. Walaupun butuh waktu lama ia menghabiskan makan malamnya ini.

"Huh!! Mereka pikir kalau makan ikan di ruang gelap gini akan mati tersedak duri? Dasar!"

Kamu menatapnya datar, pantat mu sudah pegal menunggunya makan dan sekarang dia malah mengumpat terus.

Tatapan Sukuna menjadi serius, ia ingin memulai pembicaraan seriusnya. Refleks mata kantuk mu menjadi segar melihat kesungguhannya yang ingin menyampaikan sesuatu yang sepertinya penting.

"Apa kau tau siapa Geto itu?"

Kamu mengangguk, "Maksudku bukan Geto yang menjadi senpai mu, tapi Geto. Geto yang asli"

Dengan ragu kamu kembali mengangguk, "Benarkah? Kalau begitu siapa dia?"

Kamu menatap mata Sukuna yang menatapmu tajam, ia serius bertanya padamu. Tak bisa mengelak terlalu lama, kamu memutuskan menceritakan sedikit apa yang kamu ketahui dari kakek Ryuu tentang Geto.

"Lalu? Kau biasa saja saat tau dia mafia? Apa kau tahu pekerjaannya sebagai seorang mafia? Apa kau tak pernah berpikir bagaimana bisa ayahmu dan Geto bisa bertemu? Apa kau tak berpikir  sapai situ?"

Kamu terdiam, jantungmu berdebar tak karuan. Rasa tak nyaman setelah mendapat pencerahan dari Sukuna. Bagaimana bisa tak terpikirkan sampai sana? Mafia... Dan perjudian..?

Kamu menatap Sukuna, kalian saling bertatapan. "Ayo kita keluar bersama!"

"Apa maksud.."

"Kau sudah pasti akan dibuang suatu saat. Walau sekarang sikapnya masih baik-baik saja padamu, tapi tidak ada yang tahu perasaan seorang mafia sepertinya!"

"Mungkin saja dia juga yang menjebak ayahmu karena dia ingin mempermainkan mu. Otak anak yang sedari kecil mengurus bisnis ilegal sepertinya sudah pasti sangat licik!"

Pikiranmu memutar balik ingatan saat bertemu Geto dan saat momen bersama ayah mu. Debaran jantung mu semakin kencang, perasaan takut dan gelisah menyelimutimu.

"Tunggu..." Kamu menatap Sukuna curiga

"Bagaimana kau bisa tau Geto menjalankan bisnis ilegal? Kau berkata seolah-olah sangat tahu tentangnya"

Sukuna memalingkan wajahnya, ia kelepasan. Ia kembali menatapmu, "Dengar. Yang terpenting sekarang adalah.. aku akan keluar dari sini kau mau ikut bersamaku?"

Kamu menatap mata Sukuna, tak terlalu nampak sorot mata merahnya. Namun ekspresi wajahnya tidak bohong, dia serius ingin mengajakmu keluar dari sini. Kamu mengangguk pelan.

"Apa kau punya caranya? Tapi bagaimana kalau dia mencari kita saat keluar nanti.. lalu membunuh kita?"

"Tenang saja, kekuatanku yang sesungguhnya akan ku tunjukkan di luar. Yang pertama harus dilakukan adalah keluar dulu dari sini dengan selamat"

💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢

Sawa menyikut lenganmu, kamu menatapnya terkejut. "Kau kenapa sih seharian ini bengong, ada masalah apa? Mau cerita?"

Kamu menggeleng dengan senyum kecut. Perkataan Sukuna tentang Geto yang menjebak ayahmu memenuhi pikiranmu dari pagi. Walau itu hanya dugaan, tapi tetap saja terpikirkan. Pelajaran hari ini pun tak ada yang masuk di otak hanya lewat seperti angin.

"Haa..."

Entah helaan nafas yang ke berapa kalinya.

"Hei sepertinya selama kita jalan, ada yang mengikuti deh"

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang