#27

490 85 8
                                    

Kamu menatap Sukuna yang menatap ketanah sambil dahinya mengkerut. Terlihat raut wajahnya dari samping yang nampak emosi saat membicarakan hal ini.

Tanpa sadar kamu mengelus pundaknya, dengan cepat kamu menarik tanganmu saat sadar. "Maaf.."

"Kita bahkan sudah melakukan kontak fisik lebih jauh daripada hanya mengusap punggung, kenapa minta maaf?"





Pelukan tiap malam itu selalu Sukuna bahas membuatmu malu jika mengingatnya. "Kau sangat senang ya membahas itu sekarang?!"

Sukuna hanya terkekeh sebentar, wajahnya kembali muram. Ini saatnya kamu harus meluruskan sesuatu tentang Sukuna dan Yuuji.

"Sukuna, apa kau tak penasaran dengan siapa aku melaporkan Geto? Aku tak sepemberani itu untuk melakukannya seorang diri. Apa kau tak penasaran?"

Sukuna diam, menatapmu dengan lama. Kemudian memalingkan wajahnya darimu. "Yuuji kan?"



Kamu mengangguk, "Kalau sudah tahu, kenapa tak berterimakasih padanya? Dia banyak membantuku, di kantor polisi juga dia berisik tentang keselamatanku dan..."

"Diam!!"

Atmosfer kembali tak bagus, Sukuna kembali memasang wajah marahnya. "Jangan membicarakan bocah itu di depanku!!"

"Dia terus membohongimu dengan alasan kakeknya! Dia tak bersungguh-sungguh membantuku dan kamu dari Geto! Jadi berhenti menganggapnya tulus"




Sukuna bangkit pergi meninggalkanmu tanpa kata perpisahan. Dia pergi begitu saja, perasaannya sangat sensitif jika membicarakan kembarannya. Sukuna butuh waktu untuk memahami situasi ini.

"Kasihan Yuuji..." Kamu bergumam setelah sosok Sukuna hilang dari pandangan







Kamu memutuskan pulang karena ini sudah larut. Namun langkahmu terhenti, sosok familiar berada di depan sana menunggumu. Sepertinya dia sedang menatapmu dibalik kacamata hitamnya.

Sosok tinggi dengan pakaian hitam mendekati mu yang menatapnya terpaku.

"Kita bertemu lagi... Nona"

"Kau sudah membuat keputusan yang tepat, aku sangat senang atas keputusan bijak yang nona (name) ambil"

Wajah pria itu tak terlihat, ia memakai kacamata hitam dan masker, wajahnya tertutup sempurna. Ditambah lagi ia memakai topi. "Terimakasih atas bantuannya. Tapi, sebenarnya kamu itu siapa?"

Pria itu diam, tangannya yang panjang tiba-tiba merangkul pundakmu. Wajahnya berada tepat disamping wajahmu. Terlihat samar matanya yang menyipit karena tersenyum, bulu kuduk mu berdiri.




Ia menempelkan telunjuknya di depan bibir. "Sshh.. jangan beri tahu siapapun. Namaku adalah mo-ji-ro"

Kamu menatap aneh sekaligus takut dengan pria ini. Entahlah, insting bertahan hidup mu mengatakan dia orang yang membuatmu terancam atau teman. Ia terlihat abu-abu.






Mojiro melepas rangkulannya, kembali berdiri berhadapan denganmu. "Apa tujuanmu membantu ku?"

Mojiro mengangkat bahunya, "Entahlah... Bisa dibilang melakukan hal yang harus dilakukan"

"Aku hanya orang yang ingin membantu kok, tenang saja. Aku serius soal yang tadi lho~ jangan beritahu siapapun soal namaku. Nah kalau begitu aku pergi~"

Kamu menahannya, "Tunggu! Setidaknya biarkan aku membalas budi atas bantuanmu"

Mojiro sedikit berpikir, ia menyerahkan kartu nama dari sakunya. "Kalau ada waktu senggang, hubungi aku. Nanti kita akan membicarakan balas budimu itu"

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang