Iya, Lisa akui, ia memang telah mengucapkan kebohongan dengan berkata bahwa ia memiliki seorang kekasih. Semua itu hanya merupakan karangannya saja, sebab ingin diperlakukan seperti para remaja seusianya. Bukan terus dimanjakan layaknya anak-anak oleh keenam abangnya. Lisa juga ingin menunjukkan pada mereka semua, bahwa ia mampu bersikap dewasa sebagaimana mestinya.
Tapi, sial... Lisa sungguh tidak menyangka kalau Seokjin akan menyuruhnya untuk membawa pacar-nya ke rumah guna berhadapan dengan mereka. Gawat. Bagaimana ini? Lisa tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya bahwa ia telah berbohong. Pasti semua abangnya itu akan menertawakannya. Apalagi si menyebalkan Taehyung yang mungkin akan mengejeknya sampai sepekan penuh.
Gadis itu kemudian mengusap pipi basahnya dan menjawab yakin meski dirundung keresahan. "Y-ya, baiklah. Minggu depan aku akan membawa pacarku kesini. Tapi kalian semua harus janji untuk tidak terus-terusan memerlakukan aku seperti bayi. Kalian harus memberikan aku sedikit kebebasan, karena aku juga bisa menjaga diriku sendiri dengan baik. Bagaimana?"
"Kalau begitu, kau juga harus membuktikan pada kami kalau kau memang benar-benar sudah besar bukan hanya dari segi usia, tapi juga sikap dan perilakumu," jawab Seokjin.
"Oh, tentu saja." Lisa mengangguk pasti. "Bukankah dengan memiliki seorang pacar, aku sudah bisa dipandang sebagai gadis dewasa?"
"Memiliki pacar bukanlah suatu jaminan untuk bisa bersikap dewasa," ujar Namjoon.
Taehyung mengangguk setuju. "Buktinya, kami sudah dewasa tapi tidak punya pacar."
Ucapan Taehyung tersebut sontak mengundang death glare dari kelima abangnya yang lain. Dasar, pikir mereka. Membuat harga diri jatuh saja!
Ibaratnya, kehadiran Lisa dalam keluarga ini merupakan bonus yang diberikan Tuhan. Kalau tidak ada Lisa, mungkin Taehyung lah yang akan menempati posisi sebagai anak bungsu yang paling dimanja.
Taehyung hanya tersenyum kaku disana. Sejahil-jahilnya ia terhadap si adik, namun tetap saja ia akan merasa ngeri jika ditatap seperti itu oleh abang-abangnya.
"Aku tidak akan bisa bersikap dewasa, kalau kalian bahkan masih memerlakukan aku seperti anak-anak!" ucap Lisa, gemas sekali. Kenapa para kakaknya itu tak juga mengerti, sih?! "Pokoknya, aku tidak mau menunjukkan pacarku pada kalian semua, jika kalian tidak berjanji untuk bisa memberiku sedikit kebebasan!"
"Memangnya kebebasan seperti apa yang kau inginkan?" tanya Yoongi, lelah. Melihat adiknya yang keras kepala seperti ini, seakan mengingatkannya pada dirinya sendiri. Hah...
"Aku tidak ingin minum susu lagi. Seokjin-Oppa tidak boleh memeriksa gadget-ku lagi. Yoongi-Oppa tidak boleh membaca buku diary-ku lagi. Hoseok-Oppa tidak perlu membelikanku dalaman lagi. Jimin-Oppa tidak perlu menungguiku lagi. Taehyung-Oppa tidak perlu mengantarku sampai ke dalam kelas lagi. Dan Namjoon-Oppa tidak perlu mengatur jam tidurku di akhir pekan karena aku juga ingin menonton drama romantis yang aku inginkan. Pokoknya, aku ingin diberi sedikit kebebasan dalam menjalani hidupku! Punya pacar, dan bisa berteman dengan siapapun, selama menurutku itu baik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess and Seven Heroes | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Semua orang berkata bahwa Lalisa adalah gadis yang beruntung karena memiliki enam pahlawan dalam hidupnya ; Seokjin yang menduduki posisi CEO dalam perusahaan, Yoongi si produser musik, Namjoon si dosen muda, Hoseok si pemilik sekolah tari, Jimi...