#11

905 164 13
                                    


Langkah kaki yang panjang memasuki ruangan bernuansa Jepang kuno itu. Diliriknya sang ayah yang tengah berbaring lemah dengan infus dan obat-obatan yang berada di nakas.

Dia mendekat duduk di sampingnya sambil menatap datar. "Bagaimana perkembangannya?"

Antek dari pria tersebut menjawab dengan sopan, "Beliau semakin memburuk tuan, satu jam yang lalu dokter sudah memeriksanya. Katanya pendarahan itu membuat beliau kehilangan darah sangat banyak. Membutuhkan waktu yang lama untuk pemulihan beliau tuan"

Sukuna hanya mendengarkannya tanpa membalas. Ada amarah dalam hatinya melihat ayah angkatnya diserang saat ia sekolah dua hari yang lalu. Sukuna berdecak sebal lalu meninggalkan tempat itu.

"Kau sudah tau siapa pelakunya?"

"Dugaan sementara adalah musuh bebuyutan yang sering mencoba melukai beliau, GI"

Sukuna berbalik, "Ha?"

"GI adalah pesaing kita dalam penjualan barang ilegal dan narkoba tuan"

Lagi-lagi Sukuna berdecak sebal. Karena ayahnya yang diserang dua hari lalu itu, sekarang ia harus memegang ahli bisnis ilegal keluarga Ryomen. Hitung-hitung sebagai evaluasinya kelak setelah lulus. Namun ini sangat membebaninya.

"Oi Mojiro, apa kenaikan kelas masih lama?" Sukuna bertanya kepada anteknya yang membuntutinya

"Saya rasa masih sangat lama, ada apa tuan bertanya tentang ini? Apa tuan ingin segera lulus lalu menjadi penerus beliau?"

"Tidak, aku hanya tidak sabar saja naik kelas dua...."

Seringai licik nampak di wajahnya, "...kemudian menjalankan rencana itu"

💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢💢


Sawa datang menghampirimu, "(kamu)-chan, apa kau tidak tidur lagi tadi malam? Penampilanmu sangat buruk. Apa terjadi sesuatu tadi malam?"

Kamu menggeleng sembari memberi tanda ok. Matamu sedikit membengkak serta lingkaran matamu yang mulai nampak jelas. Semalam kamu menangis saat menonton drama. Awalnya kamu ingin menghibur diri dari kekalahan mu dengan menonton, tapi film yang ditonton mengandung bawang yang membuatmu nangis sesenggukan. Bahkan alurnya saja masih berputar di kepalamu.

"Aku habis menonton film semalam, kau tahu? Film itu sangat menyayat hati penontonnya. Bahkan aku saja terhanyut seperti itu semalam"

"Ku kira ini perbuatan ayahmu (kamu)-chan.."

Wajahmu seketika berubah menjadi lesu dengan senyuman kecut. Jika berkaitan dengan ayah entah kenapa perasaan aneh kamu rasakan. Entahlah apa namanya itu, yang jelas kamu tidak suka.

"Sudahlah.. oh iya, Sawa-chan aku ingin bercerita padamu, tapi jangan kasih tau siapapun ya janji?"

Sawa mendekat lalu mengangguk. Kalian duduk di tempat kalian lalu mulai membicarakan gosip hangat yang berada di sekolah. Pembicaraan itu terus berlanjut hingga merembet ke Sukuna.

"Kalau dipikir-pikir, Sukuna sudah tidak pernah mengganggu mu lagi ya?"

"Eh? Iya juga ya... Aku sampai tidak sadar sangking tenangnya kehidupan sekolahku"

Kalian menatap Sukuna yang memejamkan matanya sambil menyender di kursinya. Tangannya dilipat di depan dada serta kaki yang dinaikkan diatas meja.

Twin Brother [ Itadori Yuuji × Reader × Sukuna ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang