#30

475 84 14
                                    

Sukuna menatap lurus keluar jendela dari ruangan VIP lantai lima ini. Sesekali melirikmu yang keadaannya masih sama seperti 15 menit yang lalu, menutup mata dan bernafas teratur.

Cklek

Pintu dibuka, ibumu bersama adik mu Jira masuk kedalam. Wajah mereka aneh, terlebih perubahan wajah ibumu yang tadinya tersenyum cerah pada Sukuna, sekarang terlihat seperti sedang gelisah.

"Nak Sukuna, bisa kita bicara" ibumu memberi isyarat, kemudian duduk di sofa hijau panjang itu.

Sukuna duduk dengan berjarak dari ibumu dan Jira, keheningan yang cukup lama diantara kalian. Sukuna mengerti kenapa sikap mereka berubah begini.

"Kalian sudah membaca artikelnya ya? Heh..."

Sukuna terkekeh miris, ia menunduk malu menampakkan wajahnya. Keheningan kembali terjadi, namun tak lama ibumu membalas perkataannya.

"Aku mengerti posisimu sekarang nak. Tapi, aku juga memiliki anak-anak yang harus ku jaga disini... Aku tak bisa membantumu, maaf"

Senyuman miring Sukuna tampakkan untuk mengasihani dirinya sendiri. Ia tau ini tak akan berhasil, tapi setidaknya ia sudah mencobanya jadi rasa penasaran tidak lagi mengganjal dalam hatinya. Dan ia juga tau dengan jelas maksud perkataan ibumu barusan, yang membuat hatinya merasa berat menerimanya.

Sukuna mengerutkan dahinya, menyiapkan dirinya sebelum mengatakan hal terakhir pada ibumu sebelum ia meninggalkan tempat ini. Ia menatap ibumu, wajah ibumu terlihat tak tega namun ia tidak ada pilihan lain. Sukuna menatap lekat mata wanita paruh baya di hadapannya dengan percaya diri.

"Kalau begitu izinkan saya untuk bertemu (name) terakhir kalinya untuk menyatakan perasaan saya. Sebenarnya saya juga masih bingung, tapi dengan berjalannya waktu saya pasti akan menyadari perasaan saya ini. Jadi, izinkan saya menemuinya terakhir kali"

"Setelahnya....." Sukuna memalingkan pandangan, ia tak sanggup mengatakannya

"...saya tidak akan muncul lagi dihadapannya"

Ibumu terdiam, merasa iba pada Sukuna. Ibumu menggenggam tangan berurat Sukuna. Pandangan keduanya saling bertaut. "Kamu anak yang baik, kamu pasti akan menemukan jalan keluarnya. Dan terimakasih atas kepedulian mu saat itu yang datang ke rumah kami. Jika saja saat itu kau tidak datang, mungkin saja keadaannya lebih buruk dari sekarang"

Senyuman lebar tercetak di wajah ibumu, "Terimakasih banyak, nak Sukuna"

Sukuna tersenyum kecut lalu memalingkan pandangannya.

💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢

Tudung Hoodie itu dipakai untuk menutupi wajahnya. Sukuna berjalan tak nentu arah, ia tak tahu harus pergi kemana. Ia hanya berjalan lurus kedepan di malam yang dingin ini.

Duk

Kepalanya terpentok pintu restoran mie. Sukuna menatap tajam orang yang membuka pintu tanpa melihat itu. Itu Yuuji.

"CK!"

"Oi tunggu! Suk- maksudku kakak"

Langkah Sukuna terhenti, Yuuji memanggilnya kakak?

"Huh!" Sukuna berbalik menghampiri Yuuji yang menatapnya khawatir. Sukuna tau jelas Yuuji memanggilnya karena alasan apa.

"Kakak? Otak mu rusak huh?!"

"Kita kan memang kembar bersaudara. Hanya saja kau lahir lebih duku dariku, jadi kau kakaknya"

Dahi Sukuna sudah berkerut makin berkerut, "Kau- Sial! Beruntung kau hari ini"

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang